Reporter: Pratama Guitarra, Marantina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Maraknya penggunaa ponsel pintar yang memudahkan orang mengakes internet, meredupkan bisnis warung internet (warnet). Namun, jika pandai memanfaatkan kecanggihan teknologi, pemilik usaha warnet bisa tak tergerus teknologi.
Seperti yang dilakoni Andi Purwadi di Surabaya, Jawa Timur. Ia mendirikan usaha CRACK-Net pada 2011 dengan mengusung konsep hybrid net & cafe. Menggabungkan konsep bisnis warnet, game dan model kafe. "Jadi, ada kafe di dalam warnet yang menjual makanan dan minuman. Juga menawarkan game-game online terbaru," paparnya.
Satu gerai CRACK-Net berisi minimal 15 unit komputer. Tarif penggunaannya Rp 5.000 per jam.
Andi menilai, bisnis warnet plus cafe masih berprospek bagus. Pelanggan yang sedang sibuk, tidak perlu repot keluar, jika ingin makan atau minum. Usaha semacam ini juga masih sangat dibutuhkan, terutama di daerah.
Lantaran konsep ini banyak diminati, Andi membuka peluang kemitraan sejak Desember tahun lalu. Kini, sudah ada lima gerai CRACK-Net, yang tersebar di Surabaya, Nganjuk, Kediri, Mojokerto dan Kalimantan Utara. Satu gerai milik pusat, sisanya kepunyaan mitra.
Berminat menjajal usaha ini? CRACK-Net mengemas dua paket investasi. Pertama, paket senilai Rp 60 juta, dengan luas ruangan minimal 100 meter persegi (m2). Mitra akan mendapatkan 16 unit komputer, meja, banner, brosur, dan AC.
Kedua, paket Rp 120 juta, dengan luas ruang 150 m2. Berbeda dengan tipe pertama, paket ini mendapat 21 unit komputer, plus ruang kafe. "Saat ini semua mitra mengoperasikan warnet plus kafe," ujar Andi.
Balik modal setahun
Mitra diperkirakan bisa mengumpulkan omzet sekitar Rp 400.000 hingga Rp 700.000 per hari, tergantung jenis paket usaha. Artinya, dalam sebulan, mitra bisa mengantongi omzet Rp 12 juta sampai Rp 21 juta.
Jika, target laba bersih sebesar 50% tercapai, mitra dapat balik modal sekitar setahun. "Hasilnya tergantung lokasi. Kalau lokasi didekat sekolah, mungkin sudah bisa balik modal dalam setahun," papar Andi.
Pihak pusat menggaransi kerusakan setiap komputer di gerai mitra. Kata Andi, CRACK-Net menyediakan satu teknisi untuk memantau kelayakan komputer selama masa kerjasama. Pusat juga akan mengutip biaya royalti 3% dari omzet bulanan mitra.
Pengamat waralaba, Pietra Sarosa menilai, pasar untuk warnet sudah tidak sebesar dulu. Namun, untuk kota-kota kecil, bisnis ini masih menjanjikan."Orang hanya sesekali datang ke warnet, mungkin untuk mencetak hasil ketikan. Makanya, pebisnis warnet bisa meyediakan jasa percetakan untuk tambahan penghasilan," paparnya.
Lanjut Pietra, segmen pengguna internet dan game online sejatinya berbeda. Itu sebabnya, pemilik usaha harus mencari cara supaya bisa menjawab kebutuhan masing-masing segmen. “Kalau pengguna internet mau browsing butuh ketenangan, beda dengan game onliner yang lebih suka main beramai-ramai dan pasti menimbulkan kebisingan,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News