Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Johana K.
BAGI Anda yang memiliki hobi memelihara burung, layaknya bisa bertandang ke sentra pembuatan sangkar burung di Desa Talok, Kecamatan Turen, Malang, Jawa Timur. Mayoritas penduduk desa ini berprofesi sebagai pembuat sangkar burung, meski ada juga yang sebagian menjadi pedagang.
Usaha ini sudah mereka tekuni tahun 1980-an. Lantaran menjadi sentra produksi, harga jual sangkar di tempat ini bisa lebih murah dibandingkan harga jual sangkar yang sudah sampai di toko penjualan sangkar burung.
Untuk mencapai lokasi ini Anda bisa melewati jalur dari Jalan Mayjen Sungkono, Malang dan dibutuhkan waktu satu jam menggunakan kendaraan pribadi. Saat KONTAN mengunjungi sentra ini, tampak beberapa perajin tengah memasukkan sangkar burung ke dalam rumah agar tidak terkena hujan. Sebab, sangkar yang terkena hujan akan cepat rusak.
Rudi Hanto, salah seorang produsen sangkar burung mengaku, bebeapa perajin sangkar di desa ini sudah jatuh ke generasi kedua, termasuk dirinya yang mewarisi usaha ini dari sang ayah. "Ayah saya sudah memproduksi dan menjual sangkar burung sejak tahun 1980-an," ujarnya.
Hingga saat ini, total ada sekitar 50 perajin yang menekuni usaha pembuatan sangkar burung. Untuk melayani permintaan, beberapa pengusaha sangkar burung mempekerjakan karyawan. Rudi sendiri mempekerjakan empat orang perajin sangkar burung.
Dengan dibantu empat karyawan, ia bisa membuat 120 sangkar burung per bulan untuk dijual ke supplier di Mojokerto dan Tulungagung. Sangkar burung buatannya sangat beragam, mulai dari sangkar burung kenari, murai, perkutut dan lainnya.
Harga sangkar burung itu dibanderol beragam tergantung ukiran, warna dan ukuran. Untuk sangkar burung mentah yang belum di-finishing dihargai mulai Rp 10.000 hingga Rp 400.000 per sangkar. Sedangkan sangkar burung yang sudah finishing dibanderol Rp 70.000 hingga jutaan. Diperkirakan omzet yang diperoleh selama sebulan mencapai Rp 12 juta hingga Rp 24 juta.
Tidak jauh dari rumah Rudi Hanto, ada juga usaha pembuatan sangkar burung milik Hasanudin. Sudah menjalankan usaha sejak tahun 1990-an, Hasan sepenuhnya menggantungkan ekonomi keluarga dari usaha ini. “Karena dari dahulu disini banyak yang pelihara, jadi bapak kepikiran untuk usaha sangkar burung,” ucap Vanda Sistian, anak Hasan yang turut membantu usaha ini.
Vanda mengaku, ia dan ayahnya sangat mengutamakan kualitas karena semua sangkar burung buatannya dikirim langsung ke toko penjualan sangkar burung di Bandung, Jawa Barat.
Untuk proses produksi, Hasan menggunakan kayu jati dan mahoni. Harga yang dibanderol mulai Rp 800.000-Rp 1 juta. Dalam waktu 10 hari, Hasan dapat membuat 240 sangkar burung. n
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News