Reporter: Elisabeth Adventa, Teodosius Domina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Booming media sosial mendorong beragam kreativitas untuk mengeruk fulus. Salah satunya di sektor pariwisata. Kini, bermunculan destinasi wisata baru yang merupakan prakarsa warga setempat alias mandiri.
Lewat media sosial, mereka mempromosikan tempat wisata lokal baru itu. Gayung bersambut, lantaran banyak orang haus akan tempat berkelana atau objek wisata anyar. Salah satu destinasi wisata lokal baru adalah Gua Pancur yang terletak di Pedukuhan Gasong, Desa Jimbaran, Kayen, Pati, Jawa Tengah.
Sekelompok pemuda-pemudi yang menamai diri Gasong Community mengemas ulang gua yang ditelantarkan cukup lama. "Ditinggal pemerintah sejak 1998, semua fasilitas rusak," ujar Ahmad Najib, Ketua Gasong Community.
Mereka menghidupkan lagi lokasi wisata yang mati suri itu. Para pemuda-pemudi membersihkan lahan secara swadaya, setelah mendapat izin dari Dinas Pariwisata setempat. Setelah kerja bakti selama satu bulan, wajah Gua Pancur kembali bersih.
Pengunjung mulai berdatangan. Terlebih orang-orang muda ini gencar berfoto dan memamerkan keindahannya di media sosial. "Saat ini, pada hari-hari biasa ada sekitar 300-400 pengunjung. Di hari Minggu bahkan mencapai 1.000 pengunjung," tutur Ahmad.
Ini tentu menghidupkan roda ekonomi warga, bahkan daerah sekitar. Dari yang sama sekali tak ada transaksi dagang, kini ada sekitar 13 pedagang dengan kios semi-permanen di sana. Bahkan di akhir pekan, ada tambahan 12 pedagang dengan gerai portable. "Tujuan kami memang menghidupkan lagi potensi wisata dan ekonomi yang lama mati suri," ujarnya.
Berbeda dengan Gua Pancur yang mati suri, di Kulon Progo, Yogyakarta, warga Dusun Kembang, Girimulyo, menyulap sebuah kebun menjadi objek wisata yang kini sedang hits di kalangan orang muda. Kebetulan, di area kebun tersebut ada air terjun. Objek wisata baru di Kulon Progo ini bernama Kedung Pedut.
Sarija, Kepala Pedukuhan Dusun Kembang mengungkapkan, awalnya, objek wisata ini adalah kebun warga. Lantas, mereka memodifikasinya agar pengunjung bisa dinikmati keindahannya. Di sini, pengunjung pun bisa menikmati segarnya air terjun, berenang, hingga bermain flying fox.
Kelompok Karang Taruna Bukit Putra Mandiri di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta juga mengeksplorasi kawasan gunung api purba di daerah itu menjadi wahana wisata baru.
Mereka bahkan merancang berbagai kegiatan wisata, seperti educational tourism, culture tourism, adventure tourism, agro tourism, green tourism, belanja, dan spa. “Para wisatawan tinggal pilih sesuai kebutuhan dan keinginannya," jelas Sugeng Handoyo, Ketua Karang Taruna Bukit Mandiri.
Dengan fasilitas yang cukup, paket wisata kawasan ini ditawarkan mulai harga Rp 55.000 untuk paket camping, hingga Rp 300.000 bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan matahari terbit dan tenggelam.
Paket ini mampu menarik banyak pelancong dalam dan luar negeri. Setiap hari, lebih dari 100 wisatawan datang. Jumlah ini selalu meningkat saat akhir pekan dan libur sekolah. “Wisatawan asing yang ke sini biasanya dari Eropa,” ujar Sugeng. Selain jadi penggerak ekonomi di daerah sendiri, secara mandiri warga menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News