Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA Dalam beberapa tahun terakhir, lanskap bisnis startup teknologi mengalami masa yang penuh tantangan, yang sering disebut sebagai “tech winter”.
Partner East Ventures, Melisa Irene mengatakan, periode tersebut ditandai dengan ketatnya penggalangan dana dan inflasi yang persisten.
"Fenomena ini mendorong startup untuk beralih ke model bisnis berkelanjutan yang berfokus pada peningkatan profitabilitas," kata Melisa kepada Kontan.co.id, Jumat (20/12).
Baca Juga: Kilau Startup di Indonesia Semakin Meredup, Apa Saja Penyebabnya?
Menurutnya, fenomena ini telah mengubah sentimen investor secara signifikan. Saat ini, investor mencari startup dengan fundamental keuangan yang kuat, strategi pertumbuhan yang jelas, dan potensi untuk menghasilkan keuntungan jangka panjang.
"Investor mencari startup yang fokus pada pengembangan dan pertumbuhan bisnis dan memiliki fundamental keuangan yang kuat sehingga tetap bisa mencetak profit pada akhirnya," katanya.
Melisa menekankan bahwa meningkatnya selektivitas dalam pendanaan tidak berarti dana investasi atau dry powder tidak tersedia.
Baca Juga: Startup Seret Pendanaan, Airlangga Masih Pede Target 61 Unicorn Indonesia Tercapai
Terlepas dari hal tersebut, East Ventures masih mencatat aktivitas investasi yang relatif aktif selama periode ini.
East Ventures berkomitmen untuk mendukung para founder yang mampu mencari solusi akan tantangan di masyarakat dan pada akhirnya menciptakan dampak positif.
"Kami berusaha untuk melihat lebih jauh dari sekadar angka, kami percaya untuk dapat melihat bagaimana investasi ini juga dapat diubah menjadi nilai dan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat," katanya.
Selanjutnya: Kementerian Perumahan Kaji Pasokan Jargas untuk Program 3 Juta Rumah
Menarik Dibaca: RAAM Optimistis Bisa Membesarkan Bisnis di Tahun 2025, Ini Alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News