kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.536   -81,00   -0,49%
  • IDX 6.947   48,81   0,71%
  • KOMPAS100 1.007   5,98   0,60%
  • LQ45 779   3,90   0,50%
  • ISSI 222   1,96   0,89%
  • IDX30 403   1,81   0,45%
  • IDXHIDIV20 475   0,79   0,17%
  • IDX80 114   0,63   0,56%
  • IDXV30 116   0,54   0,46%
  • IDXQ30 131   0,01   0,01%

Bahan baku legging dari Bandung (2)


Selasa, 15 Desember 2015 / 15:22 WIB
Bahan baku legging dari Bandung (2)


Reporter: Merlina M. Barbara, Rizki Caturini | Editor: Tri Adi

Sentra penjualan dan produksi legging di Plumpang Semper buka sejak 8 pagi hingga 8 malam.  Bahan baku produksi diambil dari pabrik legging di Bandung dan Jakarta. Kebutuhan kain tekstil para produsen tergantung dari banyaknya pesanan yang datang. Biasanya pesanan ramai di awal tahun hingga jelang Lebaran.

Sentra penjualan legging di Jalan Raya Plumpang Semper, Jakarta Utara, sekaligus dijadikan tempat produksi. Karena itu, para produsen legging memiliki peralatan menjahit lengkap di tokonya seperti mesin jahit, benang, jarum dan lainnya. Persediaan legging siap jual terbungkus rapi dalam plastik bening yang tertumpuk di rak bertingkat di dalam toko.

Rata-rata toko legging di sentra ini buka sejak 8 pagi hingga 8 malam. Edi Waluyo, salah satu pedagang sekaligus penjahit legging dengan bendera usaha Regita Collection menjelaskan, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan legging adalah membuat pola yang sesuai dengan standar ukuran yang ada.

Standar ukuran ini terdiri dari lingkar pinggang, ½ lingkar paha, ½ lingkar lutut, ½ lingkar pergelangan kaki, panjang pinggang ke pergelangan, panjang pergelangan ke lutut, panjang lutut ke paha, lengkung depan, lengkung belakang, dan kedalaman lengkung. Setelah standar ukuran ditentukan, lalu siapkan pensil, penggaris dan kertas putih atau koran bekas untuk menggambar pola.

Edi menambahkan, perlu ketelitian khusus dalam menggambar pola agar ketika dijahit tak ada kesalahan. Usai menggambar pola, langkah selanjutnya adalah menggunting kertas yang telah digambar, kemudian diaplikasikan ke atas kain untuk dipotong.

Siti Faridah, pedagang legging lainnya menambahkan, kain tekstil yang digunakan untuk produksi legging adalah kain yang bersifat stretch (mulur). Dengan dibantu enam karyawan yang terbagi dalam dua tim, Siti bisa menghabiskan sekitar 5 rol kain per hari untuk produksi. "Itu kalau sedang ramai pesanan. Namun jika sedang sepi pesanan seperti sekarang, paling hanya menghabiskan 2 rol kain per hari," kata dia.

Menurut Siti, penjualan ramai biasanya mulai awal tahun hingga menjelang Lebaran. Setelah itu, penjualan relatif lebih sepi. Rata-rata pesanan datang dari luar daerah secara grosir seperti dari Surabaya, Manado, Bangka dan Batam. Nanti para pembeli grosir itu akan menjual kembali legging di daerahnya masing-masing.

Kebutuhan bahan baku tekstil biasanya disesuaikan dengan pesanan. Rata-rata jika pesanan sedang ramai, Siti bisa memesan seminggu atau dua minggu sekali kain tekstil strech dari pabrik di Bandung. Sekali pesan sekitar 40 rol kain dengan menghabiskan biaya sekitar Rp 40 juta.  

Sementara, Edi rata-rata bisa memproduksi minimal 30 kodi setiap minggu. Untuk bahan baku, Edi biasa mendapatkannya dari limbah konveksi atau dari pabrik  kain di Jakarta atau Bandung. Sementara untuk pesanan legging, biasanya yang datang ke tempat Edi adalah para pedagang grosiran dari Tanah Abang yang nantinya akan dikirim ke Surabaya. Dalam sebulan Edi bisa menjual hingga 80 kodi legging.             

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×