kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,52   -24,21   -2.61%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahan obat herbal, bawang dayak menjanjikan (1)


Senin, 13 Juli 2015 / 11:07 WIB
Bahan obat herbal, bawang dayak menjanjikan (1)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Bawang dayak (Eleutherine americana) merupakan salah satu spesies bawang yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Lantaran banyak manfaatnya, peluang bisnis budidaya tanaman ini pun cukup besar. Itu juga yang mendorong banyak orang tertarik mengembangkannya.

Bawang dayak merupakan species bawang yang berasal dari Amerika yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Ciri spesifik tanaman dengan nama latin Eleutherine americana ini memiliki umbi berwarna merah menyala dengan permukaan yang sangat licin.

Di Indonesia, bawang dayak juga biasa disebut bawang hutan karena selama ini banyak tumbuh liar di hutan. Sementara itu penyebutan bawang dayak lantaran tanaman ini banyak ditemukan di hutan-hutan di daerah Kalimantan.

Nah, oleh masyarakat asli Kalimantan, yaitu warga Suku Dayak, tanaman ini biasa dijadikan bahan obat-obatan tradisional. Bawang ini diyakini mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti disentri, bisul, luka, kanker payudara, diabetes, hipertensi, muntah, penyakit kuning, dan hiperkolesterol.

Lantaran banyak manfaatnya, peluang bisnis budidaya tanaman ini pun cukup besar. Itu juga yang mendorong banyak orang tertarik mengembangkan tanaman ini. Salah satunya adalah Hery Setiono. Pria asal Balikpapan, Kalimantan Timur ini mengembangkan bawang dayak di lahan seluas 1 ha.

Hery mengaku, tertarik mengembangkan tanaman ini dikarenakan khasiatnya yang bisa menyembuhkan banyak penyakit. "Karena itu permintaannya tinggi di pasaran," katanya kepada KONTAN.

Hery menjual tanaman ini secara online melalui website herysetiono.com. Meski baru satu tahun, penjualannya kini sudah hampir ke seluruh Indonesia mulai dari Kalimantan, Jawa hingga Sumatra. "Pernah produk kami dibawa sampai ke Manila," tuturnya.

Ia bilang, bawang dayak sudah bisa dipanen saat usia tanaman sekitar tiga bulan sampai enam bulan. Sekali panen, satu batang bisa menghasilkan 200 gram-300 gram bawang dayak.

Harga jual bawang dayak tinggi di pasaran, yakni, mencapai Rp 125.000 per kg. Sementara itu, yang sudah kering kemasan 250 gram juga dihargai
Rp 125.000.  Dalam sebulan ia bisa menjual 10 kg dengan omzet mencapai Rp 5 juta.

Pembudidaya lainnya adalah Chevi Irawan di Subang, Jawa Barat. Chevi mengaku sudah menanam bawang dayak sejak enam bulan yang lalu. Awalnya, ia banyak mendapati bawang dayak tumbuh liar di sekitar rumahnya.

Belakangan, ia mendapat informasi bila harga tanaman ini tinggi dan banyak dicari orang untuk obat. Sejak itu, Chevi tertarik mengembangkan tanaman ini.

Kini ia membudidayakan bawang dayak di lahan seluas 500 meter persegi (m²). "Setiap kali panen bisa sampai 200 kg," kata Chevi. Dengan harga jual Rp 75.000 per kg, Chevi bisa meraup omzet Rp 10 juta per tiga bulan.               

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×