Reporter: Harris Hadinata | Editor: Tri Adi
Para pelaku bisnis rangka atap baja ringan yakin bisnis ini bakal berkembang pesat. Apalagi, pembangunan di Indonesia masih terus berlanjut. Kesempatan bagi Anda yang ingin meraup cuan dari bisnis rangka baja ringan.
Dani masih mengingat jelas pengalamannya saat memulai membangun keluarga bertahun-tahun silam. Saat itu, pria yang bekerja sebagai distributor produk farmasi ini mengontrak sebuah rumah yang cukup tua bersama istrinya.
Masalah mulai timbul setahun setelah Dani dan istrinya tinggal di rumah tersebut. Di musim hujan, atap rumah tersebut mulai bocor, mulai dari hanya sekadar rembesan di dinding hingga akhirnya air menetes dari langit-langit rumah.
Selidik punya selidik, ternyata rangka atap rumah tersebut sudah mulai lapuk. "Ada bagian yang sudah dimakan rayap," kisah pria yang bekerja sebagai distributor produk farmasi ini. Akibatnya, genteng juga bergeser sehingga air hujan gampang masuk ke langit-langit rumah.
Pengalaman ini rupanya cukup membekas di benak Dani. Ketika ia kemudian membangun rumah sendiri, Dani memilih membangun rumah menggunakan rangka baja ringan. Harapannya, rangka baja ini bisa lebih awet dan juga terhindar dari serangan rayap.
Asal tahu saja, sekarang banyak orang yang memiliki pemikiran seperti Dani. Banyak orang lebih memilih menggunakan rangka atap baja ringan ketimbang rangka dari kayu saat membangun rumah.
Bellamy Guma Hutama, Manajer Waralaba Eka Karya Graha, produsen atap baja ringan dengan merek EKG, menyebut, permintaan atap baja ringan saat ini sangat tinggi. "Selama masih ada orang membangun rumah dan gedung, selama itu pula penjualan rangka atap baja ringan akan terus mengalir," kata dia.
Apalagi, pembangunan properti di kota-kota di Indonesia juga terbilang masih sangat tinggi. "Tidak ada kota yang tidak membangun. Karena itu, prospek pasarnya baik sekali," kata Bellamy berpromosi.
Faktor utama yang membuat banyak orang beralih menggunakan atap baja ringan adalah lantaran rangka ini lebih awet ketimbang rangka kayu. Rangka baja lebih tahan terhadap perubahan cuaca juga tidak kalah oleh serangan rayap. Tambah lagi, rangka baja ini timbangannya justru ringan.
Bahkan, harga rangka baja saat ini terhitung justru lebih murah ketimbang harga rangka kayu. "Kayu sekarang semakin susah dicari," ujar Doddy Indra Prasetia, Chief Executive Officer (CEO) Karya Metal Roof, perusahaan produsen rangka baja ringan dan genteng metal yang berlokasi di Citeureup, Jawa Barat.
Dari segi estetika, rangka kayu juga terlihat kurang bagus. Selain itu, dari sisi efisiensi pengerjaan proyek, penggunaan rangka baja ringan akan mempercepat proses selesainya proyek. Dus, pengerjaan proyek akan jadi lebih efisien.
Harus hati-hati
Karena itu, jangan heran kalau permintaan rangka baja ringan ini terus membeludak. Para pebisnis rangka baja ringan mengaku pertumbuhan permintaan cukup tinggi. "Setidaknya dua tahun ke depan permintaan masih akan terus sangat tinggi," ramal Doddy.
Doddy memang tidak menyebut angka pertumbuhan penjualan rangka baja ringan. Namun, ia memberi gambaran, pasokan atau produksi selalu habis terserap pasar.
Sekali produksi per hari, Karya Metal Roof bisa memproduksi sekitar 1.000 batang rangka baja ringan. Ini setara satu coil baja ringan. "Biasanya kami sekali produksi begitu, terus produknya langsung keluar pabrik, jadi langsung terjual ke pasar," tutur Doddy.
Kisah Bellamy juga setali tiga uang. Saat ini, produksi Eka Karya Graha secara nasional mencapai 500 ton hingga 1.000 ton per bulan. "Itu pasti akan habis terserap pasar," kata dia. Nah, silakan bayangkan sendiri berapa besar potensi dari bisnis rangka atap baja ringan ini.
Melihat besarnya potensi bisnis ini, mungkin Anda jadi tertarik menekuni profesi sebagai pemilik pabrik rangka atap baja ringan. Tapi, Anda juga harus tahu, bisnis produksi rangka baja ringan ini bukan bisnis yang bisa langsung digeluti sembarang orang.
Pasalnya, bisnis ini berhubungan dengan keselamatan seseorang. Para produsen rangka baja ringan kerap langsung memasarkan produknya ke pengguna akhir (end user). Dengan demikian, rangka atap baja ringan yang dijual bakal langsung digunakan.
Karena itu, para produsen rangka atap baja ringan harus memastikan kualitas produknya benar-benar baik dan aman. Pemasangan rangka yang dilakukan petugas pemasang rangka juga harus benar-benar presisi. "Kalau tidak, nanti atap yang dipasang bisa rubuh dan menimpa orang-orang yang ada di dalam," cetus Bellamy.
Doddy menyebut, untuk berbisnis di bidang rangka baja ringan ini, modal pertama yang harus dimiliki oleh setiap orang adalah niat. "Kalau dia tidak niat, usahanya sulit berjalan," tambah dia.
Kemudian, sebaiknya pebisnis di bidang rangka baja ringan ini adalah orang yang sanggup bekerja di lapangan. Pasalnya, pebisnis rangka baja ringan kerap pergi ke lapangan untuk bertemu dengan pengguna jasa, bertemu petugas pemasang rangka (applicator), atau melihat langsung pengerjaan proyek yang sedang digarapnya.
Selain itu, orang tersebut harus memiliki pengetahuan yang cukup terkait bisnis material. Pengetahuan ini biasanya bisa diperoleh kalau orang tersebut pernah bekerja di perusahaan yang bergerak di bisnis material. "Atau, kalau tidak, di internet, informasi dasar juga ada," sebut Doddy.
Memulai usaha
Untuk memulai bisnis sebagai produsen rangka atap baja ringan ini, modal yang perlu disiapkan memang tidak sedikit. Investor juga harus menyiapkan lokasi untuk pabrik dan mesin produksi. Selain itu, investor harus menyiapkan rencana bisnis, sistem pemasaran dan skema proses produksi.
Investor bakal membutuhkan lokasi yang cukup luas untuk pabrik. Hal ini lantaran investor harus punya tempat yang cukup untuk menaruh bahan baku dan barang hasil produksi sebelum dilempar ke pasaran.
Bellamy mencontohkan, untuk membuat pabrik EKG, luas lokasi yang dibutuhkan minimal sekitar 500 m2. Di lokasi ini cukup untuk menampung dua mesin produksi. Dengan kapasitas produksi tersebut, dalam sebulan, pabrik akan bisa menghasilkan rangka baja ringan sekitar 30 ton.
Soal mesin, bila investor menginginkan mesin yang baik, investor bisa membeli mesin impor. Biasanya, mesin pengolah baja ringan yang baik berasal dari Korea, Taiwan, atau Eropa. Tentu saja, harganya bisa mencapai miliaran.
Kalau tidak, investor bisa membeli mesin lokal yang lebih murah. Harganya antara Rp 200 juta-Rp 400 juta per unit. Investor juga akan membutuhkan kendaraan untuk mengangkut barang jualan.
Untuk bahan baku, investor bisa mencari ke pabrikan baja di Indonesia, seperti Bluescope Steel, Krakatau Steel, atau Sarana Central Bajatama. Atau, bahan baku juga bisa dicari lewat importir baja.
Untuk memasarkan hasil produksi, ada baiknya investor menjalin relasi dengan para kontraktor proyek atau developer. Dengan demikian, setiap kali si kontraktor dapat proyek, mereka bisa memesan baja ringan dari pabrik si investor.
Investor juga perlu menjalin kerjasama dengan aplikator. Mereka inilah yang nanti akan membantu memasang rangka atap baja ringan.
Potensi keuntungan dari bisnis ini cukup lumayan. Dari pendapatan, produsen bisa meraup untung sekitar 15%-20%.
Kalau Anda tidak siap merintis pabrik sendiri, Anda juga bisa bergabung dengan waralaba EKG. Untuk menjadi terwaralaba skala pabrik, Anda harus menyiapkan modal Rp 1 miliar. Ini belum termasuk modal untuk pabrik, lo. Cuma, EKG mensyaratkan terwaralaba pabrik EKG adalah orang yang sudah memiliki pengalaman di bisnis rangka baja ringan.
Mau menjajal usaha produksi rangka baja ringan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News