kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bangun pilar laba situs bisnis properti


Senin, 07 Juli 2014 / 14:16 WIB
Bangun pilar laba situs bisnis properti
ILUSTRASI. PENAJAM PASER UTARA,29/6-TITIK NOL NUSANTARA. Foto udara menunjukan Titik Nol Nusantara yang akan dijadikan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di kawasan Penajam paser Utara, kalimantan Timur, Rabu (29/6/2022).


Reporter: Rani Nossar | Editor: Rizki Caturini

Kemudahan untuk mengurus berbagai hal lewat sambungan internet kini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern. Mulai dari mempromosikan bisnis, bersosialisasi, bahkan berbelanja kini bisa dengan mudah dilakukan lewat internet yang praktis dan tentu menghemat waktu.

Kondisi demikian membuat para pelaku bisnis mengambil kesempatan untuk ikut mencicipi cuan lewat pembuatan situs-situs yang menawarkan berbagai kemudahan bagi masyarakat. Sudah banyak bertebaran situs yang menjual barang-barang  konsumsi seperti penjualan pakaian dan produk fesyen lainnya, komputer dan gadget, peralatan dapur dan masih banyak lagi.

Nah, Henry Harris juga tidak mau ketinggalan. Lewat situs www.mataruma.com, dia menawarkan kemudahan untuk melakukan jual beli properti dan segala hal yang menyangkut sektor ini.

Awalnya, situs ini merupakan gagasan dari dua orang rekannya, yaitu Ahmad Zaini dan Wildan di awal 2012. Kemudian Henry Harris merealisasikan situs ini dengan membuat konsep dan membangun situs yang resmi dirilis pada Juni 2014 itu.

Situs ini merupakan situs penjualan, pencarian dan pembelian properti seperti rumah, apartemen, vila, kios, ruko, gudang, dan tanah. Mataruma.com adalah salah satu dari cabang bisnis perusahaan holding PT Cakrawala Media Baru yang bergerak di bidang komunikasi, pemasaran dan retail. Mataruma menjadi cabang bisnis terbaru di perusahaan itu. Cakrawala Media juga mengelola situs lain seperti doubletape.co.id, limestones.co.id dan visualogic.co.id.

Nah, di Mataruma.com, Harris memegang posisi sebagai Direktur. Dia bilang, keungulan situs yang dia kembangkan ini adalah desain situs yang sederhana namun intuitif. Konsumen properti pun bisa dengan cepat menemukan hal yang dibutuhkan. Di sini menjadi tempat berkumpulnya calon pembeli rumah dan pengiklan, baik itu personal, agen maupun pengembang.

Dalam situsnya dia mengklaim, pencari properti maupun pengiklan dapat melakukan pencarian dan riset pasar yang lebih cepat dan mudah dengan mengkombinasikan berbagai penawaran properti dengan data pasar, informasi lokal, interaksi komunitas dan teknologi berbasis lokasi. Mataruma juga menawarkan artikel-artikel ringan yang dibutuhkan konsumen seperti inspirasi dekorasi rumah menyambut Lebaran atau tips memilih wallpaper.

Di sini Mataruma didesain untuk menyederhanakan proses pembuatan listing dengan fitur yang lebih lengkap. Didukung dengan sistem promosi terintegrasi yang memudahkan penawaran ditemukan oleh konsumen. Salah satu teknologi yang mereka tawarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut adalah dengan adanya fitur Lokamap.

Fitur ini bisa menunjukkan lokasi jelas sebuah properti yang ditawarkan karena sudah terintegrasi dengan Google Maps. "Kami membuat situs ini simpel dan sudah otomatis mengarahkan ke tujuan. Jadi orang bisa tahu ada tempat apa di sekeliling lokasi properti yang diincar," kata Henry.
Untuk menjalankan usaha ini dari awal hingga kini Henry dan rekan-rekannya harus mengeluarkan modal sekitar Rp 1,5 miliar. Dana ini antara lain untuk membeli server, domain situs dan mengembangkan fitur yang bisa dinikmati penggunanya.

Henry dan rekannya tertarik membuat situs ini sebab banyak orang yang ingin melakukan jual beli rumah, apartemen, tanah atau properti lain masih dengan cara yang merepotkan. Ia bilang masih banyak orang yang mesti lihat koran dulu dan semua itu tidak praktis. Jadi ini seperti situs jual-beli barang namun spesifikasinya khusus properti.

Gencar berpromosi

Potensi pasarnya cukup besar. Henry menyatakan, saat ini ada lebih dari 2.500 pengembang properti kelas kecil dan menengah yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk membuat situs saja kadang mereka kesulitan. "Jadi situs ini hadir untuk mereka yang ingin menjual propertinya, " kata dia.

Ada pengembang properti kelas kecil yang hanya membuat beberapa rumah atau ruko dalam satu kompleks per tahun. Mereka bisa memanfaatkan situs ini.

Jadi bukan hanya perorangan atau agen saja yang bisa jual namun juga pengembang properti. Menurutnya hal ini sesuai dengan kebutuhan para pengembang properti dalam menjelaskan lokasi, zona, dan kluster yang akan ditawarkan ke calon pembeli.

Hingga saat ini pengakses situs Mataruma.com umumnya berasal dari Jawa, khususnya seperti Jabodetabek, Malang dan Bandung. Sementara pengakses dari luar Jawa seperti Bali dan Medan belum terlalu banyak. Dan kebutuhan konsumen di tiap-tiap daerah juga beda-beda. Misalnya kalau di Bali banyak yang jual dan beli atau sewa vila, sedangkan di Jabodetabek banyak cari rumah atau apartemen.

Tahun ini Henry menargetkan ada 1.000 anggota pengembang properti yang masuk ke dalam daftar penjual properti di situs ini. "Karena ini masih lumayan baru, jadi kita targetkan 50% dulu, " kata dia.  

Saat ini Mataruma.com masih fokus meningkatkan jumlah pengunjung dan anggota. Setelah dua bulan ini berjalan, situs ini tidak mengenakan biaya apaun bagi pengembang maupun anggota lainnya. Henry bilang, sampai dengan akhir 2015 dia belum akan mengenakan biaya apapun untuk beriklan disini.

Nah pada awal tahun 2016 nanti, ia akan mulai menerapkan sistem biaya untuk para agen, individual, dan pengembang properti yang beriklan di situsnya. Sistemnya nanti berlangganan, dan mereka akan membayar biaya berlangganan tiap bulan.

Dalam menjalankan situs ini, Henry juga terlibat dalam membuat konsep dan strategi pemasarna dan promosi. Untuk saat ini Mataruma sedang gencar beriklan di media digital.  Mataruma,com menaruh situsnya di mesin pencari internet seperti Google, memasang iklan banner di situs media sosial seperti Facebook, dan melakukan pendekatan secara langsung kepada agen properti dan pengembang properti.      

Khoerussalim Ikhsan, pengamat waralaba dari  Entrepreneur College, menyampaikan, situs jual beli properti itu bukanlah barang baru dalam bisnis digital. Namun, tentu saja prospeknya selalu bagus karena properti itu selalu dibutuhkan, apalagi Indonesia memiliki penduduk yang jumlahnya sangat besar. Permintaannya ada terus dan pasarnya selalu bagus.

Dari sisi peluang bisnis, itu akan selalu menarik. Hanya saja caranya semakin modern, dimodifikasi secara kontekstual lewat internet. Tidak saja lewat online, iklan lewat offline juga selalu dicari. Tapi memang lewat online akan menjadi lebih mudah. Sehingga ini bukan barang baru namun disentuh dengan teknologi baru.

Menurutnya, bisnis yang baru berjalan dua bulan ini harus gencar berpromosi agar jumlah pengunjung situsnya bertambah. Agar berkembang dan dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat di seluruh Indonesia, jangan takut pengelola situs untuk mengeluarkan modal lebih besar untuk beriklan dan promosi. Ikhsan mencontohkan tokobagus.com yang berani beriklan di televisi agar nama situsnya bisa tertanam di pikiran masyarakat. Untuk membangun brand awareness, mau tidak mau Mataruma.com harus berpromosi di berbagai media baik offline maupun online.

Sementara usaha baru yang masih belum  mendapatkan profit itu memang wajar. Sebab pengunjung situsnya belum ada.
Pendapatan akan datang jika pemilik situs tersebut mau berkorban untuk beriklan terlebih dahulu. "Memang perjuangannya tidak mudah, yang penting harus memiliki mental kuat karena pada dasarnya peluang bisnis pencarian properti itu bagus," kata dia.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×