kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Bekali diri, Rahmi rajin mengikuti pelatihan (2)


Selasa, 19 Februari 2013 / 15:52 WIB
Bekali diri, Rahmi rajin mengikuti pelatihan (2)
ILUSTRASI. Super Bowl Hokben dengan menu paling baru hadir kembali hingga 10 Oktober 2021 nanti dengan harga Rp 30.000 - 35.000 nett (Dok/Hokben)


Sumber: Kontan 19/2/2013 | Editor: Havid Vebri

Rahmi Salviviani merintis bisnis pendidikan pada tahun 2008. Saat itu, Vivi meminjam modal dari saudara-saudaranya sebesar Rp 50 juta. Modal tersebut masih jauh dari mencukupi. Namun wanita yang akrab disapa Vivi ini tidak berputus asa.

Ia memaksimalkan modal yang ada dan langsung memasarkan TK Alifa Kids. Selang beberapa bulan, Vivi meminta suaminya berhenti dari pekerjaannya untuk turut membantu mengembangkan TK Alifa Kids.

Ia sangat membutuhkan dukungan suami lantaran ia sendiri sangat minim pengalaman di dunia bisnis. Untuk menambah wawasan seputar bisnis, Vivi dan suami membekali diri dengan mengikuti pelatihan tentang wirausaha maupun tentang pendidikan.

“Investasi terbesar kami adalah mengikuti pelbagai training,” tuturnya. Menurut Vivi, sebuah bisnis akan berjalan lancar bila seseorang sudah membekali diri dengan pengetahuan yang cukup.

Makanya, di awal-awal merintis bisnis, ia lebih memilih meningkatkan kapasitasnya, terutama dalam hal pemahaman bisnis pendidikan.
Selain rajin mengikuti seminar dan pelatihan, Vivi juga rajin melahap buku-buku soal kepemimpinan.

Kendati sudah membekali diri dalam hal pengetahuan, ternyata hal itu tidak menjamin bisnis bakal berjalan lancar. Terbukti, masih banyak kendala yang ditemui Vivi dalam menjalankan usaha ini, terutama menyangkut kebutuhan anak-anak serta orang tua yang semakin beragam.

Tidak jarang kebutuhan anak-anak dengan orang tua berbeda. Dalam mengatasi semua kendala itu, Vivi menetapkan standar kualitas pendidikan sebagai hal utama. Bila hal ini berhasil, ia yakin prinsip ini menjadi kekuatan sekolah.

Hal penting lainnya adalah terus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) secara terus-menerus. Menurut Vivi, banyak model pendidikan anak usia dini yang masih jauh dari harapan, terutama dalam hal membentuk attitude alias sikap.

Mengatasi hal ini, Vivi membuat sistem sendiri di Alifa Management. Setelah merekrut tenaga pengajar, ia mewajibkan karyawannya menempuh masa training di pusat pelatihan.  “Kalau saya lihat mereka sudah siap, barulah ditempatkan di cabang Alifa Kids,” ucap dia.

Masalah SDM ini tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya, bisnis pendidikan merupakan usaha yang berbasis manusia (human based). Pemahaman yang berbeda mengenai sistem pendidikan membuat Vivi sebagai pemilik usaha dengan karyawannya kerap salah paham di awal bisnis.

Selama hampir lima tahun menjalankan usaha ini, kini Vivi mulai memetik hasil jerih payahnya. Ia mengaku bangga terjun ke bisnis pendidikan. Soalnya, selain berorientasi laba, bisnis ini juga memiliki manfaat sosial yang besar.

Vivi bilang, melalui bisnis pendidikan, ia memiliki peluang untuk turut mencerdaskan generasi muda. Tidak saja mementingkan dimensi intelegensia, ia juga mengembangkan metode pembelajaran yang menekankan aspek emosional dan spiritual anak. "Pembentukan emosional dan spiritual harus dimulai sedini mungkin," ujarnya.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×