Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk pertama kalinya akan menyelenggarakan kegiatan berskala internasional yaitu The World Conference of Creative Economy (WCCE). Rencananya, acara ini dihelat di Bali pada 3-4 Mei 2018.
Konferensi ini akan mempertemukan perwakilan dari pemerintah, pengusaha, think tank, komunitas, organisasi internasional, media dan ahli di bidang ekonomi kreatif. Mengusung tema “Inclusively Creative”, pemerintah Indonesia yakin, saat ini tepat bagi masyarakat internasional untuk membahas peluang dan tantangan di dunia ekonomi kreatif.
Lewat konferensi ini, Bekraf juga akan menjembatani hubungan ekonomi dan budaya yang dibutuhkan dalam perkembangan industri ekonomi kreatif.
Dengan pertumbuhan teknologi dan peningkatan pendapatan dari negara berkembang, terlihat bahwa ekonomi kreatif akan menjadi masa depan ekonomi global.
Namun, Indonesia diyakini belum menggali dalam potensi industri ini, termasuk hal-hal terkait di dalamnya seperti Hak Kekayaan Intelektual, infrastruktur, pemasaran ataupun mekanisme permodalannya.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menuturkan bahwa kontribusi ekonomi kreatif kepada pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2015 mencapai Rp 852 triliun. Untuk akhir tahun 2017 ini, kontribusinya akan mencapai Rp 1.000 triliun.
“Capaian kontribusi ekonomi kreatif dari tahun ke tahun akan meningkat secara rata, atau paling tidak peningkatannya Rp 70 triliun setahun,” ujar Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Minggu (5/11). Capaian tersebut bisa meningkat dengan berbagai strategi, salah satunya dengan perhelatan ekonomi kreatif di tingkat internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News