Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Tri Adi
Bila berkunjung ke Kota Ambon, Provinsi Maluku, jangan lupa berbelanja ke sentra oleh-oleh Petak 10. Selain lokasinya strategis di tengah kota, Petak 10 tergolong tempat jualan oleh-oleh legendaris karena telah hadir sejak 1965. Penjual di sana juga ingin mengedukasi konsumen terkait budaya Maluku.
Cara paling mudah mencapai lokasi Petak 10 adalah menumpang ojek sepeda motor atau becak. Tarifnya tidak mahal, Anda cukup merogoh kocek Rp 5.000 untuk sekali jalan.
Ketika Anda mencari tempat berbelanja oleh-oleh, nama Petak 10 pasti masuk dalam daftar rekomendasi. Toko oleh-oleh ini tergolong legendaris di Ambon, Maluku. Maklum, tempat ini telah beroperasi sejak 1965.
Petak 10 menawarkan barang-barang yang lebih lengkap. Tak hanya kue kering maupun basah khas Maluku, tempat ini juga menyediakan kerajinan, seperti besi putih dan kain tenun. Untuk kerajinan, Petak 10 mengambilnya langsung dari para perajin. Petak 10 tinggal memasarkannya kepada calon pembeli.
Beberapa kerajinan yang berderet di etalase Petak 10 adalah gelang dari akar bahar dengan harga Rp 30.000 smapai Rp 85.000, kain tenun Rp 150.000, serta anting, kalung, dan bros mutiara air asin dan tawar. Harga anting mutiara air tawar mulai dari Rp 60.000.
Sementara, produk makanan dibuat tiap hari, sehingga masih terasa segar ketika disantap. Uniknya, seluruh resep kue kering dan kue basah berasal dari resep Oma Tanny. "Kami modifikasi sedikit untuk mendapatkan rasa yang pas," kata Thomas Tanny, pemilik Petak 10.
Kue seperti bagea, hempies, roti kenari, kue pisang tongka langit, serta bruder sageru adalah produk kue andalannya. Harganya Rp 15.000 - Rp 25.000 per kemasan. Harga kue bisa lebih mahal, tergantung ukuran dan jenis bahan baku.
Menurut Cliff Tanny, anak Thomas yang menjadi calon penerus usaha Petak 10, pembeli perlu menyicipi kue bruder sageru dan kue pisang tongka langit. Sebab, dua kue ini termasuk spesial dan unik. Kue bruder sageru memasukkan alkohol, yakni saguer sebagai bahan tambahan.
Sementara, pisang tongka langit adalah buah pisang berwarna merah yang arah jatuhnya ke samping pohon. "Ini berkhasiat membersihkan ginjal," kata Cliff.
Meski sudah terkenal, Thomas menilai Petak 10 masih perlu berbenah diri. Apalagi, usaha ini sempat merosot saat kerusuhan pecah di kota itu sekitar 10 tahun silam. "Habis semua terbakar. Kami mulai dari nol lagi," katanya.
Saban bulan, Petak 10 meraih omzet Rp 30 juta.
Ke depan, Cliff ingin mengenalkan citarasa Maluku lewat produk yang ditawarkan. Untuk mendukung misi ini, dia akan mengubah desain ruangan Petak 10. "Nanti kami jelaskan cara pembuatan sagu kepada pelanggan yang datang," ujar Thomas.
Petak 10 juga mengedukasi konsumen. Tiap kemasan akan berisi penjelasan soal sejarah, seni, dan cerita rakyat Maluku. "Kami ingin membantu pemerintah mempromosikan alam dan budaya Maluku," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News