Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Havid Vebri
Surabaya memiliki segudang potensi usaha kecil dan menengah (UKM) yang dirintis secara mandiri oleh kelompok masyarakat di kota ini. Salah satunya adalah Kampung Kue yang terletak di Rungkut Lor, RT 04/RW 05 Gang 2, Kecamatan Rungkut, Surabaya Timur.
Sesuai dengan namanya, Kampung Kue ini menjadi pusat pembuatan kue dan aneka jajanan pasar. Salah satu pelaku usaha yang merintis sentra kue ini adalah Khoirul Mahpuduah. Sebelum Kampung Kue ini terbentuk, ibu-ibu yang tinggal di kampung ini sudah mempunyai usaha kue.
"Namun, tak terkoordinasi dengan baik. Jadi, saya dan ibu-ibu setempat bersama-sama merintis Kampung Kue tahun 2009 lalu," ujarnya. Awalnya hanya ada sekitar 20 ibu-ibu pembuat kue di kampung ini. Kini, seiring berjalannya waktu, pebisnis kue di sentra ini mencapai 65 pembuat kue.
Dus, sekitar sepertiga kaum hawa dari 200 kepala keluarga (KK) yang ada di kampung ini adalah pembuat kue. Uniknya, para pembuat kue di sentra ini memegang aturan tegas: tidak boleh membuat jenis kue yang sama dengan ibu-ibu lainnya. Seperti Khoirul, dia mendapatkan kesempatan membuat kue lumpur dan kue nastar.
Sebenarnya, dia mampu membuat jenis kue lainnya. Namun jenis kue buatannya tergantung dari kesepakatan dengan pembuat kue lainnya. Rata-rata kue-kue kecil dia jual dengan harga Rp 800 hingga Rp 3.500 per potong. Dalam sehari, ia bisa membuat sekitar 100 kue yang diproduksi mulai pukul 02.00 WIB.
Nantinya, kue-kue ini akan diambil oleh distributor yang kemudian dijual ke toko-toko maupun pasar pagi di berbagai tempat. Dalam sebulan, Khoirul mengklaim bisa mengantongi omzet sekitar Rp 25 juta. Dari total pendapatan itu, dia memperkirakan laba bersih yang didapat sekitar 30%.
"Dulu bisa mendapatkan margin hingga 50%, tapi sekarang harga bahan sudah naik, dan kami tak bisa menaikkan harga jual lebih tinggi," tuturnya. Adapun Elsa Susanti, pemilik toko Dieva Cakes dan Cookies, sudah membuat kue basah sejak 10 tahun lalu di sentra ini. Dia melanjutkan usaha ibunya.
Elsa hanya membuat kue pesanan dan tak menjual ke distributor untuk dipasarkan ke toko atau pasar lain. Kue-kue yang ia jual meliputi kue basah, seperti pai buah, brownis, lemper, dan pastel gulung. "Hampir 40 jenis kue yang bisa saya buat," kata Elsa.
Kue-kue ini umumnya dipesan oleh hotel-hotel di wilayah Surabaya untuk hidangan pencuci mulut saat siang dan malam hari. Jika tidak ada pesanan khusus, biasanya ia memproduksi sekitar 300 kue sehari. Namun, jika ada acara khusus, dia bisa mampu membuat 1.000 kue dalam semalam. Harga jual berkisar Rp 1.500−2.500 per buah.
Dalam satu hari, Elsa mengklaim bisa mendapat omzet Rp 600.000. Jika ada acara khusus omzet bisa mencapai Rp 2 juta sehari.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News