kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bengkel barongsai laris manis menjelang Imlek


Jumat, 05 Februari 2016 / 16:18 WIB
Bengkel barongsai laris manis menjelang Imlek


Reporter: Teodosius Domina | Editor: S.S. Kurniawan

Pada saat perayaan Tahun Baru Imlek, banyak ornamen-ornamen yang menjadi hiasan. Salah satunya adalah barongsai. Sudah menjadi tradisi, setiap perayaan Imlek pasti ada tarian barongsai yang membuat suasana semakin semarak. 

Tak heran, barongsai banyak dicari setiap menjelang Imlek. Lily Hambali, seorang perajin barongsai di Bogor, Jawa Barat, mengatakan, permintaan barongsai setiap menjelang Imlek selalu naik dibanding hari biasa. 

Pada bulan-bulan biasa, ia hanya menjual 4 set–5 set barongsai maupun liong. "Tapi menjelang Imlek permintaan naik hingga tiga kali lipat," ujarnya.

Sudah pasti omzet yang didapat Lily juga ikut naik. "Omzet saya bisa sampai Rp 50 juta," ujarnya.

Lily membanderol barongsai buatannya seharga Rp 5 juta per set. Sedangkan Liong yang pembuatannya lebih rumit bisa ditebus dengan harga Rp 7 juta.

Ada dua jenis kepala barongsai yang dibuat Lily: hok-san yang menyerupai kepala bebek dan pu-san yang bentuknya mirip kepala kucing.

Soal gaya barongsai buatannya, Lily mengaku baik yang hok-san maupun pu-san mengadopsi gaya Cina daerah Selatan. "Kalau yang Utara, bulunya lebih banyak, jadi pembuatannya juga lebih rumit," terangnya.

Lily mulai membuat barongsai sejak tahun 2000. Awalnya, ia adalah pemain barongsai. Lalu, lantaran sering memperbaiki peralatan bila ada kerusakan, "Akhirnya saja juga belajar membuat," terangnya.

Menurut Lily, proses pembuatan barongsai tidak memakan waktu lama. Dalam satu minggu, satu set barongsai yang terdiri dari kepala lengkap dengan pakaiannya sudah jadi dan siap kirim. 

Proses diawali dengan menyiapkan buluh rotan untuk dijadikan kerangka. Kerangka yang sudah jadi dilapisi kain lalu ditutup kertas yang bahannya lebih mudah untuk dilukis atau digambari. "Tahap terakhir adalah pemasangan aksesori. Misalnya, dipasang mata barongsai dan bulu-bulunya," papar Lily.

Untuk mengerjakan itu semua, Lily mengajak tiga tetangganya yang masing-masing mempunyai spesialisasi pekerjaan sendiri. Kendati permintaan menjelang Imlek naik, ia tidak menambah pekerja.

Cara menyiasatinya, dengan membuat stok sejak beberapa minggu sebelum Imlek. "Dua minggu sebelum Imlek, barongsai saya sudah ludes terjual," ujarnya.

Selain perajin seperti Lily, Imlek juga mendatangkan berkah bagi pedagang barongsai. Salah seorang pedagang barongsai, Felix Widjaja mengatakan, penjualan barongsai pada Imlek tahun ini naik hingga lima kali lipat dari hari-hari biasa. "Tapi, itu bukan hanya barongsai, termasuk juga peralatan musiknya," tuturnya.

Selain mengambil barongsai dari beberapa perajin dalam negeri, Felix juga mengimpor barongsai dari China dengan harga jual berkisar antara Rp 7 juta hingga Rp 8 juta per set.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×