Reporter: Marantina | Editor: Havid Vebri
Bisnis fotografi sudah Tulus Benyamin tekuni ketika masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Saat itu, tahun 1981, ia dan kakak kandungnya, Gideon Hartono memulai kegiatan fotografi di garasi rumahnya di daerah Yogyakarta.
Awalnya, Tulus membantu sang kakak mencetak foto karena mereka masih memfokuskan usahanya pada cetak pas foto.
Kemudian, Tulus bersama kakaknya mendirikan Agatha Photo di Jalan Asem Gede pada tahun 1989.
Agatha Photo pun menerima order untuk foto tunangan dan pernikahan. Dia kemudian menjadi salah satu fotografernya.
Kendati menggeluti dunia fotografi sejak kecil, saat kuliah, Tulus lebih memilih jurusan Akuntansi di STIE YKPN, Yogyakarta.
Namun, "Saya sering mengikuti seminar fotografi di Jakarta, bahkan hingga ke luar negeri," ujar pria kelahiran 46 tahun silam ini.
Dari situ, bersama lima fotografer lainnya, Tulus kemudian menjadi fotografer tetap sekaligus pemilik Agatha Photo. Di bawah kepemimpinan Tulus, Agatha Photo pernah meraih delapan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Salah satunya ketika ia memunculkan ide membuat mobil pengantin yang unik pada tahun 2006. Jadi, ketika calon pengantin datang kepadanya, ia mengusulkan agar foto pre-wedding mereka dicetak dan ditempelkan pada mobil pengantin.
Konsep foto pre-wedding ini mungkin tidak istimewa. Tapi setelah sesi foto, Tulus pun mencetak beberapa foto untuk ditempel atau dibebat pada bodi mobil Honda Stream milik pengantin pria.
Dengan iringan vooreijder, mobil pengantin itu diarak mengelilingi Monumen Tugu di Yogyakarta. Harapannya, bisa menarik perhatian masyarakat. Benar saja, mobil pengantin yang unik itu menjadi pusat perhatian dalam hitungan menit.
Bahkan, ada stasiun televisi swasta yang meliput mobil pengantin unik tersebut. Ketika mobil sampai di gedung pernikahan, perwakilan dari MURI pun menyerahkan penghargaan kepada Tulus.
MURI menganugerahkan penghargaan itu atas prestasi fotografer dan pemrakarsa mobil pengantin unik dengan menggunakan foto pengantin.
Tulus memang berusaha menampilkan ide-ide unik untuk kliennya yang notabene calon pengantin. Ia ingin hari pernikahan kliennya menjadi hari yang sangat berkesan melalui foto dan video pernikahan.
Tapi sayangnya, tidak semua pasangan setuju dengan ide-ide “liar” Tulus.Kebanyakan pasangan ingin konsep foto pre-wedding yang biasa saja. Misalnya, menampilkan flash back tentang pertama kali bertemu pasangan.
Untuk itu, Tulus selalu minta setiap calon pengantin bercerita tentang kisah percintaannya sebelum memutuskan konsep apa yang cocok buat klien.
Untuk foto pre-wedding, Tulus mematok tarif sekitar Rp 4,5 juta – Rp 7 juta. Namun, angka ini bisa lebih tinggi jika calon pengantin minta difoto di luar Yogyakarta atau di luar negeri, seperti Malaysia dan Eropa.
Sementara, rentang harga untuk foto pernikahan Rp 5 juta – Rp 10 juta. Dalam sebulan, Tulus bisa menerima 32 pasangan calon pengantin yang ingin difoto atau divideokan.
Dari situ, omzet Agatha Photo dalam sebulan mencapai Rp 300 juta. Adapun laba bersihnya 40% dari omzet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News