Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi
Selain dikenal sebagai sentra perajin sepatu dan sandal, Desa Pasir Eurih, Bogor, Jawa Barat juga kesohor sebagai sentra penjualan bahan baku produksi sepatu. Di desa ini ada sekitar 30 pedagang bahan baku produksi sepatu dan sandal. Dalam sebulan, omzet pedagang di sentra ini bisa mencapai sekitar Rp 65 juta.
Di Cibaduyut Bandung, salah satu daerah di Jawa Barat yang dikenal sebagai penghasil sepatu dan sandal kulit adalah Bogor. Di beberapa wilayah kota hujan, seperti Desa Ciomas, Desa Cikaret, Desa Sukamdamai, dan Desa Pasir Eurih, hampir semua warga berprofesi sebagai perajin sepatu.
Kondisi tersebut, tak pelak, membuat banyak pelaku usaha yang menyediakan bahan baku kerajinan sepatu dan sandal. Salah satunya sentra penjualan bahan baku di Desa Pasir Eurih.
Setibanya di Desa Pasir Eurih, Anda akan melihat jejeran toko yang menyediakan bahan baku sepatu dan sandal. Salah satunya adalah Toko Rejo Agung milik Saffrudin Imam yang sudah berdiri sejak tahun 2010.
Awalnya, Saffrudin adalah karyawan di salah satu toko yang menjual bahan baku produksi sepatu dan sandal. Setelah memiliki modal dan ketrampilan yang cukup, Saffrudin memutuskan untuk merintis usahanya sendiri.
Saffrudin mengaku bermodal nekat membangun toko bahan baku sepatu dan sandal. Menurutnya, memiliki usaha sendiri, jauh lebih baik dibandingkan menjadi karyawan. Itu sebabnya, ia berani merogoh kocek sebesar Rp 50 juta pada awal membuka usaha tersebut.
Saffrudin bilang, sentra penjualan bahan baku produksi sepatu dan sandal di Desa Pasir Eurih sudah ada sejak tahun 1980-an. Saat ini, ada sekitar 30 toko penyedia bahan baku sepatu dan sandal di desanya.
Di Toko Rejo Agung, Saffrudin menjual berbagai bahan baku sepatu dan sandal seperti sol, benang, lem, dan kulit imitasi. Ia membanderol harga bahan baku itu mulai dari Rp 250 hingga Rp 85.000 per item.
Menurut Saffrudin, sebagian besar penjualan bahan baku di tokonya menggunakan sistem borongan alias tidak diecer secara satuan. Karena itu, ia mengaku penghasilan tokonya tak menentu. Tapi, kata Saffrudin, tokonya bisa mengantongi omzet rata-rata sebesar Rp 50 juta per bulan.
Pedagang di sentra penjualan bahan baku produksi sepatu dan sandal lainnya di Desa Pasir Eurih adalah Agus Djati. Di sentra ini, Agus mendirikan toko bernama Sumber Rejeki pada tahun 2011. Berbeda dengan Saffrudin yang awalnya jadi karyawan toko, Agus sebelumnya seorang petani
Melihat kencangnya pertumbuhan roda usaha di sektor ini, Agus memutuskan beralih profesi menjadi pedagang bahan baku sepatu. "Meski saya tidak mengenyam pendidikan ekonomi, tapi karena mau belajar dari orang, saya sekarang bisa menjadi pedagang," ujarnya.
Ia menambahkan, pada masa awal merintis usaha, Agus harus meminjam uang di bank untuk keperluan modal Rp 80 juta. Di tokonya, Agus juga menjual beragam bahan baku sepatu dan sandal seperti sol, benang, lem, kulit imitasi dan lainnya. Harga per item dibanderol Rp 250 hingga Rp 85.000. Dalam sebulan, Agus mengakui dapat mengantongi omzet sebesar Rp 65 juta.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News