kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berburu batik Medan di Kampung Tembung (1)


Sabtu, 03 Februari 2018 / 10:30 WIB
Berburu batik Medan di Kampung Tembung (1)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Pusat kerajinan batik ternyata tidak hanya berada di Pulau Jawa. Kini, daerah di Luar Pulau Jawa pun mulai mengembangkan batik sebagai salah satu identitas wilayah. Salah satunya adalah pusat kerajinan batik Kecamatan Tembung, Kota Medan, Sumatra Utara.

Berdasarkan penelusuran KONTAN, perajin batik di kampung ini mulai bermunculan pada 2010, paska  adanya pelatihan membatik dari Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kota Medan. Kini, ada puluhan perajin batik yang didominasi oleh ibu rumah tangga dan kalangan remaja.

Motif-motif khas Sumatra Utara yang penuh arti sejarah pada lembaran kain batik pun berhasil mencuri perhatian para wisatawan sekaligus warga sekitar. Kecamatan Tembung pun kini berubah menjadi salah satu destinasi berbelanja para wisatawan dan warga sekitar yang ingin membeli batik. Alhasil, pada 2016 lokasi ini mulai dikenal sebagai kampung batik.

Sekedar info, untuk sampai ke sana butuh waktu kurang dari satu jam dari stasiun Medan. Namun, Anda harus cukup berhati-hati, karena jalanan di sana cukup padat dengan kendaraan pribadi serta transportasi umum.

Tidak ada penanda khusus sebagai pemandu jalan menuju kampung batik. Jadi, jangan sungkan untuk bertanya kepada orang sekitar karena mereka dengan senang hati akan memberitahukan lokasi salah satu bos batik.

Saat KONTAN mengunjungi lokasi tersebut, terlihat kampung batik ini berada di dalam gang. Saat melintas pada sore itu, tak terlihat aktifitas membatik di rumah-rumah penduduknya. Rupanya, perajin mengisi warna dan mencanting kain polos berdesain motif daerah pada pagi dan siang hari.

Edy Gunawan, perajin sekaligus pemilik Ardhina Batik, menjelaskan, sebagian warga di Kecamatan Tembung tertarik membatik karena dianggap unik. Edy mulai mengikuti pelatihan membatik tahun 2009 lalu yang digelar oleh Pemerintah Kota Medan. Merasa jatuh cinta, dia mencoba untuk membangun usaha mandiri.

Bak gayung bersambut, usahanya kian berkembang. Dalam sebulan dia mampu memproduksi sekitar 500 lembar batik cap dan dua sampai tiga lembar batik tulis. Untuk proses produksi, dia dibantu oleh sembilan orang pembatik.

Batik-batik buatannya dipasarkan melalui reseller maupun galeri pribadi yang ada di rumahnya. Selain itu, dia juga banyak mendapatkan pesanan dari instansi pemerintahan dan perusahaan swasta di wilayah Medan. Edy mematok harga batik dalam kisaran Rp 125.000-
Rp 150.000 per helai.

Perajin lainnya adalah Juhrita Kustiwi, pemilik Batik Sumatera Utara. Tak berbeda jauh dengan Edy, perempuan yang akrab disapa Tiwi ini mulai membatik pada 2010 setelah melihat sang ibu sukses sebagai pembatik.

Bekerjasama dengan 25 orang pembatik, dalam sebulan total produksinya mencapai 600 lembar batik cap. Kebanyakan hasil produksinya merupakan pesanan dari dinas, instansi, dan perusahaan swasta.

Lebih mahal dari kain batik buatan Edy, Tiwi membanderol harga jual produk batik cap tersebut mulai dari Rp 150.000 sampai Rp 750.000 per lembar.                       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×