Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Havid Vebri
Anda pecinta buku dan sedang bertandang ke Semarang? Jika ada waktu boleh singgah ke sentra penjualan buku yang terletak di Jalan Stadion Timur, Kecamatan Semarang Timur. Di sini tidak kurang dari 20 kios-kios buku menjajakan berbagai jenis buku, baik buku pelajaran tiap jenjang sekolah dari SD sampai kuliah, novel-novel, hingga majalah.
Lokasinya berdekatan dengan pusat penjualan oleh-oleh yang terletak di sepanjang Jalan Mataram. Kios-kios di sentra penjualan buku ini tampak sederhana lantaran terbuat dari bangunan semi-permanen. Namun, pohon-pohon rindang yang tumbuh di sekitar kios membuat suasana sejuk, sehingga pengunjung betah berlama-lama membaca buku di tempat ini.
Konon, sentra penjualan buku ini sudah eksis sejak tahun 1980. Namun, dulu masih bercampur dengan para pedagang barang lain. Seiring berjalannya waktu, makin banyak pedagang yang melirik untuk membuka kios buku di tempat ini. Sehingga, lama kelamaan tempat ini digunakan para pedagang yang ingin berjualan buku.
Tidak hanya menjual buku-buku baru, ada juga beberapa kios yang menjajakan buku-buku bekas. Daryono, pemilik kios Barokah misalnya, sudah membuka lapak di sentra ini sejak tahun 2000. Toko Barokah menjual berbagai buku pelajaran dari TK, SD, SMA dan juga buku kuliah dari berbagai penerbit.
Buku pelajaran ini dijual dari harga Rp 25.000 hingga sekitar Rp 200.000 per unit. "Biasanya buku untuk anak kuliah yang paling mahal," kata dia. Pria yang sudah berjualan selama 14 tahun ini sudah paham betul kapan musim ramai dan musim sepi pembeli.
Dia bilang, biasanya momentum menjelang tahun ajaran baru, omzet usahanya bisa mencapai Rp 3 juta per hari. Angka tersebut meningkat dari bulan-bulan biasa yang hanya sekitar Rp 500.000−Rp 1 juta per hari.
Penjual buku lainnya adalah Irfan. Dia khusus menjual buku-buku pelajaran kuliah berbagai jurusan. Namun Irfan bilang, banyak mahasiswa jurusan bahasa yang mencari buku di sini karena harga jual di sentra lebih murah ketimbang di tempat lain.
Harga jual buku di sini mulai Rp 30.000−Rp 200.000 per unit. Saat pergantian semester, lapaknya lebih ramai dikunjungi para mahasiswa. "Pada momen ini omzet bisa naik jadi Rp 2 juta per hari dari Rp 500.000 per hari," kata dia.
Sementara Susi, pemilik kios buku yang berada paling pojok, hanya menjual novel dan buku sejarah bekas namun masih dalam kondisi baik dan terawat. Dia bilang, banyak kolektor buku yang datang untuk menambah koleksi.
Biasanya buku bekas yang paling laris adalah novel-novel lawas, buku sejarah, dan majalah-majalah edisi lama. Harga jual buku-buku bekas ini sekitar Rp 20.000 hingga ada juga yang mencapai Rp 250.000 per unit. Biasanya buku termahal adalah buku tentang sejarah.
Lantaran konsumennya adalah kolektor buku, sehingga Susi mengaku tidak ada musim ramai atau sepi di tokonya. "Hanya orang tertentu yang berkunjung, maka omzetnya pun tidak menentu," kata Susi.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News