kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berburu burung kicau di Jalan kayu Manis (1)


Selasa, 01 April 2014 / 14:06 WIB
Berburu burung kicau di Jalan kayu Manis (1)
Direksi PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli saat paparan publik penawaran umum perdana saham di Jakarta, Selasa (19/10).


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri

Burung kicau sudah menjadi teman akrab manusia sejak lama. Kicauannya yang merdu membuat banyak orang tertarik untuk memeliharanya di rumah. Tingginya permintaan akan burung kicau mendorong bermunculannya sentra-sentra penjualan burung kicau di berbagai wilayah.

Hampir di tiap daerah pasti memiliki sentra penjualan burung kicau. Di Bogor, Jawa Barat, sentra penjualan burung kicau bisa ditemukan di Jalan Baru Kayu Manis.

Bila Anda dari daerah Parung, Bogor, Anda lurus terus menuju Bogor. Nanti sesampai pertigaan Salabenda, teruskan perjalanan ke arah Jalan Baru. Nah, tak sampai 500 meter, Anda akan mendapati deretan kios para penjual burung.

Sentra ini diramaikan sekitar 13 pedagang burung berkicau. Mereka berjualan dengan menempati ruko-ruko di sepanjang kiri jalan. Namun, ada juga yang membuka lapak di emperan depan ruko yang sudah lama tidak digunakan pemiliknya.

Lokasinya terbilang nyaman buat berburu burung karena jalanannya cukup lebar dan tidak padat. Pengunjung pun bisa leluasa memarkir kendaraan di pinggiran jalan.

Dedi Rahman, salah seorang pedagang burung di sentra ini, bilang, sentra burung ini baru buka sekitar tahun 2010. Dia mengaku, awalnya dia satu-satunya pedagang burung di kawasan ini. Lantaran banyak peminatnya, lambat-laun bermunculan pedagang burung lain yang mengikuti jejaknya.

Sentra burung ini buka mulai pukul 08.00 WIB pagi hingga pukul 17.00 WIB. Biasanya, sentra ini mulai diramaikan pembeli sekitar pukul 10.00 WIB sampai 15.00 WIB setiap hari.

Pedagang burung lainnya, Latif Hidayat, bilang, lokasi yang strategis dan gampang diakses menjadi nilai tambah sentra ini. "Pehobi burung tak segan menyambangi lokasi ini," ujarnya.

Lantaran lokasinya yang selalu ramai membuat sentra ini terus kedatangan pemain baru. Kata Latief, di masa awal sentra ini, ada sekitar lima pedagang saja.

Di rukonya, Latif lebih banyak menjual burung hias, seperti kakak tua, nuri, perkutut hingga burung dara. Sama halnya Dedi, ia juga menjual pakan dan kandang burung.

Sebagian besar pedagang menjual berbagai jenis burung berkicau yang kerap diikutkan dalam kontes. Sebut saja kenari, murai batu, dan kacer. Ada pula burung peliharaan lain seperti perkutut. Selain burung, ia juga menyediakan pakan, berikut kandangnya.

Dedi memasang harga burung dagangannya bervariasi mulai Rp 15.000 sampai Rp 300.000 per ekor. Dari berjualan burung ini, Dedi bisa mengantongi omzet Rp 500.000–Rp 1 juta per hari.

Pada hari libur, omzet di kios Dedi bisa dua kali lipat lebih gede. Rata-rata dalam sebulan, penjualan Dedi mencapai Rp 15 juta. Omzet Latif lebih besar lagi sekitar Rp 15 juta–Rp 20 juta sebulan karena banyak menjual burung hias.     

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×