Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini
Anda penyuka kerajinan rotan dan sedang berada di Pekanbaru, Riau? Tidak ada salahnya jika berkunjung ke sentra kerajinan rotan di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Rumbai. Sekadar gambaran, Jalan Yos Sudarso merupakan penghubung Kota Pekanbaru dengan kota lain di sekitarnya. Untuk mencapai lokasi sentra, butuh waktu sekitar 30 menit berkendara dari kantor Gubernur Riau yang terletak di pusat kota.
Ketika KONTAN menyambangi sentra ini Selasa, 5 Mei yang lalu, terlihat para perajin sibuk mengolah rotan menjadi kerajinan. Di sepanjang Jalan Yos Sudarso ada sekitar 35 kios. Mereka memajang aneka kerajinan rotan, seperti meja, kursi, pembatas ruangan, tudung saji, kursi goyang, hingga ayunan bayi.
Salah seorang perajin, Sabarni termasuk salah satu perintis sentra kerajinan rotan ini. Pria 73 tahun ini menuturkan, ia mulai berjualan kerajinan rotan di Pekanbaru sejak 1956. “Waktu itu saya ikut abang saya merantau dari Cirebon ke Pekanbaru,” kisahnya.
Pemilik Alfurqon Perabot ini bilang, awalnya lokasi sentra ini berada di Jalan Cokroaminoto, alias di pusat kota Pekanbaru. Namun, sejak 1975, Sabarni dan beberapa perajin memindahkan kiosnya ke Jalan Yos Sudarso. “Kami pindah karena butuh tempat yang lebih besar,” tuturnya.
Perlahan jumlah kios kerajinan rotan pun terus bertambah. Sekarang, di kiosnya, Sabarni menjual berbagai kerajinan rotan dengan kisaran harga mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 2 juta per unit.
Sebagai perajin senior, Sabarni juga menjadi satu-satunya yang beruntung memenangkan tender pengadaan kursi rotan untuk Kaltex. Dalam setahun, Sabarni memasok 300 set kursi untuk perusahaan itu. Setiap set kursi dibanderol Rp 2 juta. “Produksinya kami cicil 25 set kursi per sebulan,” ungkapnya.
Perajin lainnya, Ridwan baru berjualan di sentra ini sejak 20007. Namun, sebelumnya, pria asli Padang, Sumatera Barat ini sudah menekuni usaha pembuatan rotan sejak masih di kampung halamannya. Namun, karena di Padang perajin rotan sudah banyak, ia pun hijrah ke Pekanbaru. “Kebanyakan perajin rotan di sentra ini adalah pendatang, terutama berasal dari Sumatera Barat,” ujarnya.
Di kiosnya, Ridwan memproduksi berbagai kerajinan rotan, seperti kursi, keranjang, hula hup, tudung saji, kuda-kudaan, ayunan bayi, dan pembatas ruangan. Harganya berkisar Rp 20.000 hingga Rp 500.000 per unit.
Pria 38 tahun ini mampu menghasilkan sekitar 200 item kerajinan rotan tiap bulan. Makanya, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 15 juta saban bulan. "Keuntungan bersih saya sekitar Rp 4,5 juta," ungkapnya.
Sementara, Sabarni mengaku, bisa meraih omzet sekitar Rp 20 juta sebulan. Namun, katanya, menjelang Lebaran, omzetnya pasti meningkat hingga dua kali lipat. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News