kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.271   -91,00   -0,56%
  • IDX 7.073   -93,27   -1,30%
  • KOMPAS100 1.038   -16,85   -1,60%
  • LQ45 818   -13,01   -1,57%
  • ISSI 211   -3,11   -1,45%
  • IDX30 422   -5,23   -1,22%
  • IDXHIDIV20 505   -6,28   -1,23%
  • IDX80 118   -1,98   -1,65%
  • IDXV30 122   -1,45   -1,18%
  • IDXQ30 139   -1,76   -1,25%

Berburu Ketupat di Kampung Ketupat (1)


Rabu, 22 April 2015 / 13:21 WIB
Berburu Ketupat di Kampung Ketupat (1)
ILUSTRASI. pelemahan harga minyak menyeret kinerja emiten migas


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Hendra Gunawan

BANJARMASIN. Menyambangi Banjarmasin, Kalimantan Selatan tidak lengkap bila belum mencicipi sedapnya Soto Banjar. Soto yang berisi ketupat, suwiran ayam, kentang, dan disiram menggunakan kuah susu ini adalah makanan khas Banjarmasin.

Lantaran kuliner khas daerah ini banyak memakai ketupat, tak heran bila permintaan makanan dari beras ini sangat tinggi. Bahkan, saat ada acara khusus seperti pernikahan, ketupat juga menjadi makanan wajib.

Makanya, jangan heran bila di Banjarmasin banyak orang yang menjual kerangka ketupat. Bila ingin memborong dan melihat proses pembuatan ketupat, Anda dapat mengunjungi Kampung Ketupat yang berada di Pekapuran, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Lokasi sentra ini berada disepanjang sungai Martapura.

Untuk sampai ke lokasi dibutuhkan waktu tempuh sekitar 90 menit dari Bandara Udara Syamsudin Noor. Lokasi ini tidak jauh dari Kantor Gubernur Banjarmasin. Sebagai patokannya, ada gerbang yang bertuliskan “Kampung Ketupat” di ujung jalan.

Saat KONTAN mengunjungi kampung ini Januari lalu, banyak perajin ketupat menjajakan dagangannya di sepanjang ruas jalan kampung ini. Total ada ratusan pedagang ketupat yang berjualan. Selain itu, banyak juga banyak pedagang makanan berbahan dasar ketupat ikut meramaikan tempat ini.

Agus Banjaria, salah seorang perajin ketupat menceritakan, Kampung Ketupat itu sudah ada sejak tahun 1980-an. Selain perajin lama, banyak juga perajin baru yang ikut terjun ke usaha ini. “Ada juga yang baru jualan karena melihat pelanggan kami yang banyak,” katanya pada KONTAN.

Perempuan berambut pendek ini sudah menjadi perajin ketupat sejak masih muda. Hampir semua keluarganya kini menggantungkan hidupnya dari usaha ketupat. Asal tahu saja, ketupat di sana cukup unik karena ukurannya yang besar.

Perempuan yang kerab disapa Banjaria ini membanderol harga ketupatnya Rp 5.000 per 10 biji. Dalam sehari, Banjaria bisa menjual 200 biji ketupat. Tapi, saat akhir pekan, penjualan bisa melonjak hingga dua kali lipat. “Biasanya setiap Sabtu dan Minggu banyak orang yang menikah, jadi pesanan banyak,” jelasnya.

Bila dikalkulasi dalam seminggu, Banjaria dapat mengantongi omzet sekitar Rp 900.000. Untuk keuntungan bersihnya sekitar 50% dari omzet.

Perajin lainnya adalah Hamran. Bapak empat anak ini baru menggeluti usaha pembuatan ketupat sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya dia berjualan sembako. “Saya lihat pembelinya banyak dan untungnya lumayan, akhirnya saya tertarik untuk terjun ke usaha ini,” jelasnya.

Sama dengan pedagang ketupat lainnya, dia menjual kerangka ketupatnya seharga Rp 5.000 per 10 biji. Dalam sebulan dia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 5 juta.

Selain menjual ketupat, Hamran juga menjual beragam aksesori untuk upacara adat, mulai dari hiasan tiang kembangan, hiasan untuk ayunan bayi dan lainnya. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×