kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Berburu mebel Bekas di Jalan Pal Meriam (1)


Rabu, 11 Juni 2014 / 16:05 WIB
Berburu mebel Bekas di Jalan Pal Meriam (1)
ILUSTRASI. Drakor The Interest of Love dibintangi Yoo Yeon Seok dan Moon Ga Young masuk dalam jajaran top series Netflix hari ini.


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Havid Vebri

Mengisi rumah dengan mebel berkelas tentu menjadi impian semua orang. Sayang, harga mebel baru, apalagi berkualitas tinggi, harganya tidak murah. Nah, bila duit Anda terbatas, tidak ada salahnya melirik mebel bekas.

Kendati harganya lebih murah, sebenarnya kualitas mebel bekas tidak kalah dibandingkan mebel baru. Apalagi untuk mebel berbahan kayu jati. Semakin lama mebel kayu jati dipakai, material kayunya justru semakin kuat dan semakin terlihat bagus.

Di Jakarta, ada beberapa sentra mebel bekas. Salah satu yang sangat dikenal ada di Pal Meriam, Jakarta Timur. Lokasi ini bisa diakses dari arah Salemba menuju Matraman Raya, Jakarta Timur.

Dari perempatan lampu merah Matraman Raya tinggal lurus terus ke arah Jatinegara. Sekitar 800 meter dari sana, Anda belok kiri dan tiba di Jalan Pal Meriam.

Lokasi sentra ini berada tepat di sisi kiri dan kanan Jalan Pal Meriam. Sentra ini ditandai dengan deretan lapak yang memajang aneka mebel, seperti meja, kursi dan lemari.

Di tiap-tiap lapak berukuran 3 meter (m)  x 4 m itu, tampak kesibukan para perajin memperbaiki tampilan mebel yang mereka jual. Di Jalan Pal Meriam ini, terdapat belasan lapak mebel yang berderet di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan.

“Di sini buka setiap hari, termasuk hari libur. Kalau tutup biasanya karena ada urusan pribadi saja,” kata Komarudin, salah satu pedagang mebel di sana.

Komarudin sudah menjadi pedagang mebel di lokasi ini sejak tahun 1985. Saat itu, di daerah ini sudah mangkal beberapa pedagang lainnya. Menurut cerita, kata dia, cikal bakal sentra ini sudah muncul sejak tahun 1970-an. "Waktu itu sudah ada satu dua yang jualan," jelasnya.

Di lapaknya, Komarudin terlihat sibuk memperbaiki lemari bekas. Lemari setinggi dua meter itu nampak sudah mengelupas bagian catnya karena faktor usia. “Ini perlu dua hari supaya bisa bagus lagi,” ujarnya.

Komarudin berniat menjual kembali lemari tersebut seharga Rp 350.000. Harga ini relatif lebih murah karena lemari itu bukan terbuat dari kayu jati. Ia bilang, omzetnya dalam sebulan minimal Rp 5 juta.

Tak jauh dari situ, perajin lain bernama Raman juga sedang sibuk memoles meja yang baru diperbaikinya. Di sekitarnya, terlihat beberapa meja lain yang menunggu giliran untuk diperbaiki. “Ada yang sehari selesai, tergantung kondisinya seperti apa,” tuturnya.

Di lapak miliknya tampak sudah dipajang beberapa mebel yang sudah selesai diperbaiki. Tampilannya tidak kalah dengan mebel baru. Harga jual mebelnya bervariasi. "Paling mahal Rp 450.000, itu pun masih bisa nego,” ucapnya.

Dengan harga segitu, untung yang didapat sudah lumayan besar. Soalnya, ia membelinya hanya seharga Rp 150.000. Dalam sebulan, Raman bisa mengantongi omzet Rp 15 juta.    

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×