kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berburu oleh-oleh di pesisir Lombok (2)


Sabtu, 05 Mei 2018 / 17:15 WIB
Berburu oleh-oleh di pesisir Lombok (2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Siang itu, langit Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) nampak biru. Terik matahari pun terus menyelimuti Tanjung Aan. Namun, kondisi ini tak menyurutkan minat pengunjung untuk menyambangi pantai di bagian selatan Pulau Lombok ini. Pengunjung ramai berdatangan memenuhi kawasan Tanjung Aan.

Meski banyak pengunjung, Munaris, salah satu pedagang kaos mengatakan, barang dagangannya belum tentu laris. Mereka sudah menolak duluan sebelum para pedagang mendekatinya. "Tapi ditolak sudah biasa kalau buat saya, namanya juga cari rejeki," ujarnya singkat.

Munaris mengatakan, jika Pemerintah Daerah (Pemda) sempat menjanjikan kios bagi para pedagang di sekitar Tanjung Aan. Namun sampai sekarang, janji tersebut belum terealisasi.

Padahal, para pedagang asongan seperti dirinya sudah menunggu dan berharap kios berdiri. "Sudah sejak tiga tahun lalu janjinya, katanya bakal dibikinkan kios di sekitar pantai ini," ungkapnya.

Munaris pun berpendapat Pemda belum serius dalam mengembangkan potensi wisata di sekitar kawasan Tanjung Aan. Nasib pedagang asongan pun belum menjadi prioritas Pemda.   

Hal yang sama juga dirasakan oleh Jumailah, salah satu pedagang kain tenun yang mangkal di sekitar Tanjung Aan. Sama seperti Munaris, dirinya juga tengah menunggu realisasi janji Pemda untuk pendirian kios bagi mereka. Ia berharap dengan adanya kios, pedagang asongan seperti dirinya bisa mendapat sedikit kepastian soal penghasilan.

Yang jelas, para pedagang tidak perlu lagi berjalan jauh dan mendekati pengunjung satu per satu. "Kami sepertinya memang tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah. Katanya saja mau dibuatkan kios, namun sampai sekarang belum juga diberikan. Malah kios yang sudah ada sekarang untuk pedagang makanan," tuturnya.

Jumailah bilang, ia dan pedagang lainnya biasa berjualan di kawasan Tanjung Aan dan Pantai Kuta Lombok sejak pagi sampai saat matahari hampir tenggelam. Setiap hari, ia  datang bersama dengan 11 pedagang lainnya. Para pedagang tersebut biasanya menyewa satu angkutan untuk mengantarkan mereka dari titik kumpul ke kawasan Tanjung Aan.

"Kalau pagi sampai siang saya dan beberapa pedagang lain banyak yang berjualan di sekitar Pantai Kuta. Siang menjelang sore, kami geser, berjalan kaki ke Tanjung Aan sini. Karena kalau semakin sore, di sini semakin ramai," kata ibu paruh baya ini.

Kawasan wisata Tanjung Aan tak hanya dipenuhi para pedagang asongan dari kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak. Bahkan ada beberapa pedagang yang masih berusia anak-anak, mereka menjual ragam produk kerajinan lain seperti gelang, dompet maupun pouch.

Gelang anyaman khas Lombok dibanderol mulai dari Rp 2.000-Rp 5.000 per buah. Sedangkan aneka dompet dan pouch dibanderol Rp 20.000-Rp 25.000 per buah. Sebagian besar dari pedagang anak tersebut berjualan untuk membantu orangtuanya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pada hari biasanya, para pedagang biasanya datang usai jam anak pulang sekolah. Saat libur, mereka ada di sini sejak pagi. "Hasilnya lumayan untuk menambah uang saku atau kebutuhan biaya sekolah," ujar Baiq, salah satu pedagang gelang dan dompet di Tanjung Aan.                         

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×