kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berburu parfum dan produk khas Timur Tengah di Condet (1)


Minggu, 09 September 2018 / 06:30 WIB
Berburu parfum dan produk khas Timur Tengah di Condet (1)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Cerita  kawasan Condet, Jakarta Timur seakan tidak pernah habis. Selain dikenal sebagai kampung Betawi, daerah yang berada di sebelah timur ibukota ini juga dikenal sebagai kampung Arab.

Berdasarkan riset KONTAN, warga keturunan arab yang dulunya terpusat di daerah Pekojan, Jakarta Barat mulai berpindah ke Condet sejak tahun 1990-an. Makin lama, jumlah arab peranakan pun membesar.

Seperti warga keturunan arab kebanyakan, disana mereka membuka usaha toko parfum. Sampai sekarang jumlahnya sudah mencapai ratusan toko.

Menyediakan berbagai macam parfum lokal dan impor dengan harga terjangkau, membuat daerah ini kerap dikunjungi pembeli dari berbagai daerah.

Kini, daerah Condet tidak hanya dikenal sebagai pusat penjualan parfum. Tapi juga sebagai pusat peralatan ibadah, oleh-oleh haji, sampai dengan pernak-pernik khas Timur Tengah.

Saat KONTAN bertandang di lokasi Minggu (2/9), yang terekam pandangan mata adalah jajaran toko parfum yang mulai menjual aneka peralatan ibadah. Mulai dari baju ihram, peci, tasbih, sajadah, aneka kurma, kacang-kacangan, alat musik marawis, hadroh sampai dengan shisa berbagai ukuran.

Berjalan sepanjang Jalan Raya Condet, ada toko khusus  alat musik marawis dan shisa. Meski ukuran toko tidak begitu besar, koleksinya cukup beragam.

Siang itu, sebagian toko oleh-oleh nampak padat dipenuhi pembeli. Kebanyakan mereka membeli aneka makanan yang akan dijadikan oleh-oleh sepulang perjalanan dari tanah suci.

Mustofa Malik, pemilik toko BSA Putra mengaku bila sekitar enam tahun lalu, para pedagang mulai memperluas produk dagangan dengan aneka aksesoris Timur Tengah, oleh-oleh haji, serta peralatan ibadah. "Awalnya untuk perluas pasar dan menciptakan peluang usaha baru. Sehingga tidak hanya parfum saja," katanya pada KONTAN.

Mustofa sendiri sudah membuka toko tersebut sejak lima tahun lalu. Sebelumnya, dia membantu menjalankan usaha parfum orang tuanya. Ia  bercerita bila kebanyakan para pemilik toko membuka cabang di lokasi yang sama.  Yang mengelola masih punya hubungan saudara.

Produk yang dijualnya cukup beragam. Ada parfum, baju ihram, air zam-zam, kacang-kacangan, kurma, aneka macam rebana, dan shisa.

Khusus shisha dan aneka kacang serta kurma didatangkan langsung dari Timur Tengah. Sedangkan untuk parfum sebagian impor dari luar negeri.

Ia membanderol barang dagangan mulai dari Rp 2.000 sampai Rp 2 juta. Sayang, Mustofa enggan menyebutkan total omzet yang dikantongi per bulan.

Ahmad Assegaf, pemilik toko Agen Shisha 88 bercerita bila sejak jaman penjajahan Belanda di Condet sudah banyak terdapat toko parfum dan pernak-pernik Timur Tengah. Laki-laki berusia 35 tahun ini mulai membuka usaha sejak 2000. Sebelumnya, dia ikut membantu berdagang di toko orang tuanya.

Sama dengan yang lain, ia menjual aneka shisha, parfum, sampai oleh-oleh haji. Ia membidik pasar pemilik toko yang membeli partai besar.                          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×