kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.852   56,00   0,33%
  • IDX 6.662   48,89   0,74%
  • KOMPAS100 962   9,64   1,01%
  • LQ45 749   7,37   0,99%
  • ISSI 212   1,44   0,69%
  • IDX30 390   3,86   1,00%
  • IDXHIDIV20 469   3,94   0,85%
  • IDX80 109   1,18   1,09%
  • IDXV30 115   1,41   1,24%
  • IDXQ30 128   1,22   0,97%

Berburu pigura dan plakat di Lampung (1)


Senin, 10 Agustus 2015 / 12:50 WIB
Berburu pigura dan plakat di Lampung (1)


Reporter: Silvana Maya Pratiwi | Editor: Tri Adi

Berdiri sejak 1980-an, sentra percetakan reklame dan pigura di Jalan Kota Raja, Bandar Lampung selalu ramai pembeli. Hingga saat ini tercatat ada lebih dari 15 pelaku usaha yang menekuni usaha ini. Beberapa dari mereka adalah generasi kedua. Omzet yang diperoleh mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

Seperti halnya kota-kota lain di Indonesia, Kota Bandar Lampung juga memiliki banyak sentra industri kecil dan menengah (IKM). Salah satunya adalah sentra pigura dan percetakan reklame seperti pin, bros, medali, dan plakat di Jalan Kota Raja, Bandar Lampung.

Sentra ini selalu ramai pembeli. Banyak pengunjung yang membawa kendaraan memarkirkan mobilnya di pusat perbelanjaan dan stasiun kereta yang berada tak jauh dari lokasi sentra ini.

Siswoyo, salah seorang penjual pigura di kawasan ini bercerita, bahwa sentra ini sudah ada sejak tahun 1986. Awalnya kawasan ini dipenuhi banyak pelaku usaha mulai dari rumah makan, kios koran, hingga apotek. Pada akhirnya ada dua pelaku usaha yang beralih profesi dengan menjual pigura dan reklame.   "Lama-kelamaan dilihat usaha reklame dan pigura menjanjikan, makanya pada beralih ke bidang ini. Sekitar tahun 1988 mulai ramai pelaku usaha di bidang ini," katanya kepada KONTAN.

Hingga saat ini tercatat ada lebih dari 15 pelaku usaha yang mencari ladang penghasilan di bidang reklame dan pigura. Siswoyo merupakan generasi kedua yang meneruskan usaha orang tuanya. Awalnya ia menyediakan jasa membuat reklame dan pigura.

Tapi karena permintaan pigura tinggi, ia pun memilih fokus melayani pesanan pigura. "Kalau untuk pelanggan tidak pernah sepi, setiap hari selalu ada," ujarnya.

Lewat tokonya Reklame dan Pigura Djogja, ia menerima pesanan aneka bingkai mulai dari bingkai fiber dan barong. Harga jual bingkai dibandrol mulai harga Rp 15.000 untuk kertas ukuran A3 dan paling mahal seharga Rp 250.000 untuk ukuran 32 R. Ia bilang, paling banyak konsumen memesan bingkai ukuran 24 R yang biasa dipakai untuk pre-wedding, dengan kisaran harga
Rp 100.000-Rp 120.000.

Dengan dibantu tiga karyawan, ia bisa mengantongi omzet Rp 500.000 per hari. Tapi bila sedang ramai, ia bisa menyelesaikan 15 pesanan bingkai dengan omzet 2,5 juta dalam sehari.

Pemain lainnya adalah Nurmila Oktavia yang mengusung nama usaha Reklame Welly. Ia bersama suami merintis usaha ini sejak tahun 1995. Beda dengan Siswoyo, ia fokus bisnis reklame.

Nurmila menerima jasa pembuatan reklame mulai dari plakat, pin, medali, pembuatan plat kendaraan, stempel, dan lain-lain. Ia mengaku, pesanan selalu ada setiap harinya. "Hanya bulan puasa dan 10 hari setelah puasa yang sepi," katanya.

Biasanya ia menerima pesanan skala besar saat ada kegiatan seperti wisuda, pergantian anggota dewan, pergantian bupati, hingga pendidikan sekolah polisi di bulan Juli dan Agustus. "Biasanya pendidikan sekolah polisi yang di daerah Kemiling pesannya sama saya mulai dari pin, emblem, hingga tali kurnya," tuturnya.

Harga jual produknya bervariasi. Untuk plakat dibandrol mulai harga Rp 70.000-Rp 800.000, pin Rp 5.000-Rp 50.000, dan medali Rp 15.000-Rp 200.000. Prinsipnya semakin banyak pesanan maka harga semakin murah. Sebulan,  ia bisa menerima lebih dari 1.000 pesanan dengan omzet Rp 15 juta-Rp 20 juta.          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×