Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat penelitian akademik, kini mulai merambah ke ranah bisnis. Salah satunya, Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad), yang mulai menjadi inkubator inovasi di pertanian.
Saat ini, laboratorium tersebut tengah melakukan berbagai penelitian. Mulai dari pengembangan varietas stroberi unggul asal Jepang hingga produksi pupuk hayati yang ramah lingkungan.
Meira, seorang peneliti atau laboran di Laboratorium Biologi Tanah Unpad, mengungkapkan, salah satu fokus utama mereka saat ini adalah pengembangan lima varietas stroberi dari Jepang yang tengah ditanam di rumah kaca di Jatinangor, Bandung.
"Ada tiga varietas yang manis, yaitu benihope, sakura, dan haruhi. Dua lainnya, KS75 dan nonatsu boshi sedikit lebih asam," ujarnya saat ditemui KONTAN, Rabu (29/4).
Supaya berkembang, tim peneliti di laboratorium ini menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam rumah kaca (greenhouse) bagi setiap varietas stroberi. Mulai dari suhu, kelembaban, hingga sistem penyiraman yang diatur sedemikian rupa supaya bisa optimal.
Hasilnya, klaim Meira, pihak Jepang menyebut rasa stroberi yang ditanam ini tidak jauh berbeda dengan yang ditanam di Jepang. Bedanya, di Jepang, ukurannya bisa seragam besar. Sedangkan stroberi di Jatinangor, menurutnya, masih terus berproses.
Maklum, pengembangan varietas stroberi yang di mulai sejak 2023 ini belum dikomersialisasikan secara luas. Pasalnya, butuh waktu hingga 2027 untuk memantau perkembangannya.
Saat ini, penjualan stroberi masih terbatas di sekitar kampus Unpad dan wilayah Bandung. Sementara di rumah kaca laboratorium tersebut, ada sekitar 5.000 tanaman stroberi.
Selain itu, Laboratorium Biologi Tanah Unpad juga berinovasi menciptakan pupuk hayati yang ramah lingkungan. Salah satu produk unggulan mereka adalah pupuk hayati microbeads.
Klaimnya, mikroba didalam pupuk ini tidak langsung habis saat diaplikasikan ke tanah. Pupuk hayati ini telah diujicobakan pada tanaman jagung dan nanas, tapi belum dikomersialisasikan secara massal.
Tapi, laboratorium ini telah memiliki produk pupuk hayati cair yang telah dikomersialkan, yakni Bion Up. Pupuk ini, Meira menjelaskan, bentuknya cair dan bisa langsung diaplikasikan ke tanaman.
Di dalam pupuk ini terdapat berbagai jenis bakteri dan jamur yang bermanfaat untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Mulai dari meningkatkan ketersediaan unsur nitrogen, melarutkan fosfat, hingga manfaat lainnya.
Untuk produksi dan distribusi dari Bion Up, Laboratorium Biologi Tanah Unpad sudah menjalin kerjasama dengan PT Pupuk Kujang.
"Kami bertindak sebagai formulator, sementara Pupuk Kujang yang memproduksi dan mendistribusikannya," sebut Meira.
Selanjutnya: AMMN Rugi US$ 138 Juta di Kuartal I-2025, Smelter Baru Jadi Harapan Pemulihan
Menarik Dibaca: Bagaimana Cara Menghilangkan Milia? Ini 5 Kandungan Skincare yang Bisa Dicoba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News