kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berjaya dengan bisnis Pecel Lele Joyoboyo


Jumat, 08 Maret 2013 / 09:53 WIB
Berjaya dengan bisnis Pecel Lele Joyoboyo
ILUSTRASI. Girl group BLACKPINK yang sempat terpilih sebagai Brand Ambassador resmi dari Tokopedia


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Siapa yang tidak mengenal kuliner pecel lele? Ini merupakan  salah satu jenis makanan yang cukup populer bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah. Dulu, pecel lele hanya dijajakan di warung-warung tenda pinggir jalan. Namun, kini, imej pecel lele telah naik kelas ke level resto. Contohnya  Pecel Lele Joyoboyo di Jakarta.

Adalah Bambang Priyambodo yang memulai usaha ini. Ia mendirikan usaha resto Pecel Lele Joyoboyo tahun 2001. Nama Joyoboyo diambil dari nama raja Kediri, lantaran Bambang berasal dari Kediri.
 
Bambang mengatakan, resto Pecel Lele Joyoboyo mengkreasi lele dalam beberapa rasa dan racikan, di antaranya lele bakar madu, lele bumbu rendang, dan lele balado. Selain lele, dia juga menawarkan bebek goreng, bebek bakar, dan ikan bawal. Beragam menu itu dibanderol harga murah meriah, mulai dari Rp 12.000.

Setelah bisnisnya mapan, Bambang pun membuka peluang kemitraan sejak lima tahun lalu hingga saat ini. Sekarang, ia sudah memiliki  18 gerai, tersebar di Jakarta, Kediri, Tulungagung, dan Bogor. Empat diantaranya gerai milik sendiri, sisanya milik para mitra.

Target laba 14%

Pecel Lele Joyoboyo menawarkan tiga paket investasi. Pertama, paket silver dengan biaya Rp 75 juta. Untuk tipe ini, mitra harus menyiapkan ruangan seluas 30 m2, dan membayar royalty fee Rp 1,5 juta sebulan.

Kedua, paket gold dengan investasi Rp 250 juta. Tipe ini membutuhkan ruangan seluas 100 m2. Mitra wajib membayar royalty fee Rp 2,5 juta tiap bulan. Terakhir, paket platinum dengan investasi Rp 500 juta. Mitra harus menyiapkan ruangan minimal 150 m2, dan bayar royalty fee Rp 4 juta.

Kata Bambang, 40% dari biaya investasi digunakan untuk perlengkapan gerai, seperti renovasi tempat, peralatan masak, rekrutmen dan pelatihan karyawan, paket promosi berupa neon boks, flyer, reklame, serta bahan baku awal. Yang 60%  merupakan franchise fee.

Bambang memperkirakan, mitra bisa meraup omzet bulanan antara Rp 39 juta hingga  Rp 192 juta, tergantung tipe paket. Jika, target laba bersih sekitar 14% dari omzet  bisa tercapai, mitra bisa balik modal dalam 1-2 tahun.

Bambang akan memperkenalkan setiap mitra kepada pemasok lele di kota masing-masing, karena pusat hanya menjual bumbu kering.

Pengamat waralaba dari Sarosa Consulting Pietra Sarosa menyarankan, mitra Pecel Lele Joyoboyo harus lebih giat berpromosi. Sebab, bisnis ini sudah lama ada, namun gaungnya belum begitu besar.

Selain itu, dia bilang, yang terutama dari bisnis kuliner adalah kontinuitas dan keunikan rasa. Calon mitra harus memastikan menu-menu yang ditawarkan Pecel Lele Joyoboyo memang enak dan kemasannya menarik. "Nilai investasinya relatif mahal. Jadi, jangan sampai tidak ada bedanya dengan pecel lele yang dijual di pinggir jalan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×