kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Berkah dari ikon kaos bercita rasa Solo (1)


Rabu, 19 Februari 2014 / 16:58 WIB
Berkah dari ikon kaos bercita rasa Solo (1)
ILUSTRASI. Jadwal MPL ID S10 Hari Ini (1 Oktober): Link Streaming El Clasico RRQ Hoshi vs. EVOS


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri

Beberapa daerah tujuan wisata punya kaos yang identik sebagai buah tangan khas daerah itu. Sebut saja kaos Dagadu Yogyakarta dan kaus Joger Bali.

Nah, belajar dari pengalaman pelaku usaha di Yogya dan Bali itu, Aries Adenata di Solo, Jawa Tengah juga membuat kaos khas Solo bermerek Kaos Rasa Solo. Sejak dirilis September 2010, kaus ini pun mulai menjadi ikon Kota Solo.

Aries mengaku, inspirasi membuat kaos unik khas Solo itu setelah pamor Solo naik daun sejak dipimpin Joko Widodo alias Jokowi. "Awalnya saya membuat kaos ini karena fenomena Pak Jokowi dan Solo jadi naik daun," ucap pria kelahiran Surakarta 32 tahun silam ini.

Awalnya, ia mengusung merek Saos, akronim dari Solo Punya Kaos. Karena kata Saos identik dengan nama makanan yang mengandung rasa tertentu, akhirnya dipilih tagline Kaos Rasa Solo.

Lewat Kaos Rasa Solo, Aries ingin memberikan cenderamata yang tahan lama, simpel, tapi tetap memiliki kesan mendalam tentang Kota Solo kepada para pelancong. "Selama ini yang menjadi ikon Kota Solo belum ada, makanya saya buat ini agar menjadi ikon yang mudah di ingat wisatawan," ujarnya.

Melalui produk Kaos Rasa Solo, pria lulusan Sastra Inggris IAIN Surakarta ini juga ingin mengobati kerinduan masyarakat Solo yang kini menetap di luar kota.

Aries mengakui, selama ini banyak kaos memuat gambar heritage Kota Solo. Tetapi di antara produsen kaos itu, belum ada satu pun merek kaos yang kuat. Ia optimistis Kaos Rasa Solo bikinannya bisa mengambil peluang itu.

“Solo sebenarnya banyak memiliki kaos-kaos lokal dengan desain beragam, tetapi memang belum ada yang seperti mercusuar. Ini memotivasi saya untuk bisa mengembangkan Saos seperti Joger di Bali atau Dagadu di Yogya,” jelas Aries.

Lantaran masih tergolong baru, desain Kaos Rasa Solo belum tematis, tetapi masih bersifat mengenalkan. Misalnya lewat desain Bengawan Solo atau plesetan peribahasa Jawa seperti “Batik Ketitik, Lurik Ketoro”.

Setelah empat tahun berjalan, usaha yang dirintis Aries semakin berkembang. Selain memiliki outlet resmi di Jalan Ahmad Yani, Nomer 340, Pabelan, Surakarta, ia juga memasok kaos ke toko-toko suvenir di Kota Solo.

Setiap produk didesain secara unik dengan menggunakan ikon Kota Solo. Dalam sebulan, ia bisa meluncurkan hingga dua desain gambar berbeda.
Itu diluar desain limited edition yang biasa diluncurkan setiap akhir pekan sekali.

Rata-rata satu lembar kaos bikinannya  dibanderol harga Rp 65.000 - Rp 70.000 per pieces. Khusus kaos untuk anak-anak, harganya dipatok paling tinggi Rp 45.000.

Aries mengaku, kiosnya bisa menjual 50 hingga 100 kaos. Sementara ke kios-kios lain, ia rutin memasok hingga 200 kaos per hari. Dari penjualan sebanyak itu, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 210 juta per bulan.

Omzetnya bisa melejit jika sedang masuk musim liburan sekolah atau Hari Raya Idul Fitri. Pada momen-momen seperti itu, Aries bisa memproduksi dan menjual lebih dari 200 lembar kaos per bulan.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×