kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkah kerajinan tong bekas nyaring bunyinya (1)


Kamis, 04 Februari 2016 / 15:58 WIB
Berkah kerajinan tong bekas nyaring bunyinya (1)


Reporter: Teodosius Domina | Editor: S.S. Kurniawan

Di tangan orang kreatif, beragam limbah bisa diolah menjadi kerajinan yang bernilai komersial. Salah satu limbah yang bisa diolah adalah tong alias drum bekas yang merupakan limbah pabrik.

Hal ini yang dilakukan oleh Sukarno, pemilik UD Mandiri di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.  Lelaki yang akrab disapa Nano itu berhasil memermak tong bekas menjadi berbagai macam jenis barang.

"Yang paling banyak saya bikin menjadi tempat sampah. Tong-tong itu cuma saya bersihkan dan saya cat ulang," tuturnya.

Meski terdengar sederhana, dia menyebut tong bekas tersebut tak hanya sembarangan dicat, melainkan melukis dengan beragam motif. Contoh, menggambar tokoh kartun ke dalam produknya.

"Kalau soal tong dengan lukisan tergantung pelanggan. Kalau dari sekolah-sekolah itu biasanya minta digambari. Mungkin sebagai pemancing agar siswa tahu pentingnya menaruh sampah pada tempatnya," terangnya.

Namun, Nano tak hanya mahir membuat tong menjadi tempat sampah, melainkan juga membuat meja, kursi, almari, bahkan composser atau mesin pembuat pupuk kompos. 

Soal harga, dia mengatakan harganya bervariasi tergantung ukuran, bahan, motif, dan tingkat kerumitan pesanan. Untuk tong sampah yang berbahan kaleng, kalau hanya dibersihkan harganya menjadi Rp 70.000. 

Setelah dicat dengan satu warna atau polos, dibanderolnya dengan harga Rp 80.000. Harga Rp 100.000 hingga Rp 120.000 ia patok untuk yang sudah dilukis atau diberi motif.

Sedangkan untuk meja dan kursi, harganya juga bervariasi mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 200.000. Dari usaha ini, dia mengaku memperoleh omzet Rp 1 juta-Rp 3 juta per hari.

Pemain lain dalam bidang ini, Faishal yang juga berdomisili di Tangerang Selatan, Banten. Ia baru tiga tahun bergelut dengan kerajinan berbahan tong bekas.

Faishal menyatakan, saat ini yang paling banyak peminat adalah membuat tong sampah. Dia mengaku harus membeli tong bekas seharga Rp 50.000 per buah.

Setelah dibersihkan dan dicat, Faishal menjualnya dengan keuntungan Rp 10.000-Rp 15.000 per tong sampah. Tiap bulan dia berhasil meraup omzet hingga Rp 5 juta dari usahanya tersebut.

Baik Faishal maupun Nano menerangkan, untuk tong sampah mereka banyak menerima pesanan dari pengembang yang tengah membangun proyek perumahan. "Kalau pembelinya dari yang bikin perumahan, biasanya kami mengerjakan 300-400 unit sekaligus dan harganya jelas berbeda dengan pembeli satuan," tutur Faishal.

Nano juga pernah pula mengerjakan pesanan pengembang yang membuat 1.000 unit rumah dan dibuatnya dalam waktu dua bulan senilai Rp 150 juta.  

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×