Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan bisnis digital membuat usaha jasa pengiriman barang alias kurir makin berkembang. Tak cuma menjadi berkah bagi pemain nasional saja, tapi juga pebisnis sejenis yang ada di daerah.
Salah satunya adalah Bujang Kurir yang berbisnis jasa kurir di sekitar Pontianak, Kalimantan . Ini adalah usaha rintisan yang dibangun sejak Juni 2015. Awalnya hanya memanfaatkan aplikasi percakapan Whatsapp dan BlakcBerry Messenger (BBM) saja, tapi mulai tumbuh dengan mengembangkan aplikasi android yang untuk sementara bisa diunduh di playstore sejak 2016. "Untuk aplikasi iOS sedang kami kembangkan," tutur Rizky Ramadhan, pemilik Bujang Kurir kepada KONTAN.
Baca Juga: Qrim Express ingin mencuil kue logistik di pasar domestik
Saat ini, Bujang Kurir sudah diunduh 13.000 pengguna. Kalau awalnya layanan ini hanya berupa pengantaran makanan dan barang, kini sudah ada tambahan layanan antri tiket bioskop hingga pesanan binatu bernama Bujang Laundry.
Dengan layanan yang ada, Bujang Kurir membidik segmen pasar para UMKM yang ada di Pontianak. Kini sudah puluhan pebisnis UMKM menjadi klien Bujang Kurir. "Sekarang ini kami juga tengah menyasar UMKM home industry," sahutnya.
Untuk bisa memuluskan bisnis tersebut, Bujang Kurir sudah menggandeng 25 kurir. Dan hasilnya adalah saban bulan bisa menyelesaikan orderan antara 3.000 sampai 3.500 pengiriman.
Baca Juga: Pos Indonesia bantah alami kebangkrutan
Dengan hasil tersebut, Bujang Kurir menargetkan bisa meningkatkan pengiriman hingga 50% lagi sampai akhir tahun ini. Caranya adalah ada rencana membuat metode pembayaran digital. Selain itu juga merambah ke beberapa daerah lain yang ada di Kalimantan Barat. Seperti Mempawah, Singkawang, Sambas, Ketapang hingga Sintang.
Pemain di bisnis jasa pengiriman lokal lainnya adalah O'Kurir Tulungagung yang dirintis Dafid Pradana. Sama seperti Bujang Kurir, O'Kurir Tulungagung yang ada sejak Maret 2018, adalah jasa pengiriman paket antar daerah. Cakupan O'Kurir saat ini baru di Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek, Jawa Timur. "Untuk Trenggalek hanya lima kecamatan saja," katanya ke KONTAN.
Untuk bisa menjalankan bisnis ini, O'Kurir sudah menggandeng 14 kurir. Saat ini layanannya adalah pengiriman barang atau makanan dengan memakai kendaraan bermotor. Dengan target pasar adalah para pedagang online.
Baca Juga: Jatuh bangun Andik Purwo Widagdo membangun bisnis logistik di Jawa Timur
Berbeda dengan Bujang Kurir yang sudah memiliki aplikasi, O'Kurir masih memakai sarana komunikasi Whatsapp dalam menerima pesanan pengiriman. Hasilnya tergolong positif, karena rata-rata saban bulan bisa mengantar sekitar 5.000 paket per bulan.
Meski masih memakai pesan Whatsapp, tidak tertutup kemungkinan O'Kurir akan mengembangkan aplikasi kurir seperti Bujang Kurir. Tapi, Dafid tidak merinci target untuk membuat aplikasi tersebut.
Yang jelas, O'Kurir akan ekspansi ke Kediri dengan sistem COD. Langkah ini tentu untuk mendongkrak omzet yang saat ini sekitar Rp 50 juta per bulan. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News