Reporter: Dinda Audriene Muthmainah | Editor: Havid Vebri
Imlek kian dekat. Perayaan Tahun Baru China ini membawa hoki bagi para pembuat kue keranjang atau ni kwee. Pesanan sudah mulai mengalir sejak beberapa pekan lalu.
Salah seorang yang menikmati lonjakan pesanan kue khas China itu adalah Reni, pemilik toko Ny. Lauw di Kampung Sinargalih, Neglasari, Tangerang.
Saat KONTAN mengunjungi tempat pembuatan kue keranjang Nyonya Lauw ini, nampak kesibukan para pekerja mengaduk adonan kue dodol dan kue keranjang tanpa henti.
Sementara sebagian pekerja perempuan terlihat sedang membakar daun-daun pisang yang akan dipakai sebagai pembungkus kue keranjang.
Selain itu, ada juga yang sibuk mengemas kue dodol dan kue keranjang yang sudah matang. Kue dodol biasanya dibentuk panjang dengan ukuran 25 sentimeter (cm). Semuanya dibungkus plastik putih dan diikat di kedua ujungnya.
Ada pun kue keranjang dibentuk bulat dengan bungkus daun pisang. Kesibukan seperti ini sudah rutin setiap menjelang Imlek dan Lebaran. Usaha kue keranjang ini dirintis Ny. Lauw sejak puluhan tahun silam. Reni sendiri adalah menantu Ny. Lauw yang kini meneruskan usaha ini.
Dulunya, Ny. Lauw mendapatkan resep kue dodol dan keranjang dari sang mertua. Meski pembuatan kue dodol dan keranjang sekarang dipegang oleh generasi ketiga, tapi bahan baku, proses pembuatan, dan varian rasa yang diproduksi tetap sama dari tahun ke tahun. Tidak ada varian rasa baru atau inovasi terbaru.
“Setiap tahun selalu sama, tidak ada yang berubah," kata Reni. Untuk dodol tetap terdiri dari tiga jenis, yakni dodol lapis, dodol wijen, dan dodol duren. Sementara kue keranjang hanya satu jenis. Proses pembuatannya juga tetap tradisional untuk menjaga kualitas rasa.
Sedikitnya ada 150 karyawan yang membantu ketika Imlek dan lebaran akan tiba. Berbeda dengan hari biasa yang hanya tiga sampai empat orang. Pada hari biasa, pabrik ini hanya memproduksi kue dodol betawi. “Karyawan biasanya datang sendiri ke sini, mereka sudah tahu kapan harus buat kue keranjang,” tutur Reni.
Menurut Reni, 150 karyawan yang membuat kue keranjang dan dodol betawi bukanlah karyawan tetap. Kendari demikian, mereka sudah tahu betul bagaimana proses pembuatan kue keranjang dan dodol ala Ny. Lauw ini.
Tak jarang, satu karyawan juga mengajak anak dan menantunya untuk ikut membantu di pabrik tersebut. “Mereka turun temurun, ada yang bawa anaknya juga ada yang bawa menantu juga iparnya,” tutur Reni.
Mulai bulan Januari, pabrik ini sudah mulai memproduksi kue keranjang. Tak tanggung-tanggung, satu ton kue keranjang dan dodol betawi diproduksi setiap harinya. Sementara hari biasa, produksinya paling 50 kilogram (kg) per hari.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News