Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Burung pleci merupakan salah satu burung berkicau yang menghasilkan suara yang indah. Tak heran, burung ini punya banyak penggemar. Sekalipun berukuran kecil, lantaran keunikan suara ocehannya, pleci sering diikutsertakan dalam lomba burung kicau.
Selain memiliki suara yang indah, burung pleci juga mempunyai bulu-bulu indah. Warnanya hijau kekuningan, sedap dipandang mata. Burung ini juga dikenal dengan nama burung kacamata. Pasalnya, pleci punya mata dengan lingkaran hitam yang dibalut dengan lingkaran putih di luarnya.
Seiring popularitas pleci yang kian menanjak, pembudidayanya pun bermunculan. Salah satunya, Nurul Hidayat di Lampung. Sayang, menurut Nurul, di Lampung, tren pleci sudah mulai meredup sejak akhir 2017 lalu. Namun, di wilayah lainnya, penggemar masih banyak.
Meski begitu, kondisi ini tak membuat harga jual burung mungil ini merosot tajam. "Harganya bervariasi, tergantung kualitas burung," katanya.
Harga burung pleci berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 250.000 per ekor. Bahkan, untuk burung yang berhasil menyebet juara di ajang kompetisi harga jualnya bisa mencapai Rp 1 juta per ekor. Konsumennya pun berasal dari berbagai wilayah seperti Bandung, Jakarta dan sekitar Lampung.
Tidak sama dengan pedagang burung lainnya, Nurul hanya melayani pembelian burung di Lampung. Sebab, kebanyakan konsumen akan melihat langsung kondisi buraung dan mendengarkan kicauannya sebelum mengambil keputusan untuk membeli.
Asal tahu saja, Nurul sudah mulai membudidayakan burung ini sejak tahun 2016 lalu. Sampai sekarang, dia mempunyai sekitar 28 burung pleci dan hanya tinggal lima ekor yang siap jual.
Sejak tahun lalu, Nurul menjajal untuk membudidayakan burung ini. Namun, pada percobaan pertama, ia mengalami kegagalan lantaran telurnya tak ada benih. Tidak patah semangat, kini Nurul kembali mencoba membudiyakan lagi. Ada dua indukan yang sedang bertelur.
Peternak lainnya adalah Dwi Handoko asal Sidoarjo, Jawa Timur. Dia mulai mengembangbiakkan burung ini sejak 2005 lalu. Jumlahnya pun sempat mencapai puluhan ekor. Kini, burung yang siap jual hanya tinggal tiga ekor.
Sama seperti sebelumnya, konsumennya pun langsung datang ke lokasi saat membeli. "Mereka akan melihat burungnya langsung, mendengar kicauannya dan ngobrol-ngobrol dulu," katanya.
Dwi membandrol harga jualnya mulai dari Rp 250.000 sampai Rp 500.000 per ekor. Rata-rata konsumennya berasal dari sekitar Sidoarjo. Menurutnya, burung bermata akan tetap dicari karena banyak penggemarnya. n
Indukan, kandang dan pakan jadi perhatian peternak pleci
Pleci sudah mulai dipelihara di Indonesia sejak 1999. Lantas, burung yang memiliki kicauan dan warna bulu yang indah ini beranjak populer dari tahun ke tahun, seiring banyaknya kontes burung berkicau yang juga mengangkat pleci sebagai salah satu kategori.
Dari situlah, muncul peluang untuk menangkarkan si burung kacamata ini karena kemudian permintaan pleci berdatangan. Asal tau saja, sebelumnya, pleci merupakan burung liar yang sering terlihat bergerombol di pepohanan halaman rumah atau taman-taman kota.
Untuk mulai beternak pleci, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Yakni, indukan berkualitas, kandang (sarang) dan pakan.
Soal indukan, sebaiknya mencari indukan berkualitas unggul. Pastikan pleci janjang aktif berkicau agar karakter anaknya tak jauh berbeda. Pilih juga pleci yang sudah jinak untuk meminimalisir tingkat stres hewan. Sebab, jika stres mereka tak akan bisa kawin.
Menurut Nurul Hidayat, peternak asal Lampung, kandang juga harus dibersihkan tiap hari untuk menjaga kesehatan burung. Air minuman juga harus diganti saban hari. Selain itu, pleci juga harus dijemur tiap pagi.
Sedangkan, untuk pakannya dapat diberikan makanan kering berupa voer dengan tambahan pisang kepok. "Pemilik harus rajin memantau pakannya, terutama pisang. Jangan sampai kehabisan," ujar Nurul.
Untuk merangsang burung agar mau berkicau serta melatih mental, sebaiknya sering disandingkan dengan burung sejenis atau lainnya. Sebab, burung seringkali diam saat bertemu burung lainnya.
Pejantan siap dikawinkan saat berumur 1,5 tahun. Sedangkan, pleci betina siap kawin saat berumur 1,2 tahun. Nurul mengingatkan, umur burung harus pas supaya bila terlalu muda telur rentan kosong atau tak berisi benih.
Saat masa birahi, burung pleci cenderung menjadi kanibal dengan merusak bulunya. Tapi tak perlu khawatir karena bulu baru akan segera tumbuh.
Dia menegaskan pleci jantan dan betina bakal kehilangan kemerduan suaranya sekitar 60% dari biasanya setelah kawin. Namun, Nurul tak mengetahui penyebabnya hilangnya suara tersebut.
Dwi Handoko, peternak asal Sidoarjo, Jawa Timur memberikan saran pemeliharaan tak jauh berbeda. Untuk menjaga kondisi tetap fit, pakannya yang berupa voer dengan pisang harus dipantau setiap hari agar tidak kehabisan.
Ditambah lagi, burung harus dimandikan saban hari kemudian dijemur sekitar 2,5 jam. Kandang pun jangan lupa dibersihkan dari kotorannya. "Usahakan burung dikeluarkan di halaman setiap pagi untuk merangsang kicauannya dan mentalnya agar tidak takut dengan burung lainnya," jelasnya.
Dia mengaku suara pejantan bakal menghilang paska dikawinkan. Tapi secara perlahan akan kembali normal. Sedangkan, untuk bulunya pun juga ikut rontok karena masa birahi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News