kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bertandang ke Kampung Jahe di Bugel, Tangerang (2)


Sabtu, 08 Februari 2020 / 12:05 WIB
Bertandang ke Kampung Jahe di Bugel, Tangerang (2)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyebut kampung jahe, informasi yang langsung terekam di benak banyak orang adalah kampung yang punya tanaman jahe dan mengolahnya menjadi beragam produk berbasis jahe. Profil inilah yang ada di Kampung Jahe Bugel, Karawaci, Tangerang.   

Kampung tematik tersebut sudah berjalan hampir selama dua tahun. Keberhasilan Bugel menyandang predikat tersebut lantaran adanya program penyaluran bibit jahe, terutama jahe merah dari Pemerintah Kota Tangerang serta keberadaan usaha produksi jahe di kampung terebut.
 
Selain menanam jahe, warga Kampung Bugel juga sudah bercocok tanam sayuran, bunga dan tanaman lainnya. Selain di pekarangan rumah, warga di sana juga menanam ragam tanaman tersebut, termasuk juga jahe merah di lahan kelolaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga RW 07 Bugel seluas 150 m².
Hanafi, Ketua KWT Kenanga RW 06 Bugel bertutur ada juga rencana pengembangan lebih lanjut dari kampung jahe ini. Yakni ingin menjadi areal agrowisata dan salah satu tujuan wisata di Tangerang. "Sudah ada pembicaraan dengan warga. Ada yang setuju dan ikut saja. Karena tujuannya untuk memberdayakan warga dan bisa menanam tanaman lain yang ada hasilnya," jelasnya, ke KONTAN.

Baca Juga: Bermanfaat bagi tubuh, simak khasiat minuman jahe untuk kesehatan

Rencana pengembangan Kampung Jahe Bugel menjadi daerah agrowisata bisa segera berjalan. Namun, Hanafi tidak merinci waktu persisnya.  Yang pasti, proses pengembangan bisnis ini butuh waktu yang tidak sebentar dan dilakukan tahap demi tahap.
Untuk tahun ini adalah membangun resapan air dalam bentuk biopori di sekitar Kampung Jahe Bugel. Rupanya, saat banjir besar melanda sebagian besar Jabodetabek pada 1 Januari 2020 kemarin, kampung jahe ini terkena banjir meski tidak parah. Padahal sebelumnya daerah tersebut belum pernah kebanjiran. Untungnya, tanaman tidak rusak.  "Cuma kerendam saja," tuturnya.
 
Rencana lainnya adalah memperbanyak jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Selain jahe merah, dan tanaman bunga, kampung ini juga sudah mulai bercocok tanam aneka sayuran dan bakal terus ditambah.
 
Langkah tersebut diharapkan bisa menumbuhkan kepercayaan lagi bagi warga masyarakat sekitar yang belum terlibat dalam budidaya tanaman, terutama jahe merah. Apalagi KWT Kenanga kerap mengikuti pameran atau bazar untuk memasarkan ragam produk olahan jahe. Mulai dari sirup jahe, permen jahe dan lainnya. 
 
Malah, produk olahan jahe dari Bugel sudah mejeng di pusat oleh-oleh Kota Tangerang dan Bandara Soekarno Hatta. Hasil yang positif ini membuat Hanafi terus mengajak warga Bugel mau mengolah jahe lewat KWT. Harapannya, anggota KWT yang baru delapan warga bisa bertambah banyak.   
 
(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×