kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.554   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.070   89,76   1,29%
  • KOMPAS100 1.026   14,08   1,39%
  • LQ45 800   12,97   1,65%
  • ISSI 222   1,70   0,77%
  • IDX30 417   7,93   1,94%
  • IDXHIDIV20 492   9,41   1,95%
  • IDX80 116   1,57   1,38%
  • IDXV30 117   0,87   0,75%
  • IDXQ30 136   2,37   1,78%

Besarnya cuan kebaya untuk si mungil


Senin, 21 Maret 2016 / 15:31 WIB
Besarnya cuan kebaya untuk si mungil


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: S.S. Kurniawan

Dalam sebuah pesta perkawinan, seringkali kita menemui sebuah keluarga yang terlihat kompak memakai kebaya dan beskap. Bukan cuma orangtua atau mereka yang sudah dewasa, anak-anak, bahkan balita, juga tampil senada dengan kebaya atau beskap. Lucu dan menggemaskan.

Keinginan orangtua untuk mendandani buah hatinya pada sebuah perhelatan atau acara istimewa mendatangkan peluang untuk memproduksi pakaian daerah khusus untuk si kecil. Mela Yunanda pun jeli menangkap peluang ini. Dia yang sebelumnya membuat baju anak, beralih menjahit kebaya dan beskap sejak September lalu. 

Mela mengakui, animo masyarakat akan pakaian tradisional untuk anak ini mulai terlihat setahun belakangan. “Awalnya, ada yang tanya, setelah saya produksi, ternyata sambutannya bagus,” ucap perempuan 28 tahun ini.

Respons yang bagus itu terlihat dari pengiriman produknya. Dalam sehari, Mela bisa mengirim kebaya atau beskap ke 80-100 alamat. “Satu alamat itu bisa pesan lebih dari satu,” ujar dia senang.  

Dengan label Baju Unik, Mela menawarkan kebaya dan beskap untuk anak-anak, mulai dari bayi (new born) hingga usia 11 tahun. Dia  menjualnya mulai harga Rp 105.000 per set, termasuk aksesori. 

Dia pun meyakini, potensi bisnis baju tradisional anak ini masih besar. “Ya, selama orang menikah dan punya anak, masih terus bagus potensinya,” seru Mela. Apalagi, di era media sosial sekarang, banyak ibu muda senang mendandani anaknya dan mengunggah foto-foto buah hatinya di sejumlah akun media sosial. 

Tak hanya Mela, Rejanti Nilam Kusuma juga menekuni bisnis pakaian tradisional anak, khususnya kebaya. Berawal dari kesulitan mencari baju sarimbit/sepasang yang cocok untuk anak-anak, dia merintis produksi kebaya pada 2008. “Saya ingin membuat kebaya yang nyaman dipakai anak,” jelas pemilik Butik Adeeva ini.  

Oleh karena itu, Rejanti mengutamakan kualitas bahan kain yang dia pakai untuk kebaya. Dia memilih katun prima. Sementara untuk desain, dia menyukai yang simpel namun fokus pada motif batik.  

Awalnya, perempuan 31 tahun ini tak menyangka bisnis kebaya anak ini akan mendapat respons bagus di pasar. Produksi pertamanya, sebanyak 30 set kebaya, terjual dalam waktu kurang dari satu minggu. “Dari situ, saya melihat peluangnya bagus sehingga saya memutuskan untuk memproduksi kebaya anak,” kata Rejanti. 

Kian hari, penjualan kebaya anak juga makin meningkat. Kini, kebaya Adeeva bisa terjual hingga 10 set setiap hari. 

Potensi bisnis kebaya anak makin cerah karena baju ini tak hanya dikenakan saat acara resmi atau pernikahan saja. Rejanti bilang, banyak konsumennya yang memesan kebaya untuk seragam sekolah. Biasanya, dipakai pada peringatan hari batik, acara wisuda sekolah atau untuk karnaval. Harga satu set kebaya Adeeva berkisar Rp 159.000–Rp 179.000. 

Bahan nyaman

Sejatinya, kebaya atau beskap untuk anak ini bukan barang baru. Hanya saja, memang susah untuk menemukannya. Sebab, hanya pusat-pusat perbelanjaan atau pasar tertentu yang memajang kebaya atau beskap untuk anak ini. 

Nah, jika Anda tertarik untuk merintis pakaian anak ini, ada baiknya produk Anda punya nilai lebih. Nilai lebih ini bisa dari bahan, model hingga motif. 

Seperti yang dilakukan Rejanti, dia hanya memakai bahan katun yang nyaman. Sebab, dia banyak menemui produk serupa di pasaran dari bahan brokat atau satin, yang dia anggap kurang nyaman dipakai untuk anak-anak. 

Awalnya, Rejanti berburu sendiri kain-kain batik ini. Namun, sekarang dia sudah mendapatkannya langsung dari perajin batik. 

Sependapat, Mela juga menitikberatkan pada pilihan bahan kain untuk produknya. Baju Unik tidak memakai bahan seperti bahan kebaya untuk orang dewasa. “Kami gunakan kain brokat yang lebih lembut dan tidak kaku. Bahan kain harus lunak dan tidak kasar,” jelas dia. 

Sementara untuk modelnya, sangat tergantung dari kreativitas Anda. Namun, model yang simpel akan lebih disukai lantaran model kebaya pada dasarnya juga sederhana. Anda pun bisa memadupadankan warna, corak maupun motif, untuk menghasilkan kebaya yang cantik.  

Untuk proses produksi, kebaya anak ini tak jauh beda dengan usaha garmen lainnya. Mela mempekerjakan 10–11 penjahit. Awalnya, dia melatih para penjahit itu untuk membuat pola. Namun, dia juga mengambil penjahit yang sudah mahir dan bisa jahit rapi. “Jadi saya tinggal kasih pola saja, mereka sudah bisa langsung jalan,” jelas dia. 

Penjahit itu dibayar per set pakaian yang selesai dibuatnya. Ambil contoh, ongkos jahit untuk satu set baju kebaya dan rok bawah sebesar Rp 30.000. Namun, ongkos itu tergantung negosiasi Anda dengan penjahit. “Yang penting, para penjahit loyal,” ujar Mela. 

Sementara, Rejanti punya penjahit sendiri karena dia menginginkan produk sesuai dengan standar jahit butik. “Dengan punya penjahit sendiri, saya bisa mengontrol kualitas jahitan,” kata dia. 

Dia mempekerjakan empat karyawan di workshop-nya, terdiri dari seorang tukang potong, dua penjahit, dan seorang bagian finishing serta packing. “Sampai sekarang, untuk kontrol kualitas, saya masih turun tangan sendiri,” kata Rejanti. 

Produksi untuk memenuhi permintaan masih menjadi tantangan Rejanti sampai saat ini. “Karena dengan tenaga produksi yang ada, kami masih kewalahan memenuhi permintaan pasar,” terang dia. Oleh karena itu, dia pun berencana untuk menambah jumlah tenaga produksi meski mengakui sempat kesulitan mendapatkan penjahit. 

Soal pemasaran, tentu saja Anda juga harus mengikuti keingingan pasar. Mengingat pengalaman salah satu pemainnya adalah kesulitan mencari kebaya anak, maka Anda harus menawarkan kemudahan bagi konsumen untuk berburu produk ini. Salah satu keunggulan Baju Unik maupun Adeeva adalah mereka menggarap gerai daringnya dengan baik. 

Rejanti sengaja membuat website berbayar agar mendapat kepercayaan dari calon konsumen. Dari segi foto katalog, dia juga sangat menghindari kesan foto seadanya, misalnya hanya ditaruh di lantai atau digantung begitu saja. 

Lantaran mengincar pasar menengah atas, Rejanti tak lupa untuk memberi kesan eksklusif pada produknya. Salah satu caranya dengan produksi kebaya dalam jumlah terbatas. Ada pula beberapa kebaya yang tak diproduksi ulang.

Selain itu, kesan eksklusif juga diberikan melalui kemasan yang unik. “Kami sering memberi kejutan pada konsumen, misal memberi cashback, diskon, subsidi ongkos kirim atau kado kecil dalam paket,” jelas Rejanti. 

Intinya, lanjut perempuan asal Magelang, Jawa Tengah, ini, Adeeva lebih mengutamakan pelayanan dan kualitas daripada kuantitas. Berapa jumlah konsumen yang order dan puas lebih penting daripada berapa jumlah kebaya yang terjual. “Karena kami yakin, dengan mengutamakan kualitas, maka kuantitas juga akan mudah didapat,” imbuhnya.  

Tertarik mulai mendesain bisnis kebaya atau beskap untuk anak-anak?     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×