kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Biar belanja daring lebih nyaman dan aman


Kamis, 20 Agustus 2015 / 10:45 WIB
Biar belanja daring lebih nyaman dan aman


Reporter: Asih Kirana Wardani | Editor: Tri Adi

Susi sempat kebingungan ketika menjual televisi 42 inci yang ia peroleh dari hasil undian door prize sebuah acara gathering di kantornya lewat akun Facebook miliknya. Pasalnya, peminatnya ternyata cukup banyak. Dan, kebanyakan adalah kawan akrab. Ia merasa tidak enak untuk memutuskan siapa yang berhak membeli televisi tersebut. Apalagi, beberapa menyatakan minatnya dalam waktu yang nyaris bersamaan, pada menit yang sama.

Lain lagi kisah Santo. Merasa punya ribuan teman di Facebook, mahasiswa jurusan desainer grafis dan penghobi fotografi ini mencoba menawarkan kaus dengan cetakan salah satu desainnya lewat akunnya tersebut. Reaksi yang ia dapatkan, cukup luar biasa. Selain mendapatkan ratusan like di bawah desain yang ia unggah, banyak juga yang mendukung dan menyatakan minat untuk membeli. Tentu saja, ini memicu semangat Santo untuk merealisasikan rancangannya.

Malang, ketika ia telah mencetak desainnya di atas 150 lembar kaos, ternyata pembeli riilnya tak sebanyak dukungan yang ia peroleh sebelumnya.

Ya, memang, menjual lewat media sosial terkadang tidak semudah yang dibayangkan kebanyakan orang. Ada yang sukses, ada yang gagal.


Memaksimalkan fungsi media sosial
Namun, tidak bisa dipungkiri, media sosial berpotensi menjadi pasar untuk penjualan berbagai barang dan jasa. Dibandingkan market place semacam Bukalapak atau Tokopedia, akun media sosial punya kelebihan. “Di market place, ketika hendak jual barang, orang harus daftar dan bikin toko dulu, meskipun jualannya hanya satu barang,” ujar Nukman Luthfie, Chief Executive Officer sekaligus Co-Founder PT Jualio Digital Nusantara, yang juga telah lama menggeluti dunia media sosial. Nah, persyaratan untuk membuka lapak di market place tersebut kadang-kadang cukup merepotkan.

Tapi, penjualan lewat akun media sosial punya kelemahan, terutama terkait kepercayaan antara si penjual dan si pembeli. Biasanya, sebelum barang atau jasa diberikan, pembeli diminta terlebih dulu mengirimkan sejumlah uang ke penjual. Di sini, kadang konsumen merasa ragu untuk melakukan pembelian. Lain ceritanya di market place seperti Bukalapak dan Tokopedia, yang menggunakan rekening bersama atau escrow account untuk memberikan perlindungan bagi konsumen maupun penjual.

Peluang inilah yang ditangkap oleh Jualio. Sejak Mei lalu, Jualio menyediakan platform jual-beli daring lewat akun media sosial. Platform ini memudahkan Anda mengelola berbagai akun media sosial yang hendak Anda manfaatkan untuk berjualan. Singkatnya, jika Anda punya akun di Facebook (personal maupun fan page), Instagram, dan Twitter, Anda tidak perlu mengunggah produk jualan Anda satu per satu di tiap akun tadi. Cukup sekali pos lewat Jualio.com, maka unggahan tersebut akan muncul di semua akun media sosial yang Anda pilih. “Cuma jualan satu produk pun boleh,” ujar Nukman.

Pengguna Jualio bisa mengatur sendiri cara penjualan yang dikendaki, apakah dengan model preorder atau ready stock atau yang lainnya. Jualio juga memudahkan pengguna mengevaluasi performa bisnisnya.

Selain itu, seperti halnya Tokopedia dan Bukalapak, Jualio.com menyediakan rekening bersama untuk memberikan perlindungan bagi penjual dan konsumen. Dengan adanya escrow account ini, penjual merasa aman ketika hendak memproduksi atau mengirimkan barang pesanan. Sebab, ia tahu, konsumen sudah membayarnya dan uang sudah tersimpan di rekening bersama ini sampai barang sampai di tangan konsumen. Sementara bagi konsumen, keberadaan escrow account juga memberi rasa aman dan nyaman karena ketika penjual gagal atau batal mengirimkan barang, Jualio akan mentransfer kembali uang tersebut kepada konsumen. “Maksimal satu minggu, uang dikembalikan,” janji Fahmi Bafadhal, Chief Technology Officer sekaligus Co-Founder Jualio.

Fahmi, yang pernah bekerja di internet payment gateway DOKU, pun berani menjamin sistem keamanan pembayaran lewat Jualio. Sebab, sistemnya telah mengikuti standar pembuatan payment gateway internasional.

Untuk pendapatannya, Jualio memungut fee untuk setiap transaksi yang terjadi lewat Jualio. Perinciannya, untuk harga barang di bawah Rp 500.000, komisinya Rp 5.000 per transaksi; untuk harga barang di atas Rp 500.000-Rp 10 juta, komisinya Rp 20.000 per transaksi, untuk harga barang di atas Rp 10 juta-Rp 20 juta, komisinya Rp 30.000 per transaksi; dan untuk harga barang di atas Rp 20 juta, komisinya Rp 50.000 per transaksi. Jika memakai kartu kredit, besaran fee ditambah 2,5% dari nilai barang.


Peluang masih besar
Nah, jika ingin mengikuti jejak Jualio, peluangnya masih sangat besar. Dengan penduduk sekitar 240 juta orang, Indonesia merupakan pengguna internet yang terus berkembang. Apalagi dengan harga telepon pintar yang semakin terjangkau. Masyarakat Indonesia juga sangat menyukai media sosial. Tidak cuma untuk berhubungan dengan kawan atau kerabat, tapi juga untuk berbisnis atau berjualan.

Pada April lalu, menurut Facebook Indonesia, pengguna Facebook di Indonesia telah mencapai 72 juta orang. Sudah sejak beberapa tahun terakhir, pengguna Facebook di Indonesia merupakan yang terbesar kedua setelah Amerika Serikat.Jumlahnya pun terus berkembang. Pada Maret 2014, jumlah penggunanya sekitar 65 juta akun. Angka ini tumbuh menjadi 69 juta akun pada Juni 2014. Sementara itu, masyarakat pengguna Twitter di Indonesia mencapai 50 juta akun.

Saat ini, di Indonesia belum ada pemain di bidang manajemen media sosial ini selain Jualio. Di luar negeri, layanan Jualio mirip dengan Buffer atau Hootsuit.

Bila tertarik terjun sebagai penyedia platform jual beli ini, Anda harus punya tenaga teknologi informasi atau programmer yang baik. Selain itu, bagian keuangan dan pemasaran. Menurut Fahmi, bagian programming tidaklah terlalu sulit. Yang paling sulit dalam pengembangan bisnis ini adalah bagian pemasaran. Maklum, masyarakat belum terbiasa dengan platform ini. Alhasil, perlu reputasi yang baik dan tepercaya untuk bisa menarik pengguna, baik penjual maupun pembeli. Kebetulan, bagi Jualio, nama Nukman cukup ‘menjual’ karena kiprahnya yang cukup panjang di dunia media sosial.

Meski demikian, tetap perlu strategi pemasaran yang jitu untuk menangkap peluang yang ada. Selain menyebarkan informasi lewat akun media sosial para founder, Jualio menerapkan beberapa strategi pemasaran.

Pertama, Jualio mendekati secara khusus para pemilik dengan follower atau jumlah pertemanan yang banyak. Di antaranya, Jualio telah berhasil menggaet MetroTV dan Dompet Dhuafa. Kedua akun ini cukup aktif bertransaksi lewat Jualio. Dengan menggaet akun dengan follower besar, Jualio berharap, mereka akan dengan sendirinya mempromosikan (endorse) penggunaan Jualio.

Kedua, Jualio menerapkan sistem invitation atau undangan ke pemilik-pemilik akun yang secara pribadi mereka kenal dengan baik. Dengan begini, mereka yakin dengan kredibilitas para pemilik akun ini.

Ketiga, Jualio berencana menggelar sejumlah event dengan mengundang sejumlah brand atau merek yang sudah cukup dikenal. Dalam event ini, mereka juga akan melakukan edukasi tentang Jualio dan bagaimana cara monetizing akun media sosial yang dimiliki.

Dengan cara-cara tersebut, Fahmi mengklaim, hingga pertengahan Juni lalu, sekitar 500 orang telah mendaftar ke Jualio. Namun, menurut Fahmi, Jualio tidak begitu saja meloloskan semua permintaan. “Kami harus cek lebih dulu kredibilitasnya,” ujar Fahmi.

Meski tak mau menyebutkan modalnya, melihat perkembangan tersebut, Fahmi optimistis, mereka dapat kembali modal dalam tempo dua tahun.

Anda tertarik mengekor?   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×