kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biar puas jajan laksa khas Tangerang (1)


Senin, 08 Desember 2014 / 15:28 WIB
Biar puas jajan laksa khas Tangerang (1)
ILUSTRASI. Waktu cekal bagi warga negara asing (WNA) yang bermasalah di Indonesia diperpanjang.. KONTAN/Fransiskus Simbolon/06/03/2014


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Havid Vebri

Laksa adalah makanan khas yang merupakan hasil perpaduan budaya Melayu dan Tionghoa. Makanan ini sering disajikan di beberapa negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Indonesia, dan Singapura. Di Indonesia, salah satu laksa yang paling terkenal adalah laksa khas Tangerang.

Di daerah ini terdapat kawasan kuliner laksa yang berada di Jalan Veteran, Kota Tangerang, Banten. Sentra laksa ini dibangun  oleh pemerintah setempat sejak tahun 2010 silam. Tempat ini ramai dikunjungi warga yang ingin menikmati makanan khas Tangerang tersebut.

Lokasinya sendiri cukup nyaman buat menikmati laksa. Berada tepat di bawah pohon-pohon rindang yang membuat setiap pengunjung merasakan suasana sejuk.  Di dekat lokasi ini juga terdapat taman kota pinggir jalan dan tersedia pula wahana bermain anak-anak.

Sentra kuliner laksa Tangerang ini dibagi menjadi dua sif. Yakni pada pukul 07.00 wib hingga 15.00 WIB. Sif kedua pukul 18.00 WIB–23.00 WIB. Di kawasan kuliner laksa ini terdapat delapan pedagang pada sif pagi, dan sekitar lima pedagang pada sif malam.  Bila ditotal, jumlah pedagang ada sekitar 13 orang.

Laksa tangerang memiliki ciri khas dan berbeda dibandingkan dengan laksa kota lainnya. Laksa tangerang terbuat dari mi tepung beras. Warna kuahnya kemerahan dan terdapat tumpukan kacang ijo dan kentang yang cukup banyak. Sebagai pamungkas, sejumput rajangan daun kucai ditabur di atas laksa.

Saat KONTAN menyambangi sentra laksa ini, semakin siang semakin ramai pengunjung. Matsuro, salah satu pedagang laksa, mengatakan, biasanya pembeli banyak datang di siang hari karena laksa kerap menjadi pilihan menu santap siang.

Menurutnya, sentra ini selalu ramai pembeli. Saat akhir pekan, pengunjung lebih ramai lagi. "Bahkan ada yang dari luar kota," timpal Ucup, pedagang lainnya. Sayangnya, lahan parkir kendaraan di tempat kini tidak begitu luas. Kebanyakan pembeli memarkir kendaraannya di bahu jalan dengan kapasitas hanya delapan mobil sampai sembilan mobil.

Pedagang lainnya, Andi, mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang sudah berencana menyediakan lahan parkir tambahan agar pengunjung tidak mengganggu lalu lintas sekitar jalan.Bila lahan parkir tambahan sudah disediakan, pengunjung bakal semakin ramai.

Kawasan kuliner laksa ini selalu ramai karena harga jualannya terjangkau kantung pembeli. Semangkuk laksa biasa dihargai Rp 6.000. Sementara laksa telur Rp 9.000, laksa hati ampela Rp 10.000, dan laksa ayam dihargai Rp 16.000 seporsi.

Matsuro mengaku, dalam sehari bisa membuat 100 porsi laksa pada hari biasa. Namun, saat akhir pekan, ia bisa membuat hingga 250 porsi laksa. Seluruh laksa buatannya selalu habis terjual dengan omzet yang didapat Rp 1,5 juta per hari atau Rp 45 juta perbulan.

Ucup juga biasa membuat 100 porsi laksa pada hari biasa. Saat weekend, ia membuat sekitar 150 porsi–200 porsi. Ada pun perolehan omzetnya sekitar Rp 1,2 juta per hari.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×