kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bikin produk skincare alami sebagai kontribusi ke alam


Sabtu, 17 November 2018 / 07:30 WIB
Bikin produk skincare alami sebagai kontribusi ke alam


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Bagi sebagian besar kaum hawa, merawat kesehatan dan kecantikan kulit itu sangat penting. Apalagi jika punya kulit kulit sensitif.  Jenis kulit ini biasanya membutuhkan skincare khusus dari bahan alami agar kondisi kulit tak kain parah.

Persoalan kulit sensitif inilah yang mendorong Shelly Mahardhika, founder Body and Co asal Bali untuk memproduksi skincare sendiri. "Body and Co ini lahir awalnya karena saya menderita eczema dan makin parah kalau pakai sabun yang di pasaran. Dari situ saya Googling mencari solusi dan mendapat kesimpulan untuk memakai skincare berbahan alami," ungkapnya.

Ia menjelaskan, ternyata ada bahan kimia dalam sabun bernama surfaktan yang bisa memperparah keadaan kulit. Dari pengalaman itulah, Shelly mencoba membuat formula sabunnya sendiri. Ia memakai bahan dasar essential oil dan sejumlah bahan alami seperti charcoal, vanila, minyak mawar, calendula, sereh, tea tree, kelor (moringa), spirulina, bengkoang, kunyit dan sebagainya.

"Bahan dasarnya, saya buat dari virgin coconut oil, olive oil, canola oil, dan beberapa jenis essential oil. Yang jelas, produk Body and Co. bebas dari paraben, SLS, dan minyak sawit," jelas Shelly.

Bermula dari sabun, kini bisnis skincare alami besutan wanita kelahiran Jakarta ini makin berkembang. Selain handmade soap alias shower bar, Body and Co. juga menawarkan produk lainnya, mulai dari shampoo bar, hair rinse, face oil, face bar and cleanser, face mask, sampai spray. Aneka produk tersebut dibanderol mulai Rp 60.000 – Rp 150.000 per buah.

Semua produk Body and Co. dikemas dalam wadah kertas dan botol kaca untuk mengurangi penggunaan plastik. Bahkan, tanpa menggunakan palm oil. Bukan tanpa alasan Shelly menerapkan idealisme dalam bisnisnya. Ia ingin bisnisnya punya kontribusi lebih dari sekadar cuan bagi alam dan lingkungan sekitar.

"Kalau saya sudah bisa mengatasi permasalahan kulit saya sendiri, saya juga harus bisa mencari solusi untuk permasalahan lingkungan," ujarnya. Ia tak memakai palm oil karena menurutnya, keberadaan perkebunan sawit bisa mengurangi habitat asli orangutan.

Shelly memakai kemasan simpel untuk memberi kesan modern. Pasalnya, selama ini, produk berbahan herbal memilik persepsi jadul dan kuno bagi masyarakat Indonesia. Dan, siapa sangka jika produk Body and Co. laris diburu oleh pasar dalam negeri bahkan luar negeri.

Pelanggan Body and Co banyak datang dari mereka yang sudah mulai peduli dengan kesehatan kulit. "Masak sepanjang kita hidup, kita mau tubuh kita pakai bahan kimia terus. Selain itu, kalau di Bali, bule-bule juga sangat mendukung produk saya, bahkan sampai ada yang jadi langganan saya," tuturnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×