Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Dari dapur sederhana di kawasan Depok, Ernawati (50) mengubah minuman tradisional Betawi menjadi peluang bisnis yang berhasil menembus pasar internasional.
Erna, panggilannya, sudah memulai usahanya yang bernama Rosha Batavia sejak 2010. Sebenarnya, Rosha Batavia sebenarnya lahir tanpa sengaja.
“Sebenarnya saya tidak punya niat jadi pengusaha, awalnya hanya hanya diminta bantu untuk melestarikan dodol Betawi,” katanya saat ditemui Kontan di acara Fi Asia & Vitafoods 2025, Kamis (18/9).
Erna bercerita kesempatan datang ketika dia bergabung ke dalam forum UMKM dan mulai mengenalkan produk dodol Betawi milik sang mertua yang akhirnya dia kelola sendiri secara mandiri.
Dari dodol, Erna mulai merambah ke produk khas Betawi lainnya yaitu akar kelapa dan kembang goyang. Diversifikasi membuat produk Rosha Batavia lebih menarik bagi pasar.
Baca Juga: Thailand Genjot Ekspor Protein Alternatif, Ada Jangkrik Hingga Susu Nabati
Puncak bisnisnya sampai ketika Erna mengenalkan bir pletok, minuman herbal khas tanah Jakarta. Awalnya, bir pletok Rosha Batavia dikemas dalam bentuk cair.
“Bir Pletok ready to drink kami sudah masuk ke jaringan distribusi Total Buah. Bahkan, sudah menjadi welcome drink di Hotel Mercure Batavia,” tuturnya.
Namun seiring berjalannya waktu, Erna mulai menyadari kemasan ready to drink bir pletok yang dibuat menghadapi sebuah tantangan yaitu masa kadaluarsa untuk pengiriman jauh.
Dia pun terpikir untuk mengubah bir pletok dalam bentuk cairan menjadi serbuk instan yang tahan lama dan mudah dikirim. Akhirnya, bir pletok Rosha Batavia telah sampai ke Batam, Flores bahkan Amerika Serikat (AS).
Inovasi itu membuka jalan baru bagi bisnis Erna. Rosha Batavia pun mulai mendapat undangan ke berbagai pameran, termasuk program internasional lewat GAPMMI.
Dari sana, produk bir pletok buatan Rosha Batavia masuk ke pasar luar negeri. Erna pun sudah punya mitra dari Singapura dengan skema private label.
“Kami dapat mitra dari Singapura dari pameran. Jadi kami buatkan produknya di Indonesia, tetap label dari mereka dan mereka yang memasarkan di sana,” ucapnya.
Meskipun berawal dari usaha rumahan, Erna tidak mengabaikan aspek legalitas. Dia telah menuntaskan izin resmi pada 2021, termasuk sertifikasi BPOM.
Baca Juga: Thailand Genjot Industri Future Food, Ekspor Tembus 1,8 Miliar Baht
Kini dia sedang mempersiapkan produknya untuk memperoleh sertifikasi HACPP. Menurutnya, standar ini penting untuk menjaga kualitas sekaligus membuka peluang ekspor yang lebih luas.
Walaupun hanya dijalankan oleh tim kecil, yakni hanya lima orang tetapi Rosha Batavia berhasil meraup omzet hingga Rp 150 juta hingga Rp 180 juta setiap tahunnya.
Erna menjelaskan biasanya penjualan melonjakkan signifikan pada momen lebaran, Idul Adha dan Natal. Pada periode itu, Rosha Batavia akan menyiapkan paket hamper khusus.
Tak berhenti di situ, Ernawati tengah merancang varian baru. Dia tengah menyiapkan bir pletok tanpa gula dan minuman jahe murni untuk menjawab tren hidup sehat yang sedang naik daun.
Selanjutnya: Kasus DBD Dominasi Anak-anak, Ini Penyebaran dan Penanganannya
Menarik Dibaca: Kasus DBD Dominasi Anak-anak, Ini Penyebaran dan Penanganannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













