Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Pratama Guitarra, Tri Sulistiowati, Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kuliner olahan daging ayam bisa jadi yang paling digemari di Tanah Air. Salah satunya adalah menu ayam bakar. Makanya, banyak pebisnis yang melirik peluang berjualan sajian tersebut, mulai dari kelas kaki lima hingga skala resto. Mereka menawarkan bumbu khas masing-masing, ada yang pedas, manis, bumbu rendang hingga bumbu dengan inovasi rempah lainnya agar makin menggoda penikmat kuliner.
Tawaran kemitraan usaha ayam bakar pun sangat mudah kita jumpai. Kali ini, KONTAN akan kembali mengulas tiga kemitraan usaha ayam bakar yaitu Ayam bakar Mas Mono, Chicken Roasten, dan Ayam Bahagia. Tidak semua kemitraan ayam bakar ini mampu berkembang, bahkan ada yang berjalan di tempat. Apa saja faktor yang mendorong usaha ayam bakar bisa berkembang dan apa pula penyebab usaha menjadi stagnan? Berikut ulasannya.
Ayam Bakar Mas Mono (ABMM)
ABMM didirikan oleh A. Pramono di Jakarta pada tahun 2001. Setelah usahanya cukup kuat, pada 2010 ia menawarkan kerjasama waralaba. Saat KONTAN mengulas tawaran waralaba tersebut pada November tahun 2012, tercatat sudah ada 31 gerai ABMM. Sepuluh gerai milik pusat dan 21 gerai milik mitra. Saat diulas kembali pada Agustus 2013, gerainya bertambah menjadi 55 gerai, 12 diantaranya gerai pusat dan 43 gerai mitra.
Berselang delapan bulan, gerai ABMM sudah bertambah menjadi 66 yang tersebar di Jabodetabek, Padang, Surabaya, Solo, Karawang, Malaysia dan beberapa daerah lainnya.
Sebanyak 12 diantaranya gerai pusat, sedangkan 54 sisanya gerai mitra. Bona Rianto, Marketing Komunikasi ABMM, mengatakan, perkembangan gerai terjadi karena produknya tetap mendapat kepercayaan dari mitra dan konsumen. Apalagi, kata dia, merek ABMM terbilang sudah cukup dikenal masyarakat.
Selain itu, Bona menambahkan, tim manajemen terus melakukan pengembangan produk dan sering mengikuti pameran serta menggelar promosi di beberapa media, seperti majalah dan radio agar orang semakin tahu dengan ABMM. "Selain itu, kita juga terus manfaatkan media sosial untuk mengenalkan orang pada brand ini," kata dia.
Tahun lalu, ABMM memangkas investasi untuk menjangkau banyak mitra baru. Untuk calon mitra yang berada di Jabodetabek, paket investasi dipangkas dari yang sebelumnya Rp 380 juta menjadi Rp 250 juta. Sedangkan, calon mitra yang berlokasi di luar Jabodetabek dari Rp 400 juta menjadi Rp 380 juta.
Namun saat ini, investasi untuk Jabodetabek dikembalikan ke angka semula Rp 380 juta. Sementara untuk luar Jabodetabek dikenakan biaya tambahan untuk pengiriman peralatan, biaya pendamping dan dikenakan tambahan biaya 1,2 juta per meter persegi (m²) jika lokasinya melebihi 100 m².
Kenaikan harga bahan baku telah mendorong ABMM menaikkan harga jual sebesar 2%-5% dibanding harga tahun lalu. ABMM masih terus berusaha menggandeng mitra baru. Dalam setahun, pihaknya menargetkan bisa menambah di atas 20 mitra baru.
Untuk mencapai target tersebut, Bona mengatakan pihaknya akan terus melakukan inovasi baik dari pemasaran maupun inovasi produk.
Chicken Roasten
Chicken Roasten telah berdiri sejak Oktober 2010. Selain ayam bakar, gerai Chicken Roasten juga menawarkan menu lain seperti, pindang, soto, pempek dan lainnya. Asal tahu saja, Chicken Roasten membidik pasar seperti pelajar dan mahasiswa.
Ada sedikit perubahan untuk harga tiap porsinya. Kini mereka membanderol harga menu berkisar Rp 16.000−Rp 30.000 per porsi. Sebelumnya mereka mematok tarif mulai dari Rp 6.000−Rp 23.000 per porsi.
Kenaikan harga ini mulai berlaku sejak awal tahun ini. Alasan menaikkan harga ini karena harga bahan baku yang terus meroket. Chicken Roasten memiliki 20 racikan bumbu rahasia yang membuat rasa ayam bakar dan menu-menu lainnya benar-benar khas.
Pada saat KONTAN mengulas waralaba Chicken Roasten pada April 2011, mereka mempunyai enam gerai. Selang tiga tahun tidak ada perubahan ataupun penambahan jumlah mitra. “ Ada yang tutup dan ada mitra baru. Jadi jumlahnya tetap saja,” kata Jufri, pengelola Chicken Roasten.
Rencananya, Chicken Roasten akan membuka satu gerai milik pribadi yang bakal berlokasi di salah satu mall di Jakarta. Bila tidak ada hambatan, mereka menargetkan gerai baru tersebut bakal resmi dibuka setelah hari raya Idul Fitri. “ Saat ini kita masih mencari lokasi yang pas,” tambahnya.
Untuk terus menggaet konsumen dan mempertahankan omzet setiap bulan, Chicken Roasten terus mengembangkan menu-menu baru seperti chicken teriyaki, chicken grill dan lainnya.
Tidak ada perubahan untuk nilai investasi kemitraan dari Chicken Roasten yang sebesar Rp 130 juta. Rinciannya, Rp 50 juta merupakan biaya lisensi atau kerjasama, pelatihan karyawan dan promosi. Sisanya, Rp 80 juta digunakan untuk membeli peralatan dan perlengkapan serta bahan baku awal.
Meskipun harga jual produk sudah naik tetapi omzet tiap bulannya masih tetap yaitu sekitar Rp 80 juta sampai dengan Rp 100 juta. Dengan nilai investasi yang tetap, Jufri berharap bisa mendatangkan mitra baru.
Ayam Bakar Bahagia
Usaha ini berdiri di Jakarta pada empat tahun silam. Ayam Bakar Bahagia mengusung menu andalan ayam bakar rendang. Maksudnya, sebelum ayam dibakar, potongan ayam dibalur dengan bumbu kaya rempah.
Pemilik usaha Ayam Bahagia, Ikmal Satya, kemudian mulai membuka tawaran kemitraan sejak Februari tahun 2012. Ketika KONTAN mengulas tawaran usaha ini pada November tahun lalu, Ikmal mengaku sudah memiliki empat gerai Ayam Bakar Bahagia yang berlokasi di Jabodetabek. Rinciannya, dua gerai milik pusat dan sisanya kepunyaan mitra.
Namun, saat ini, kedua gerai milik mitra saat ini sudah tidak beroperasi dari tahun lalu. Ikmal beralasan, gerai yang berlokasi di Cempaka Putih ditutup karena mitra memiliki masalah pribadi, padahal penjualan cukup bagus. Sementara, satu gerai lagi di Jatiwaringin terpaksa ditutup, karena faktor pemilihan lokasi yang kurang tepat.
Ikmal mengatakan, target konsumen Ayam Bakar Bahagia adalah kelas menengah atas. Sementara, lokasi mitra yang saat ini sudah tutup lebih kepada pasar menengah bawah. "Jadi kurang pas lokasinya," kata Ikmal.
Saat ini, gerainya belum bertambah, lantaran kata Ikmal masih sibuk membenahi kondisi internal usahanya. Sementara itu, dia juga sibuk meluncurkan menu-menu baru agar konsumen tidak bosan. Menu barunya seperti ayam goreng kremes, ayam cabe ijo, ayam balado bakar tempe tepung, dan bakwan. Ikmal masih optimistis usahanya bisa berkembang. "Saya melihat prospek usaha ini masih sangat bagus, karena produk kami berbeda, terutama ayam bakar rendang," ucapnya.
Belum berubah dari tahun lalu, ia tetap menawarkan kemitraan dengan paket investasi senilai Rp 80 juta. Mitra akan mendapatkan peralatan masak, bahan baku awal, dan joint fee selama dua tahun. Mengacu pada gerainya yang masih beroperasi, satu gerai bisa meraih omzet sekitar Rp 1,6 juta per hari. Saat ini omzet gerai Ayam Bakar Bahagia sudah bisa mencapai Rp 3,7 juta sehari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News