kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis makanan khas Jepang tetap menjanjikan


Selasa, 05 Februari 2013 / 12:13 WIB
ILUSTRASI. Kurir pengiriman bunga Lalamove.


Sumber: Kontan 4/2/2013 | Editor: Havid Vebri

Kuliner khas Jepang semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Tak heran, bila banyak pengusaha kuliner lokal tertarik menjajakan kuliner negeri sakura itu.

Salah satunya adalah David Cahyanto di Yogyakarta yang mengusung brand Nagoya Fusion. Usaha restoran ini menawarkan menu mi ramen, sushi, don buri, yakimeshi, takoyaki, dan okonomiyaki. Aneka kuliner Jepang dibanderolnya mulai harga Rp 12.000 – Rp 20.000 per porsi.

Mendirikan usaha pada 2010, David yang lulusan Sastra Jepang Universitas Gadjah Mada (UGM) ini resmi menawarkan kemitraan di tahun 2011. Saat ini, Nagoya Fusion sudah memiliki empat mitra di Yogyakarta dan Palembang.

Nagoya Fusio menawarkan tiga paket kemitraan. Pertama, paket bakaboom senilai Rp 12 juta. Paket ini hanya menyediakan menu takoyaki dan okonomiyaki. Mitra akan mendapatkan booth dari bahan alumunium, perlengkapan masak, perlengkapan makan, banner, bahan baku awal, dan pelatihan karyawan.

David menargetkan, omzet mitra mencapai 10 juta – Rp 15 juta per bulan. Kedua, paket nagoya ramen. Paket usaha ini menyajikan pelbagai jenis ramen.

Paket ini dibanderol seharga Rp 25 juta. Mitra mendapatkan perlengkapan masak, perlengkapan makan, banner, bahan baku awal, dan pelatihan karyawan. Estimasi omzet paket ini sebesar Rp 20 juta per bulan.

Paket terakhir adalah nagoya fusion resto senilai Rp 45 juta. Mitra yang mengambil paket ini harus menyiapkan ruang jualan di ruko seluas 30 meter persegi.

Fasilitas yang disediakan terdiri dari desain ruangan, perlengkapan masak, perlengkapan makan, bahan baku, dan training karyawan. Omzet paket usaha ini sekitar Rp 30 juta - Rp 40 juta per bulan.

Nagoya fusion resto menawarkan menu ramen, sushi, don buri, yakimeshi, takoyaki, dan okonomiyaki. Dengan laba bersih untuk masing-masing paket sebesar 30%, David optimistis mitra balik modal dalam setahun.

Mitra diwajibkan membeli bahan baku dari pusat seharga Rp 3.000 – Rp 200.000. “Pusat hanya menyediakan bahan baku kering dalam bentuk kemasan,” tutur David.

Konsultan wirausaha, Khoerussalim Ikhsan menilai, bisnis makanan kuliner Jepang masih menjanjikan, khususnya di kota besar lantaran masyarakatnya memiliki gaya hidup yang setara dengan masyarakat internasional.

Namun, peluang di daerah kurang menjanjikan di daerah. “Sebaiknya, gerai ada di kota provinsi,” sarannya. Namun, persaingan bisnis makanan Jepang saat ini sudah ketat.

Agar bisa bersaing, perlu diperhatikan kualitas rasa, harga kompetitif, sistem manajemen yang kuat dan menguntungkan, serta branding.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×