kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis photobooth 360 derajat memanfaatkan tren media sosial (bagian 1)


Sabtu, 18 Mei 2019 / 13:05 WIB
Bisnis photobooth 360 derajat memanfaatkan tren media sosial (bagian 1)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan tempat foto alias photobooth dalam sebuah acara, entah itu perkawinan, ulang tahun atau acara perusahaan hingga pameran, kerap mengundang perhatian dari para undangan atau pengunjung. Cukup dengan menunjukkan kartu undangan, atau tiket masuk di acara sebuah pameran atau festival, kita langsung mendapatkan fasilitas pemotretan gratis.

Biasanya, penyedia jasa photobooth sudah dibuat tema tertentu, sesuai dengan acara yang tengah berlangsung. Hasil foto pun sudah bisa didapat dengan menunggu beberapa saat, laiknya foto studio saja.

Belakangan sudah muncul arena foto yang memanfaatkan perkembangan teknologi fotografi. Yakni dengan menampilkan aksi boomerang (bergerak-gerak) yang bisa berputar putar (360 derajat). Inilah yang dinamakan photobooth 360.

Nah, saat kita beraksi, lantas foto bergerak tersebut akan dikirim dalam format digital gif serta MP4. Yang bisa langsung dipamerkan di media sosial atau media digital lainnya. "Jadi cara pengambilan foto memakai banyak kamera secara bersamaan, dan hasilnya dalam bentuk video yang siap dikirim ke email peserta," kata Jerry Wijaya, pemilik Life In 360 Photobooth kepada KONTAN.

Ia sendiri memulai usaha tersebut pada awal 2016. Pekerjaan pertama yang dia dapat adalah mendapat order stan foto berputar di Java Jazz. Pelan namun pasti, permintaan makin banyak berdatangan. Biasanya dari perusahaan yang mengadakan acara. Bisa otomotif, perbankan, dan lainnya. "Saat ini orang simpan foto di media sosial bukan lagi foto cetak," jelasnya.

Tak cuma di sekitar Jakarta saja, orderan Jerry juga sampai ke luar kota. Ada Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Kudus, Surabaya, Bali, Medan, Pekanbaru, Banjarmasin, hingga Manado. Malah, ia pernah mendapat kerjaan di Singapura.

Andri Yudatama, pemilik Wefio juga tidak mau kalah. Sejak menggeluti bisnis ini pada 2017, Andri sudah menyambangi beberapa kota, baik itu di Pulau Jawa maupun luar Jawa. "Untuk pasar kami fokus di dalam negeri yang belum bisa kami penuhi semua permintaannya," katanya.

Untuk layanan, Andri mematok tarif Rp 12 juta untuk paket durasi 6 jam dengan menggunakan 10 kamera. Ini untuk menghasilkan foto bergerak dan berputar hingga 180 derajat. Sedangkan paket termahal sebesar Rp 35 juta yang memakai 30 kamera yang bisa menghasilkan efek foto berputar sepenuhnya.

Paket terlaris adalah yang menggunakan foto bergerak hingga 180 derajat. Selain murah, persiapan untuk membuat stan foto tidak terlalu lama, sekitar dua jam. Sedangkan untuk stan berputar penuh (360 derajat) membutuhkan persiapan minimal satu hari.

Dengan layanan yang ada, Andri mengaku dalam sebulan bisa mendapatkan orderan sekitar 25–40 orderan. Kebanyakan dari perusahaan yang menggelar launching produk atau gathering korporasi.

Begitu pula Jerry, dengan tarif yang boleh dibilang setara dengan Andri, ia juga bisa mendapatkan orderan atau klien antara 15 klien hingga 20 klien dalam satu bulan.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×