kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,72   -5,64   -0.61%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis sepatu Egar berderap sampai mancanegara (1)


Kamis, 23 Juni 2016 / 17:32 WIB
Bisnis sepatu Egar berderap sampai mancanegara (1)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Rizki Caturini

Kegemaran mengoleksi sepatu untuk dipakai sehari-hari sejak belia mengantarkan Egar Putra Bahtera sebagai pengusaha muda yang cukup diperhitungkan. Menyasar kalangan premium, laki-laki kelahiran 5 November 1991 ini mengusung merek Chevalier untuk produk sepatu buatannya.

Nama Chevalier diambil dari bahasa Prancis yang berarti ksatria. Prancis yang dianggap sebagai pusat kota mode dunia menjadi pertimbangan Egar memilih kata tersebut sebagai merek usaha. Merintis usaha produksi sepatu sejak tahun 2011, Egar mampu membuktikan bahwa anak muda tanpa latar belakang keluarga sebagai wirausaha pun bisa sukses menjadi pengusaha.      

Egar memang hobi mengoleksi sepatu sejak duduk di bangku sekolah. Meski anak muda ini lahir di Semarang, Egar tumbuh besar di Jakarta. Egar kerap menyambangi pusat penjualan sepatu seperti Pasar Taman Puring di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dari situ, ide untuk bisa membuat sepatu bermerek lokal dengan kualitas internasional sudah  tumbuh di benaknya. Egar bahkan tak menyangka bakal sukses di bisnis ini. Saat akhirnya bisa merintis usaha sepatu pada tahun 2011, Egar masih berstatus mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sebagai mahasiswa, ia ingin memiliki pendapatan sendiri. Dari situ ia terdorong untuk merealisasikan idenya sejak lama. "Peluang brand lokal sebenarnya tinggi. Sementara rata-rata Indonesia masih didominasi brand internasional," ujar Egar.

Ternyata insting bisnisnya tidak salah. Kini dengan memiliki 20 karyawan untuk produksi, Egar bisa menghasilkan sekitar 200 pasang hingga 500 pasang sepatu per bulan.
Lewat toko daring serta konsinyasi dengan beberapa department store di beberapa mal, seperti The Goods Dept di Pacific Place, PIM 2, Lotte Shopping Avenue, omzetnya kini sudah mencapai ratusan juta rupiah per bulan. "Saya belum mau membuka toko sendiri karena lebih memilih investasi di tempat lain," katanya.

Untuk konsinyasi dengan Goods Dept saja, Egar bisa mengirimkan sekitar 100 unit pasang sepatu per bulan. Selain memasarkan di dalam negeri, penjualannya sudah merambah ke luar negeri lewat distributor maupun pembeli perorangan. "Pengiriman paling jauh dan paling mahal ke Norwegia sekitar ratusan unit pasang per bulan," ucap Egar.

Harga sepatu premium Chevalier dijual mulai dari Rp 899.000 hingga Rp 2,35 juta per pasang. Egar juga memiliki merek lainnya yang lebih medium, yakni Cannes dan Socia dengan kisaran harga Rp 300.000 hingga Rp 700.000 per pasang. Untuk segmen di bawahnya, dia juga memiliki merek Monoka dengan harga jual antara Rp 100.000 hingga Rp 300.000 per pasang.

Kualitas memang menjadi perhatian utamanya dalam menghasilkan sepatu dan produk fesyen lainnya seperti dompet dan kaus. Egar menyatakan, produk sepatu yang dihasilkan juga menggunakan bahan kulit yang terbaru dan diproduksi dengan teknologi dari Jerman. Sehingga noda yang terdapat di sepatu cukup dibersihkan dengan lap dan tidak mudah rusak dengan jangka waktu yang lama.           

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×