kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Bisnis stik kentang masih renyah


Minggu, 19 Mei 2013 / 10:35 WIB
ILUSTRASI. Jumat (3/12), rupiah melemah 0,15% ke Rp 14.420 per dolar AS.


Reporter: Marantina, Noor Muhammad Falih, Pravita Kusumaningtias, Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Merupakan camilan yang sudah sangat akrab di lidah orang Indonesia. Dulu, kentang goreng hanya menjadi menu pelengkap di beberapa restoran. Namun, kini, sudah banyak restoran dan gerai yang menyajikan kudapan ini sebagai menu utama.

Maka, kini tidak sulit menjumpai pebisnis usaha kentang goreng. Bahkan mereka juga menawarkan kemitraan. Mereka mengklaim, usaha ini masih menjanjikan. Maklum, penggemarnya cukup luas, mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Kentang goreng juga bukan termasuk makanan musiman, penikmatnya selalu saja ada.

Dari tiga kemitraan kentang goreng yang KONTAN ulas kali ini, jumlah gerainya masih menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Cakupan lokasi usaha pun menyebar dari Aceh hingga Papua. Jika berminat menjajal usaha serupa, coba ikuti hasil ulasan terkini dari tiga kemitraan berikut ini.

Pota Potatoes

Pota Potatoes merupakan gerai penjual kentang goreng yang didirikan di Bandung sejak Oktober 2006. Di bawah payung Pioni Adya Group (PAG), brand ini mulai menawarkan peluang kemitraan sejak November 2009.

Ketika KONTAN mengulas tawaran usaha ini pada 2012, tercatat Pota Potatoes sudah memiliki 131 gerai, yang tersebar dari Medan hingga Jayapura.

Setahun berselang, Pota Potatoes menunjukkan pertumbuhan gerai yang signifikan. Total sudah ada 183 gerai. Perinciannya, 11 gerai milik pusat, sisanya 172 gerai milik mitra. “Kami punya mitra baru di Aceh dan Sorong, Papua,” ujar Dana Pirhadi, pemilik Pota Potatoes.

Menurut Dana, usahanya berkembang berkat dukungan promosi yang gencar. Selain mempromosikan Pota Potatoes di beberapa media massa, mitra yang bergabung pun menjadi sarana promosi juga.

Pasalnya, mitra Pota Potatoes kerap memberikan testimoni positif mengenai bisnis yang ia jalankan. Hal ini menyebabkan calon mitra menjadi kian tertarik berbisnis bersama Pota Potatoes. Tak jarang, berkat testimoni itu banyak calon mitra baru yang tertarik untuk bergabung.

Meski kompetitor semakin banyak, Dana tetap optimistis bisa bersaing. Ia menyiasatinya dengan rajin menambah menu baru, seperti pota hasbro, pota finchi, dan stik kentang bumbu mayonaise. Selain berbentuk stik, ada pula bentuk nugget.

Sejauh ini, walaupun harga bahan baku sudha naik, Dana belum mengerek harga jual produk. Satu porsi Pota Potatoes masih dibanderol Rp 6.000 hingga Rp 12.000.

Paket investasi yang ditawarkan pun masih sama. Pota Potatoes menawarkan tiga paket investasi. Paket booth dengan besaran investasi Rp 5 juta dan Rp 7 juta. Kerjasama ini berlaku masing-masing tiga tahun dan lima tahun.
 
Sementara, paket ketiga dalah paket lengkap. Investasinya Rp 30 juta. “Hingga kini, kebanyakan mitra mengambil paket lengkap, karena tidak mau repot beli perlengkapan sendiri,” papar Dana.

Supaya bisa bertahan, bahkan berkembang lebih pesat, Dana berniat lebih gencar lagi berpromosi. Bukan hanya di media cetak, tapi juga merambah promosi di radio. Ia menargetkan bisa memiliki total 215 gerai Pota Potatoes hingga penghujung tahun ini. “Kami mengincar Indonesia Timur, seperti Sulawesi, Ambon, dan Papua. Karena untuk Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan sudah kami kuasai,” klaimnya.

Twister Chip

Twister Chip berdiri sejak 2006, di bawah bendera PT Tata Cipta Megapelangi. Keunggulan usaha ini adalah menawarkan menu kentang goreng dengan beragam bentuk unik, mulai dari twister atau tornado, stik, nuget hingga tofu kentang.
 
Lantaran banyak peminat, manajemen Twister Chip pun mulai menawarkan peluang kemitraan dua tahun kemudian. Nah, saat KONTAN mengulas tawaran kemitraan kentang renyah ini pada tahun lalu, sudah ada 94 gerai.

Selama kurang lebih setahun terakhir, ada tambahan 26 gerai baru. Jadi, kini tercatat total ada 120 gerai Twister Chips yang tersebar di seluruh wilayah tanah air. "Bulan ini malah ada dua mitra baru lagi, tapi masih proses," kata Yenny, Manajer Twister Chips.

Menurutnya, saban bulan, biasanya ada penambahan dua hingga lima mitra baru. Hal ini tak terlepas dari semakin beragamnya pilihan paket investasi yang ditawarkan.

Sebelumnya, Twister Chips hanya menawarkan dua paket  investasi, yaitu paket counter dan paket upgrade. Mulai tahun ini, jenis paket itu berubah, sekaligus bertambah menjadi tiga pilihan. Pertama, paket outdoor dengan besaran investasi Rp 28,8 juta. Lalu, paket upgrade mall seharga Rp 33, 8 juta. Terakhir,  paket booth indoor senilai Rp 48,8 juta. Paket booth indoor ditujukan untuk lokasi gerai di mal yang lebih luas.

Selain memperbanyak pilihan paket investasi, Twister Chips juga rajin menciptakan inovasi menu supaya bisa bersaing. Tiga menu yang baru diluncurkan, yaitu chicken fillet, calamari, dan tandori. Harga jual ke konsumen masih sama, yaitu berkisar Rp 7.000 - Rp 15.000 per porsi.

Yenny menilai, usaha ini masih berprospek bagus dan keuntungannya menggiurkan. "Walaupun ada pasang surutnya, tapi secara keseluruhan bagus. Paling ramai saat libur anak sekolah," paparnya.

Kondisi ini terbukti dengan tidak adanya mitra yang tutup sampai saat ini. Bahkan, Yenny mengaku, omzet mitra di Manado bisa mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per hari.

Meski kompetitor kian banyak, ia tetap yakin usahanya menjadi pilihan masyarakat. "Kami pioneer, masyarakat sudah kenal brand kami," tukas Yenny.

Kiya Potatoes

Gerai Kiya Potatoes didirikan pertama kali di wilayah Rawamangun, Jakarta, pada tiga tahun lalu. Terakhir, KONTAN mengulas tawaran kemitraan ini pada Agustus 2012, tercatat ada 9 gerai yang tersebar di Jakarta dan Cibinong.

Hampir setahun berselang, jumlah gerainya meningkat menjadi 30 gerai, yang tersebar di Jabodetabek, Semarang, Solo hingga Tegal. Rinciannya, lima gerai milik pusat, dan sisanya milik mitra.

Banyak perubahan yang dilakukan manjemen Kiya Potatoes. "Internal manajemen pun terus kami perkuat, ini yang bikin usaha kami bisa berkembang," papar Mutoharoh, pemilik Kiya Potatoes.

Salah satu perubahan yang dilakoni adalah pilihan paket investasi yang lebih banyak. Dulu, hanya ada satu paket investasi senilai Rp 4 juta. Kini, calon mitra punya tiga pilihan paket, yaitu Tipe A senilai Rp 5 juta, Tipe B Rp 7,5 juta, dan Tipe C dengan besaran investasi Rp 10 juta.

Perbedaannya hanya dalam bentuk booth dan jumlah bahan baku yang didapat  mitra. "Kalau Tipe C, bentuk booth-nya lebih eksklusif," ujar Mutoharoh.  

Soal menu, Mutoharoh mengaku, belum akan menambah varian rasa stik kentang Ia mengklaim, dengan delapan varian rasa yang ada sekarang saja, sudah cukup menjual. “Apalagi yang blackpepper dan pedas hot sangat diminati  konsumen,” klaimnya.

Dengan adanya pilihan paket yang lebih banyak, serta manajemen yang lebih kuat,  Mutoharoh yakin usahanya bisa berkembang. Ia membidik tambahan 30 gerai lagi hingga tutup tahun ini. “Kami siap menerima mitra di daerah manapun. Segala aspek memang telah kami persiapkan untuk bisa menampung aspirasi atau keinginan mitra dari seluruh Indonesia,” ungkapnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×