kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis warung kopi tetap merebak


Selasa, 30 Oktober 2012 / 13:31 WIB
Bisnis warung kopi tetap merebak
ILUSTRASI. Hasil Piala Super Jerman Dortmund vs Bayern: The Bavarians bekuk Die Borussen 1-3


Reporter: Revi Yohana, Noverius Laoli, Marantina | Editor: Tri Adi

Meski tampil hitam dan berasa pahit, kopi tetap menawarkan kenikmatan yang mantap. Apalagi, kopi kini tak hanya digemari oleh orang tua tapi sudah menyebar ke segala kalangan.

Ini pula yang menyebabkan bisnis warung kopi merebak di mana-mana. Mulai dari warung kopi sederhana sampai kafe-kafe mentereng di hotel dan pusat belanja.

Sekadar menyajikan secangkir kopi, bisnis warung kopi tak bisa dianggap enteng. Apalagi, persaingan di bisnis ini  cukup ketat. Terlebih, banyak pemain bisnis ini yang melebarkan sayap lewat tawaran kemitraan.

Untuk memahami lebih dalam soal perkembangan bisnis warung kopi, KONTAN mencoba mengulas kembali tiga kemitraan warung kopi. Ketiganya telah beroperasi dua tahun atau lebih. Berikut ulasannya:


Frosaty Blend Coffee

Usaha Frosty Blend Coffee bernaung di bawah bendera PT Tatacipta Mega Pelangi. Perusahaan ini berdiri sejak 2009 di Jakarta Pusat. Frosty menjual aneka minuman kopi dan sudah menawarkan kemitraan sejak 2010.

Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan Frosty Februari 2011, Frosty memiliki 10 mitra. Setahun berselang, Frosty berkembang pesat. Saat ini, Frosty memiliki 20 mitra yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Solo, Semarang, Makasar, Medan, dan Samarinda

Henny Tan, pemilik Frosty mengatakan, pertumbuhan jumlah mitra Frosty tak terlepas dari strategi pemasaran  jitu, misalnya buy 1 get 1 free. "Jadi, cukup bayar satu gerai saja, mitra bisa dapat dua gerai," kata Henny. Promosi ini masih berlaku sampai bulan ini. Pada awal 2012 lalu, promosi ini berhasil mendongkrak jumlah mitra Frosty.

Frosty menawarkan kemudahan berusaha yakni tidak memerlukan kemampuan khusus. Dengan pelatihan dari kantor pusat, mitra bisa menguasai metode pembuatan kopi dalam waktu singkat.

Meskipun jumlah mitra menjamur, Henny meminta para mitranya tidak lengah. Soalnya, persaingan di bisnis ini cukup ketat. Maka, Henny tetap fokus untuk mempromosikan Frosty melalui internet dan media massa.

Kekuatan Frosty Blend Coffee ada pada varian es kopi yang mereka tawaran yang mencapai 15 macam. Diantaranya, cookies and cream, java chocochip, hazelnut chocochip, dan tiramisu.

Selain es kopi, Frosty Blend Coffee juga menyediakan kopi hangat dengan aneka rasa, seperti espresso, tiramisu latte, dan caramel latte.

Untuk makanan, mereka menjual pancake dengan pelbagai rasa, semisal, blackpepper and cheese fries, sosis bakar BBQ dan blackpepper, serta spaghetti carbonara. Harga aneka kopi dan makanan tersebut berkisar Rp 9.000 hingga Rp 25.000 per porsi. Harga ini belum mengalami perubahan sejak tahun lalu.

Ada tiga paket kemitraan yang mereka tawarkan yakni tipe counter Rp 28 juta, tipe booth Rp 38 juta dan tipe bar Rp 58 juta. Masing-masing target omzet mulai dari tipe counter Rp 7 juta per bulan, tipe booth dengan omzet Rp 13 juta, sementara tipe bar target omzet Rp 24 juta.

Berdasarkan pengalaman selama ini, Henny mengaku, omzet yang diperoleh mitra sudah sesuai dengan target yang dijanjikannya. Frosty juga tak berencana mengubah nilai investasi paket-paket kemitraannya.


Streetbooth Coffee

Di Semarang, Jawa Tengah ada Streetbooth  Coffee yang beroperasi sejak 2010. Pemiliknya, Wesley Hermawan dan  Yasa April. Awalnya, nama usaha kopi seduh ini adalah Streetbucks Coffee. Akan tetapi, merek itu digugat oleh perusahaan ternama pada Juni  2011. Hingga akhirnya, merek Wesly dan Yasa mengubah merek menjadi Streetbooth Coffee.

Ketika KONTAN mengulas usaha kopi ini tahun lalu, Streetbooth telah memiliki 44  mitra. Saat ini, mitra mereka bertambah menjadi 64 mitra yang tersebar  di pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan.

Wesley  masih menawarkan kerjasama investasi dengan biaya yang sama sebesar Rp  3,5 juta. Dari biaya itu, mitra akan mendapatkan merek selama satu  tahun. Sementara, untuk booth, investor bisa membeli dari pusat seharga  Rp 1,5 juta dengan bahan fiber dan Rp 2 juta berbahan kayu.

Streetbooth Coffee kini memiliki 18 varian rasa. Namun, bahan baku utamanya hanya enam, yakni kopi orisinal, capuccino, coffeemix, kopi hitam, coffee bland, dan coffee cream. Dari enam bahan baku itu, mitra bisa mencampur  dengan bahan lain seperti blueberry, strawberry.

Tahun ini mereka menawarkan minuman coklat dengan varian coklat original, white chocolate, dan dark chocolate. Tapi, Streetbooth membebaskan para mitra untuk memilih bahan baku yang ingin mereka jual di warung kopinya.

Soal harga, kini sudah lebih mahal ketimbang tahun lalu. Jika sebelumnya  mitra membeli satu cup kopi dengan harga Rp 1.500 kepada kantor pusat, kini harganya naik menjadi Rp 1.700 per cup. Cuma, harga jual ke konsumen tidak ikut naik. "Saya sarankan harga jual tetap sama di kisaran Rp 5.000-Rp 7.000 tiap cangkir," kata dia.

Kini Streetbooth Coffee  terus mendorong para mitranya untuk memperluas usaha menjadi kedai kopi, bukan sekadar booth. Salah satu mitra yang sudah melakukan perubahan ini ada di Serang, Banten. Nah, tahun depan, Wesley berencana menambah paket investasi kedai kopi.

Ia menargetkan, tahun ini bisa menggandeng 80 mitra. Lalu mencoba ekspansi lokasi-lokasi seperti kampus dan rumah sakit. Selama ini, mitra Streetbooth Coffee kebanyakan berlokasi di supermarket.


Misterblek Coffee

Kalau dua kemitraan kopi masih tumbuh pesat, lain halnya dengan Misterblek Coffee yang berpusat di Bogor. Usaha yang telah berdiri sejak Juni 2006 dan menawarkan kemitraan mulai November 2007 ini, pernah mengenyam masa kejayaan dengan memiliki 180 gerai. Tapi kini tinggal 30 gerai yang tersisa.

Saat KONTAN mengulas tawaran kemitraan ini pada Maret 2008 lalu, Misterblek baru memiliki 15 gerai. Sembilan diantaranya milik mitra, dan enam lain milik sendiri. Gerai berlokasi di Jabodetabek dan Bandung.

Menurut staff marketing Misterblek, Mohamad Rosid, menjelaskan, dari 30 gerai yang aktif, dua diantaranya milik sendiri, sementara 28 gerai lainnya dimiliki mitra. "Milik pusat yang sebelumnya sudah dialihkan ke mitra," tutur Rosid.  Mitra yang masih ada tersebar di Jabodetabek, Sukabumi, Medan, dan Samarinda.

Surutnya jumlah gerai Misterblek antara lain karena persaingan yang ketat. Selain itu, strategi pemilihan lokasi kurang pas sehingga seringkali tidak bisa menutup biaya operasional. Lalu banyak karyawan yang sudah terlatih pilih hengkang.

Meski begitu, kini Misterblek mencoba untuk terus berbenah dan masih menawarkan kemitraan bagi yang berminat. Misterblek tetap menawarkan paket investasi yang sama yakni paket Rp 3,5 juta dan paket Rp 8,5  juta. Paket  Rp 3,5 juta merupakan paket mini, mitra hanya mendapatkan meja portable, perlengkapan membuat kopi, serta bahan baku awal dan pelatihan karyawan. Sementara, untuk paket Rp 8,5 juta, mitra akan mendapatkan  booth permanen.

Sejak 2010, Misterblek menawarkan paket mini kafe dan paket kafe. Paket mini kafe harganya Rp 15 juta, sedangkan paket kafe Rp 45 juta. Kini Misterblek juga mencoba paket berjualan di mobil tapi belum terlihat hasilnya. Bagaimana masih berminat?       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×