Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Tri Adi
Dalam ilmu fengsui, logo berperan penting bagi sebuah perusahaan. Logo yang sesuai dengan fengsui diyakini dapat membawa hoki bagi perusahaan. Agar hoki, kini, banyak perusahaan membuat logo berdasarkan fengsui.
Desain logo, ternyata, tidak hanya soal daya tarik dan estetika. Bagi sebagian besar perusahaan, logo juga diyakini bisa membawa hoki alias keberuntungan. Menangkap fenomena ini, Jessica Diana Kartika menawarkan jasa pembuatan desain logo berdasarkan unsur-unsur fengsui.
Lulusan Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra, Surabaya, ini mulai menawarkan jasa pembuatan logo berdasarkan rumusan fengsui sejak tahun 2010. "Tepatnya sejak saya lulus kuliah," ujarnya.
Di Indonesia sendiri, penggunaan fengsui untuk desain logo perusahaan masih tergolong baru. Boleh dibilang, Jessica-lah pelopor yang memadukan ilmu desain dan fengsui. Kemampuannya mendesain logo diperoleh dari bangku kuliah, sementara ilmu fengsui dipelajarinya langsung dari sang ayah yang merupakan ahli fengsui.
Jessica menawarkan jasanya di bawah bendera usaha bernama Fengshui untuk Logo. Pelanggannya berasal mulai dari instansi pemerintah yang hendak menggelar event khusus hingga perusahaan swasta, baik lokal maupun asing. "Dari luar negeri, saya mendapat pelanggan seperti dari Prancis dan Amerika Serikat," ujar Jessica.
Membuat logo berdasarkan ilmu fengsui, menurut Jessica, harus mampu menyelaraskan antara karakter pemilik usaha, tanggal peluncuran bisnis, serta gambar logo yang akan digunakan.
Jika tidak sesuai fengsui, bisa jadi bisnis yang dijalankan berpotensi macet. Sebaliknya, jika sudah pas, tidak tertutup kemungkinan akan berkembang baik.
Tarif ia banderol berdasarkan sistem paket. Terdapat lima paket yang ditawarkan dengan tarif berkisar Rp 12 juta - Rp 48 juta. Harga setiap paket berbeda, tergantung fasilitas tambahan yang diberikan, seperti merchandise atau pendaftaran hak merek dan hak cipta.
Misalnya, paket ultimate dengan harga Rp 48 juta. Pemesan paket ini tak perlu lagi repot-repot mengurus izin hasil pembuatan logo kepada Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Kementerian Hukum dan HAM. "Perusahaan tinggal pesan dan kami mengurusnya semuanya," jelasnya.
Dari usaha ini, Jessica mendapat omzet Rp 100 juta per bulan. Kini, usahanya terus berkembang. "Selain di Surabaya, kami juga buka kantor cabang di Jakarta dan Semarang," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News