kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.613   31,00   0,19%
  • IDX 6.941   108,19   1,58%
  • KOMPAS100 1.005   17,72   1,79%
  • LQ45 779   13,86   1,81%
  • ISSI 220   2,34   1,07%
  • IDX30 404   6,86   1,73%
  • IDXHIDIV20 476   8,71   1,86%
  • IDX80 113   1,67   1,50%
  • IDXV30 116   1,41   1,23%
  • IDXQ30 132   2,66   2,06%

Budidaya ayam kapas sama seperti ayam lain (2)


Kamis, 15 Oktober 2015 / 13:49 WIB
Budidaya ayam kapas sama seperti ayam lain (2)


Reporter: Merlina M. Barbara, Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Pada dasarnya, membudidayakan ayam kapas hampir sama dengan ayam kampung atau jenis lainnya. Pemeliharaan ayam kapas bisa dengan diumbar, kandang terbatas, atau kandang khusus.

Menurut Nunung Setyawan, pembudidaya asal Sleman, Yogyakarta, ayam kapas mudah dipelihara dan produktivitasnya stabil. Peluang usaha ternak ayam kapas juga minim resiko karena ayam kapas berbeda dengan ayam pedaging, karena ayam jenis ini tahan terhadap penyakit unggas.

Nunung bilang, proses beternak ayam hias ini bisa menggunakan sistem umbaran atau koloni. Satu pejantan bisa dikasih 3 sampai 5 betina sekaligus.

Yang penting, lahan budidaya harus bertanah. Sebab, ayam kapas suka melakukan umbaran alias menggaruk-garuk tanah. Jadi, kandang tidak melulu harus berbentuk kayu dan bertingkat. Jika kandang selalu tertutup, ayam bisa stres.

Untuk mempercepat produksi anakan ayam kapas, Nunung biasanya menggunakan mesin penetas buatan sendiri. Maklum, ayam kapas juga dikenal sebagai ayam petelur. Ayam hias ini mampu menghasilkan telur dalam jumlah banyak dengan rentan waktu yang cepat.

Biasanya, ayam kapas mulai produktif bertelur pada usia enam bulan. "Tapi, basa aktif bertelur ayam kapas pada usia 15 bulan. Pada usia ini, biasanya ayam kapas bisa bertelur hingga 200 butir per tahun,” kata Nunung.

Jaja Sumarja, pembudidaya ayam kapas asal Bogor, Jawa Barat menambahkan, suhu dan tingkat kelembapan mesin penetas harus diperhatikan. Idealnya, suhu mesin penetas 39 derajat celcius dengan tingkat kelembaban 60-70 derajat celsius. "Jika terlalu kering, maka telurnya akan rusak," kata Jaja.

Sama seperti proses pengeraman telur oleh indukan, penetasan melalui mesin juga dilakukan selama 21 hari. Setiap sepekan sekali, telur yang sudah menetas langsung dipindahkan ke mesin. Tujuannya untuk merangsang indukan lebih aktif bertelur.

Jaja menambahkan, agar terhindar penyakit, kandang ayam harus selalu dijaga kebersihannya. Kandang jangan dibiarkan becek dari air. Hal ini bisa menimbulkan banyaknya kotoran yang menempel pada bulu ayam.

Selain itu, ayam kapas harus diberi asupan pakan yang bergizi dan bernutrisi lengkap. Pakan diberikan dua kali sehari pada pagi dan siang hari. Untuk pengganti vitamin, ayam kapas bisa diberikan sayuran yang diris halus dan dicampur dengan pakan. Selain sayur, nasi sisa bisa dikonsumsi ayam kapas.

Jaja bilang, biaya perawatan ayam kapas tak terlalu besar. Untuk pakan, biasanya Jaja mengeluarkan biaya Rp 70.000 untuk membeli pakan 10 kilogram per pekan. Biaya rutin lainnya adalah keperluan vaksinasi dua bulan sekali sebesar Rp 20.000.       

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×