kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Budidaya dan fulus dari merpati balap tak ingkar janji (Bagian 2)


Sabtu, 13 April 2019 / 10:55 WIB
Budidaya dan fulus dari merpati balap tak ingkar janji (Bagian 2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Burung dara atau merpati merupakan salah satu jenis burung yang sudah familier untuk dibudidayakan. Jenis merpati yang sudah umum diternakkan antara lain merpati pedaging, merpati pos dan merpati balap.

Bagi masyarakat Indonesia ternak burung merpati adalah sebuah hal yang lumrah. Di Indonesia sendiri, merpati balap memiliki cukup banyak penggemar. Bahkan para penggemar merpati balap ini tergabung dalam sebuah komunitas Persatuan Penggemar Merpati Balap Sprint Indonesia (PPMBSI).

Pecinta merpati balap juga tidak terbatas dari kalangan atas, tetapi hampir semua lapisan masyarakat telah lama menyukai permainan adu kecepatan merpati ini. Menurut Fajar Wijayako, pemilik Davinci Birdfarm asal Cibinong, Jawa Barat, beternak merpati balap sebenarnya termasuk kegiatan mudah. Namun ada satu syarat yang wajib dipenuhi dan tidak bisa dikesampingkan, yaitu memahami faktor keturunan dari unggas yang dibudidaya. Peternak musti mengenal keturunan atau gen ini.

"Kami menyebutnya trah, tiap merpati balap punya trah. Biasanya, trah unggulan berasal dari merpati balap yang sudah tak diragukan kualitasnya. Trah unggulan juga belum tentu bisa menghasilkan kualitas yang sama seperti moyangnya," jelas Fajar kepada KONTAN.

Mengingat faktor keturunan sangat diperhitungkan dalam budidaya merpati balap, maka, proses pemilihan indukan merupakan salah satu bagian terpenting. Sebab indukan sendiri merupakan penentu utama untuk mendapatkan keturunan yang berkualitas baik.

Fajar mengatakan indukan unggul memiliki beberapa kriteria. Seperti sepasang indukan harus dalam kondisi sehat, tidak cacat dan berusia produktif antara satu tahun sampai 1,5 tahun. "Indukan unggulan ini juga bisa dilihat dari sisi fisik burungnya, biasanya punya bentuk paruh yang besar dan badannya tegap," kata Fajar.

Biasanya, budidaya merpati balap untuk tahap awal dilakukan di dalam kandang saja. Baru setelah berumur di atas empat bulan, si merpati bisa dilatih di lapangan.

Selain memilih indukan yang unggul, hal lain yang juga harus diperhatikan adalah proses perawatan dan pemeliharaan. Alif Nurrohman, peternak merpati balap sekaligus pehobi asal Purwokerto, Jawa Tengah mengatakan kebersihan kandang dan manajemen pakan adalah dua hal penting dalam proses perawatan.

Kandang itu wajib dibersihkan tiga hari sekali atau maksimal seminggu sekali.

"Airnya diganti, kotorannya dibersihkan dan diberi insektisida untuk mengusir serangga yang berbahaya. Kandang yang bersih bisa membuat burung lebih sehat," ujar Alif.

Sedangkan manajemen pemberian pakan juga harus dilakukan dengan selektif. Lantaran burung merpati termasuk jenis burung yang doyan makan.

Biasanya, pemberian pakan dilakukan di luar kandang untuk melatih merpati balap agar tidak asing dengan lingkungan dan dunia luar.

"Jenis pakan bisa pakai voer khusus burung atau biji-bijian, seperti padi, gandung dan jagung. Disesuaikan ukuran tubuh si burung," jelas Alif. Merpati balap harus rutin dilatih di ruang terbuka pukul 09.00-11.00 saat udara masih segar.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×