kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Budidaya lobster air tawar masih potensial (1)


Rabu, 14 Januari 2015 / 18:22 WIB
Budidaya lobster air tawar masih potensial (1)


Reporter: Izzatul Mazidah, Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Permintaan lobster air tawar kini kembali meningkat, setelah beberapa tahun silam sempat meredup. Tidak hanya digunakan sebagai hewan hias di akuarium, namun lobster air tawar kini juga makin dicari untuk dikonsumsi. Rasanya yang jauh lebih gurih ketimbang lobster air laut menjadi salah satu pemicunya.

Udang raksasa ini juga mengandung residu yodium lebih rendah. Jenis lobster air tawar sangat beragam, namun yang paling banyak dikembangkan di Indonesia adalah jenis lobster Cherax quadricarinatus atau dikenal dengan redclaw atau crayfish. Habitat asli hewan ini berasal dari Australia.

Permintaan lobster air tawar di dalam negeri masih  cukup besar, apalagi kini lobster air tawar sudah makin populer di kalangan para pecinta makanan laut. Emil Hardi, pembudidaya lobster air tawar asal Medan, Sumatra Utara, mengatakan, harga jual lobster air tawar lebih tinggi dibanding dengan  komoditas air tawar lain.

Saat ini harga lobster air tawar ukuran 100 gram sekitar Rp 150.000 per kilogram (kg). Emil membudidayakan lobster di lahan seluas dua hektare (ha). Menurut pria yang sudah membudidayakan lobster air tawar selama tujuh tahun ini, pada dua tahun terakhir, permintaan lobster air tawar terus meningkat.

Emil baru bisa memenuhi permintaan lobster air tawar untuk kawasan Sumatra Utara. Seminggu sekali, dia memasok lobster ke restoran, hotel, dan kafe. Dia juga bekerjasama dengan peternak lobster lain untuk memenuhi permintaan.

Panen lobster air tawar dilakukan setiap enam bulan sekali. Kolam seluas 1 meter (m) x 1 m dapat menghasilkan sekitar 1 kg lobster. Emil mengaku bisa mendapatkan hasil 2 ton lobster dalam sekali panen. Dengan harga jual Rp 150.000 per kg, ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 50 juta per bulan dengan margin keuntungan hingga 100%.

Dia relatif tidak mengeluarkan pengeluaran untuk pakan lobster. Emil bilang, lobster yang dia budidayakan diberi pakan keong yang dia ambil dari sawah. Selain itu, sisa jeroan dan usus perut ayam yang tidak bisa dijual juga dia gunakan untuk pakan lobster. "Paling saya hanya beri pelet beberapa kali saja untuk variasi," kata Emil.

Rony Irawan, pembudidaya lobster air tawar lainnya asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengatakan, harga jual lobster di Kalimantan berkisar Rp 135.000 per kg. Dengan memiliki lahan hampir 1 ha, Rony bisa memperoleh sekitar 1.600 kg lobster sekali panen. Omzet yang bisa dia raih sekitar Rp 35 juta per bulan.

Dengan produksi sebesar itu, Rony mengaku, sampai sekarang dia masih kesulitan memenuhi semua permintaan dari restoran dan hotel yang membeludak.          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×