Reporter: Revi Yohana, Marantina | Editor: Havid Vebri
Tanaman wijen atau sesanum indicum merupakan tanaman perdu atau semak-semak yang dapat tumbuh baik di lahan kering. Jadi, untuk budidayanya bisa dilakukan di tanah pekarangan, lahan tegal, atau pun lahan persawahan.
Dengan perawatan yang cukup, dalam tiga sampai empat bulan wijen sudah bisa dipanen. Wijen bisa tumbuh di lahan kering karena memang memerlukan suhu yang cukup tinggi. Makanya, wijen cocok dibudidayakan di wilayah tropis dengan suhu 25 - 27 derajat celsius.
Kendati tahan terhadap kondisi kering, wijen juga tetap butuh pengairan atau sumber air yang cukup, agar hasil yang didapat bisa berkualitas. "Saya sangat menyarankan menanam wijen dekat pantai, hasilnya sangat bagus," ujar Yudha, petani wijen asal Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dari pengalamannya membudidayakan wijen sejak 1994, menanam wijen di daerah dekat pantai dapat memberikan hasil dengan kualitas tinggi. "Tempat tersebut kering dan tropis namun tetap ada cukup pengairan," ujarnya.
Untuk ketinggian lahan, wijen bisa ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi sampai 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Setelah menemukan lahan yang cocok, tinggal mencari bibit wijen. Bibit tanaman ini bisa dicari di pasaran. Bibit juga bisa dipilih dari tanaman wijen yang berbuah banyak sebelum panen.
Setelah biji wijen dibersihkan, lalu jemur di bawah terik matahari. Waktu untuk menanam biasanya dipilih menjelang musim kemarau. Mula-mula tanah dipacul hingga gembur. Bila tanahnya agak keras, boleh dibajak selama satu sampai dua kali. Setelah itu, biji ditanam di dalam lubang dengan kedalaman 5 centimeter (cm). Setiap lubang dapat diisi empat sampai lima biji wijen.
Selanjutnya lubang ditutup kembali dengan tanah. Jarak antara satu lubang dengan yang lainnya 20 cm - 30 cm. Lakukan penyiraman di pagi hari secukupnya. "Jangan sampai terlalu berair karena wijen tak mau tumbuh," ujar Yudha.
Setelah satu bulan bisa dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk urea. Pemupukan ini cukup dilakukan sekali hingga panen. Setelah itu petani tinggal rutin menyiram tanaman sekali dalam sehari.
Petani wijen lainnya, Aris menambahkan, tanaman wijen tergolong tahan terhadap hama penyakit. "Yang penting perhatikan perairan lahannya," ujarnya.
Bila lahan tergenang air, maka tanaman langsung mati. “Saya sempat gagal panen karena pengairannya tidak bagus,” kata dia.
Aris bilang, wijen sudah bisa dipanen dalam usia tiga hingga empat bulan. Pada lahan seluas 100 hektare, bisa menghasilkan 1-2 ton wijen sekali panen.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News