kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Busana tradisional dan modern, buat Lenny mendunia


Selasa, 01 Desember 2009 / 01:23 WIB
Busana tradisional dan modern, buat Lenny mendunia


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

ADA banyak nama desainer busana pengantin yang cukup disegani di Tanah Air. Daftar designer kondang ini tak melulu berisi perancang senior, lo. Para perancang busana pengantin muda pun mulai unjuk gigi.

Salah satunya Lenny Agustin Ernawati. Desainer kelahiran Surabaya ini baru mulai berkiprah di dunia desain pada 2002. Meski terhitung relatif baru di dunia fashion, karena memiliki kekhasan, gaun rancangan wanita ini banyak diminati pengantin. Mereka menyukai gaun bikinan Lenny yang selalu memadukan unsur tradisional dan modern.

Tapi jangan heran. Sejak kecil, Lenny memang sudah bercita-cita menjadi desainer. "Karena kebanyakan baca cerita dongeng tentang puteri, jadi tertarik ingin buat bajunya," kenangnya. Maka, ia pun menempuh pendidikan mode di tiga sekolah yaitu Akademi Seni Rupa & Desain (ISWI), Bunka School of Fashion, dan La Salle College. Ia mengawali kariernya tahun 2002 dengan membuka butik di Jakarta.

Waktu itu, Lenny bilang, arah desainnya belum jelas. Tapi, pada 2003, dia mengikuti lomba merancang busana perkawinan bergaya internasional yang diadakan salah satu majalah perkawinan di Jakarta. Tak disangka, desain gaun pengantinnya yang memadukan gaya modern dan kebaya tradisional, berhasil menjadi juara pertama. Sejak itulah, orang mulai melirik desainnya.

Dia bahkan dikenal sebagai desainer busana pengantin baik berupa kebaya maupun bergaya internasional. Selama ini, ia menggunakan brand Lenny Agustin. Menurut Lenny, kini sudah ratusan gaun pengantin yang dirancangnya. Kliennya tidak hanya kalangan umum, tapi juga artis dan pejabat.

"Target konsumen saya kalangan menengah-atas," tuturnya. Setiap bulannya, dia bisa menjual sekitar 10 gaun pengantin. Sayang, ia enggan menyebut harga produknya. Namun, konon harga jual pakaian pengantin rancangan wanita ini minimal Rp 10 juta. Maka jika benar, ini artinya omzetnya bisa mencapai sekitar Rp 100 juta per bulan.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Bendahara Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini tidak hanya berkreasi menciptakan gaun pengantin. Sebab, sedari awal, dia memang ingin berkreasi membuat semua jenis baju. Makanya, sejak 2008, dia meluncurkan merek Lennor untuk baju siap pakai yang didesainnya. Saat ini, dia memiliki satu butik di Jalan Setiabudi, Jakarta, untuk memajang koleksi busana pengantinnya yang berlabel Lenny Agustin. Ia juga punya outlet Lennor di Pasaraya Grande, Alun-Alun Grand Indonesia, dan Mall Kelapa Gading 3.

Agar lebih dikenal, Lenny selalu berusaha untuk sering muncul di majalah dan sering melakukan show. Bahkan, selain di dalam negeri, ia juga sudah pernah ikut show di Jepang. Setidaknya, dalam setahun dia mengadakan 5 sampai 7 kali show kecil, baik di Jakarta maupun daerah. Dia juga sudah dua kali melakukan show tunggal di Jakarta.

Sederet penghargaan juga sudah diraih perempuan bertubuh mungil ini. Yang terbaru dia meraih penghargaan Up Coming Star Designer dari A Plus Magazine. Selain itu, dia juga memperoleh penghargaan Sebagai The Most Outstanding woman 2009 dari Kantor Berita Antara. Nah, supaya terus bisa bersaing dengan perancang busana lainnya, Lenny bilang, sebagai perancang ia selalu selalu berusaha meningkatkan kualitas layanan untuk para pelanggannya.

"Tapi yang utama, kita harus mempunyai ciri khas, sehingga klien bisa menentukan lebih masuk ke desainer yang mana. Jadi, kita akan punya klien yang setia" ujarnya. Tentu, ia juga ingin anak-anak muda menyukai karyanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×