Reporter: Elisabeth Adventa, Jane Aprilyani, Maizal Walfajri, Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - JAKARTA Sama halnya dengan sandang, papan dan pangan, kini perawatan tubuh juga menjadi kebutuhan utama. Bagi kaum hawa, cantik dan bugar adalah tujuan melakukan perawatan mulai ujung rambut sampai ujung kaki.
Besarnya potensi pasar bisnis salon kecantikan membuat kian pemainnya. Ada yang berhasil bertahan, namun ada pula yang umur bisnisnya hanya sekejap mata. Sejumlah inovasi pun diciptakan demi memikat pelanggan.
Pada review minggu ini, KONTAN akan mengulas tawaran kemitraan dari tiga salon kecantikan, yaitu Moz5 Salon, Salon Daniel Amanta dan Khodijah Muslimah Centre (KMC). Ketatnya persaingan menimbulkan aneka kendala dan tantangan. Bagaimana perkembangan kemitraan bisnis salon kecantikan tahun ini? Berikut ulasannya.
Moz5 Salon
Salah satu pemainnya adalah Yulia Astuti yang mengembangkan salon muslimah Moz5. Saat diulas KONTAN pada November 2016, dia sudah membuka 25 gerai. Rinciannya, 18 gerai milik mitra dan tujuh lainnya milik pusat.
Moz5 Salon beroperasi sejak 2002 dan mulai menawarkan kemitraan pada tahun 2004. Kini, bisnis Moz5 Salon masih tetap cantik. Ada 24 gerai yang tersebar di Jabodetabek, Solo, Surabaya, Yogyakarta, dan Malang. Berkurangnya satu gerai mitra lantaran habis kontrak.
Marketing Moz5, Derry Dwi Octora mengatakan, Moz5 sangat selektif mencari mitra. "Calon aplikasi kemitraan yang masuk masih banyak, tapi belum ada yang lolos seleksi," ungkap Derry.
Ada tiga jenis paket kemitraan Moz5. Pertama, paket salon, yang terdiri dari paket de_moz5 Salon Muslimah senilai Rp 321 juta dan paket Moz5 Salon Muslimah senilai Rp 260 juta.
Kedua, paket konsultasi. Ada dua, yakni konsultasi Salon Ruko senilai Rp 105 juta dan konsultasi Salon Rumah senilai Rp 66 juta. Melalui paket ini, mitra bisa mengembangkan salon sendiri dengan brand sendiri. Adapun kantor pusat menyediakan perlengkapan hingga pelatihan.
Ketiga, paket training dengan nilai investasi Rp 30 juta. Pada jenis paket ini, mitra sudah memiliki salon dan brand, namun butuh pendampingan dan pelatihan bagi karyawan maupun owner.
Kini, ada kenaikan biaya kemitraan. Kemitraan de_Moz5 Salon menjadi Rp 390 juta, kemitraan Moz5 Salon menjadi Rp 350 juta. Sedangkan, paket konsultasi Salon Ruko dibanderol Rp 109 juta, paket konsultasi Salon Rumah Rp 95 juta, dan paket training Rp 39 juta.
Moz5 memberikan servis lengkap ke pelanggan, mulai dari perawatan rambut, hairspa, perawatan wajah, refleksi, totok, hingga perawatan pra-nikah. "Tarif jasa pelayanan mulai Rp 36.500 sampai
Rp 1 jutaan," tutur Derry.
Kendala selama ini adalah soal sumber daya manusia. Lantaran karyawan yang berusia 18-25 tahun seringkali keluar masuk dengan berbagai alasan. "Mengatasi kendala ini, manajemen mengirimkan implementer di tiap outlet yang sedang butuh, sembari kami rekrut karyawan baru," tutup Derry.
Salon Daniel Amarta
Bisnis kemitraan salon juga digarap oleh makeup & hair stylist kondang di era 90'an, Daniel Amarta. Sepanjang tahun 2017, dia menambah dua gerai mitra Salon Daniel Amarta. Setahun lalu, Daniel sudah membuka 10 gerai mitra di Jakarta, Tangerang dan Palangkaraya.
Daniel mengatakan, lambatnya pertumbuhan gerai baru ini sebagai dampak turunnya ekonomi. Akibatnya, "Calon investor enggan tanamkan modalnya," tutur dia.
Tak hanya bisnis kemitraan, omzet salon juga merosot tajam hingga 40%. Alhasil, untuk menggenjot pendapatan dia banyak mengemas promosi seperti paket bandling colour hair, free hair cut.
Tidak hanya itu, dia pun tidak lagi mengutip royaltY fee. Alasannya, ia tak ingin membuat usaha mitra kian susah.
Meski begitu, Daniel justru menambahkan satu paket kemitraan baru, yakni paket luxury dengan nilai investasi Rp 1 miliar. Fasilitas yang diberikan, seluruh perlengkapan salon, chemical, renovasi, lokasi, sistem, dan perlengkapan tambahan lainnya.
Berdasarkan perhitungannya, waktu balik modal paket baru ini sekitar satu hingga dua tahun, dengan catatan dapat meraih target penjualan diatas Rp 100 juta per bulan. Di salon barunya ini, Daniel tentu menyesuaikan tarif layanan dengan target pasar.
Sebelumnya, Salon Daniel Amarta hanya menawarkan satu paket dengan nilai investasi Rp 50 juta. Pada kemitraan ini, fasilitasnya meliputi kerjasama selama lima tahun, karyawan berpengalaman, peralatan dan perlengkapan salon, pelatihan, promosi, desain interior-eksterior, standar operasional dan pencatatan transaksi serta bahan perawatan awal.
Bertahun-tahun menggeluti dunia salon, Daniel tak menemui kendala dalam menjalankan bisnisnya. Hingga akhir tahun ini, dia menargetkan dapat membuka tiga gerai baru. "Saya optimis bisa, saya akan getol untuk pasang iklan disemua channel," tandasnya.
Khodijah Muslimah Centre
Pelaku usaha selanjutnya, yaitu Khodijah Muslimah Centre (KMC) asal Depok, Jawa Barat. Usaha yang didirikan oleh Katrina ini berdiri sejak tahun 2008 dan mulai membuka peluang kemitraan usaha pada Maret 2015. Saat KONTAN mengulasnya pada November 2016, KMC sudah membuka dua unit gerai milik sendiri.
Saat ini, gerai KMC masih tetap, satu gerai pusat di Depok dan satu gerai cabang di Jakarta Timur. Meski begitu, Katrina sudah mendongkrak nilai investasi menjadi Rp 678 juta. Saat KONTAN mengulasnya tahun lalu, nilai investasinya masih Rp 665 juta.
Dengan modal tersebut, mitra mendapat fasilitas swimming pool & water treatment machine, renovasi, equipment & tool packages, children corner, meja, kursi dan sebagainya.
Namun, sejauh ini, Katrina masih fokus pada gerainya sendiri. Ia masih ingin menyusun ulang formula kemitraan. Mungkin sampai dua tahun ke depan, kami mau fokus untuk gerai pusat dan cabang kami sendiri, karena ada beberapa kendala.
Adapun kendala yang dialami oleh KMC adalah perbedaan harga bahan bangunan antar provinsi di Tanah Air. Terutama, untuk daerah-daerah di Luar Jawa. Maklum, dia harus membangun kolam renang yang termasuk dalam fasilitas dari pusat.
Katrina menjelaskan, jika calon mitra KMC banyak yang berasal dari luar pulau Jawa. "Beberapa waktu lalu ada calon mitra yang tertarik dari Kalimantan. Saya sudah sempat menghitung biaya pembuatan kolam renang di sana, namun ternyata melebihi budget yang kami tawarkan," papar Katrina.
Sembari membenahi formula paket kemitraan, KMC juga tengah menyiapkan gerai cabang lainnya, yakni di kawasan Jakarta Selatan. "Kami sedang siapkan di Jakarta Selatan untuk cabang kami sendiri," kata Katrina. Namun, sampai saat ini, dirinya masih mencari lokasi yang cocok.
KMC sendiri menawarkan layanan one stop muslimah life style, mulai dari salon, spa, berenang, fitnes, gym, yoga air sampai butik muslimah. Jasa perawatan salon dipatok mulai mulai Rp 75.000 hingga Rp 200.000.
KMC juga menyiapkan paket khusus diet ala muslimah yang dibanderol Rp 900.000 per paket. Paket diet ini mulai dari berenang, gym, setrika perut. "Termasuk makanannya kami siapkan juga, karena kalau paket ini ada target penurunan berat badan," pungkas Katrina.
Paket ekonomis dan servis jadi kunci
Pertumbuhan bisnis salon cukup pesat. Di kota manapun, Anda dengan mudah menemukan jasa salon kecantikan ini.
Ketua Umum Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Levita Supit menilai prospek bisnis salon kecantikan cukup baik. "Apalagi, tak hanya wanita, kini pria juga mulai memanfaatkan jasa salon ini karena ingin tampil trendi," terang Levita.
Selain itu, dari segmentasi umur, bisnis salon juga mulai mengalami perubahan. Jika dahulu hanya wanita dewasa yang mengunjungi salon, kini remaja dan anak-anak sudah akrab dengan jasa salon.
Sayangnya, lemahnya daya beli sedikit memukul usaha ini. Untuk menghadapi kendala itu, Levita menganjurkan para pemilik salon untuk fokus pada produk yang mereka tawarkan. Maksudnya, mereka harus menyesuaikan antara jenis layanan, harga dan target market.
Para pemain sebaiknya mematok harga yang terjangkau agar pasarnya jelas dulu. "Jangan memasang harga lebih mahal dari salon yang sudah lama. Salon yang lama juga sebaiknya mengemas paket ekonomis," ungkapnya.
Sedangkan untuk kendala seperti keluar - masuk karyawan, solusinya adalah adanya perjanjian antara karyawan dan pusat untuk menjaga konsistensi dalam bekerja. Dalam perjanjian tersebut bisa tertulis penalti apa yang harus dilakukan oleh karyawan jika keluar sebelum kontrak kerja selesai. "Harus ada perjanjiannya biar jelas, karena masalah karyawan ini pasti ada," ujarnya.
Selektif dalam menentukan usia dan latar belakang karyawan juga penting. "Yang sudah matang usia kerja," tutup Levita. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News